Selesai merapikan diri, Jaehyun berjalan kearah lacinya. Mengambil kotak kecil dan memasukkannya kedalam kantong celananya. Saat berbalik dia sudah melihat Taeyong yang keluar dari kamar mandi.

"Cepat sekali ganti bajunya. Padahal aku ingin menyusul"

"Cih, dasar mesum" sindir Taeyong

"Tapi si mesum ini sangat kamu cintai kan"

"Percaya diri sekali"

Taeyong berjalan ke kursi, mendudukkan dirinya dan bersandar disana. Tubuhnya masih terasa lemas saat ini.

"Jadi apa tujuan utamamu menyuruhku kesini Jae?"

"Tujuanku sudah terlaksana, baru saja"

"Hah" Taeyong melongo, benarkan tujuan Jaehyun menyuruhnya kesini hanya untuk mendapat ciumannya. Oh sungguh membuang waktu Taeyong saja.

"Kamu bercanda?" tanya Taeyong sekali lagi

"Tidak sayang aku serius"

"Huft, jika hanya seperti itu kenapa harus di sekolahan Jaehyun. kan bisa di rumah atau dimanapun" kesal Taeyong.

Melihat itu Jaehyun mendekatinya, mata Taeyong menatap Jaehyun yang berdiri di depannya. Sedikit mendudukkan dirinya di meja depan Taeyong.

Mata Jaehyun terlihat serius kali ini, dan Taeyong sadar jika wajah Jaehyun berubah saat ini.

Saat Jaehyun mengambil tangannya, Taeyong hanya diam. Melihat apa yang akan Jaehyun lakukan padanya. Tapi Taeyong sedikit kecewa, Jaehyun hanya menggenggam tangannya dan mengelus punggung tangan itu. Mata mereka saling mengunci satu sama lain.

Hingga tanpa sadar Taeyong merasakan ada sesuatu di jemari tangannya. Memutus tatapan mereka, mata Taeyong melirik ke arah tangannya. Saat tau apa yang ada di jemarinya, mulut Taeyong sedikit terbuka dengan mata melebar

"J-jaehyun ini?"

"Taeyong, ayo menikah" tangan Taeyong di tarik Jaehyun, di dekatkannya tangan itu ke bibir Jaehyun sebelum memberikan ciuman di punggung tangan Taeyong " Mari bangun rumah tangga, Aku, kamu dan anak-anak"

Jaehyun memberikan senyuman begitu manis, hingga Taeyong bisa saja meleleh saat ini.

"Hanya kita berempat. Mari berbahagia bersama. Menjalani kehidupan layaknya suami istri. Biarkan aku menjagamu dan anak-anak. Biarkan aku membahagiakan kalian." Taeyong masih diam dan berkedip pelan " Will you be mine? Will you marry me?"

Tidak tau harus berkata apa saat ini, tapi mata Taeyong mulai basah. Dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan Jaehyun padanya. Apakah ini mimpi atau hanya ilusi Taeyong. semua terasa sama. Bahkan Taeyong tidak tau dia masih berada di dunia atau berada di alam mimpi.

Hingga tangan Jaehyun menyentuh pipinya. Membuyarkan semua lamunan Taeyong saat ini.

"Apa aku mimpi?"

"Tidak sayang ini nyata."

Jaehyun menunduk, mencium kening Taeyong lama dan dalam. Sungguh Jaehyun ingin sekali memiliki Taeyong. Dia sudah tidak bisa menunggu terlalu lama. Dia takut jika Taeyong akan dimiliki oleh orang lain lagi.

Saat Jaehyun kembali menegakkan tubuhnya, Taeyong berdiri dan menubrukkan tubuhnya pada Jaehyun. Memeluk pria tampan itu dengan begitu erat.

"Kamu tidak romantis Jaehyun, kamu melamarku di ruanganmu, hiks" ucap Taeyong sambil menahan sedikit tangisannya

"Terlalu biasa sayang jika melamarmu di tempat umum atau di restauran"

"Tapi kamu membuatku kacau tadi. Sungguh tidak romantis sama sekali"

New Father (End) {Book 1}Kde žijí příběhy. Začni objevovat