Part 17

23.6K 2.7K 1K
                                    





Beberapa hari berlalu begitu cepat, Jeno masih belum kembali ke rumah. Dia masih ingin menghabiskan waktunya di rumah Minho. Mengikuti kemanapun Seola pergi. Dan tentu saja itu membuat Seola kesal.

Bukan tanpa alasan Jeno ada di rumah Minho, dia Cuma belum terbiasa dengan kehadiran Jaehyun. lagipula dia juga tidak ingin di anggap orang ketiga. Walaupun Jeno rasanya ingin menangis karena merindukan Mamanya itu.

Hari ini, Jeno memutuskan untuk pulang kerumah. Lagipula nanti malam Mark juga kembali kerumah. Jadi dia tidak perlu khawatir lagi nantinya.

"Mama~"

Jeno berteriak dari halaman rumah sampai kedalam rumah. Taeyong yang ada di dapur menyiapkan makanan menoleh, tubuhnya tiba-tiba di peluk erat oleh Jeno.

"Pulang juga kamu" ucap Taeyong sambil mengusap rambut Jeno pelan

"Maaf Ma, Jeno hanya terlalu asyik dengan kak Seola jadi melupakan Mama"

Taeyong merasa aneh dengan tubuh Jeno. Menjauhkan pelukan anaknya itu, tangan Taeyong di tempelkan di wajah Jeno. Hangat. Apa Jeno sakit?

"Adek sakit ya?"

Jeno menganggukkan kepalanya. Bibirnya mengerucu kedepan.

"Jaehyun" panggil Taeyong

Tak lama Jaehyun turun dari lantai 2, tersenyum saat melihat Jeno memeluk Taeyong. Mendekati Taeyong, tangan Jaehyun terulur mengacak rambut Jeno

"Ada apa?"

"Lanjutkan masaknya ya. Aku akan menemani Jeno. Sepertinya dia demam"

Tangan Jaehyun berpindah ke kening Jeno, dan benar saja. Tubuh Jeno terasa hangat. Raut wajah Jaehyun terlihat seperti Taeyong, khawatir. Dan itu jelas terlihat oleh Jeno.

"Ingin kedokter saja. Takutnya nanti tidak sembuh"

Jeno menggelengkan kepalanya. "Aku ingin istirahat saja di kamar"

"Ya sudah kita ke kamar" ajak Taeyong

"Naiklah, aku akan membuatkan bubur"

Jeno melirik sekilas Jaehyun, ternyata rasanya begitu nyaman di antara mereka. Ini seperti jauh dari bayangan Jeno yang sebelumnya, berfikiran buruk tentang bagaimana rasanya ada di antara Taeyong dan Jaehyun. nyatanya kini dia merasa seperti memiliki sosok baru dalam hidupnya.

Apa mungkin kakaknya juga merasakan hal yang sama, sehingga membuat Mark menginginkan Jaehyun sebagai penganti Papanya waktu itu.







Taeyong menyelimuti Jeno, berbaring di sampingnya dengan Jeno yang memeluknya. Tangannya mengelus kepala Jeno sayang.

"Ma,"

"Iya sayang"

"Maaf ya" lirih Jeno

Taeyong melirik kearah Jeno, matanya menyipit saat melihat raut wajah bersalah Jeno saat ini.

"Untuk apa?"

"Tadinya aku tidak begitu suka dengan Om Jaehyun. bahkan aku sempat ingin menolak. Tapi Jeno mulai mengerti apa yang Mama butuhkan. Jeno dan Kak Mark tidak bisa selalu untuk Mama, kami juga bukan yang terbaik untuk Mama. Melihat Om Jaehyun yang seperti ini, Aku sadar sesuatu Ma"

"Apa itu sayang?" mata Taeyong mulai basah dengan pengakuan Jeno saat ini. merasa terharu melihat Jeno yang mulai tumbuh dewasa seperti ini. Tadinya, Taeyong bahkan tidak pernah berfikir jika Jeno akan menjadi orang sedewasa Mark. Nyatanya dia salah.

New Father (End) {Book 1}Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz