"Inikah rasanya sakit hati ?,inikah yang orang-orang  bilang dengan luka tak berdarah ?,inikah rasanya ?sesakit ini" lirihnya dan lagi air matanya mengalir..

hiks...

suara tangis pilu tak dapat ia tahan lagi,ia berharap kalau ia sudah menangis berharap akan sedikit mengurangi rasa sakit di dadanya.Berbagai mantra penguat ia gumamkan terus menurus dalam hati dan fikirannya untuk mengahapus jejak laki-laki itu yang telah singgah di dalam hatinya.

*****

Sementara Shena tengah menangisi kisah cintanya,Dave yang sekarang tengah berada di Paris sedang duduk di kursi kebesarannya,ia membanting file yang ada di depannya dengan kasar hingga terdengar suara detuman keras.Dave benar-benar di buat sibuk dengan pekerjaannya yang ada di Paris,bagai mana tidak Perusahaan yang sudah ia bangun susah payah disana tiba-tiba mengalami nyaris gulung tikar setelah orang yang ia percaya untuk mengurusnya tenyata beberapa kali kalah dalam tender yang sangat besar dan lagi perusahaan Maxion yang merupakan perusahaan properti terbesar dan saingan terberatnya lah yang mendapatkan tender itu.Perusahaan itu merupakan perusahaan saingan HIlton Group dan dari dulu dua perusahaan ini selalu bersaing dalam hal itu.

 Ia mengambil Hp nya dan menyentuhnya,melihat gambar dari walpaper Hpnya memandang penuh rindu pada gadis yang tengah tersenyum itu,memandangnya seolah sebagai obat penyemangatnya selama disini tapi tak dapat ia pungkiri kalau ia benar-benar butuh gadis itu.

"Aku rasa aku akan gila "gumamnya..

bagaimana tidak setelah hampir satu minggu ia di Paris ia disibukkkan dengan pekerjaan yang meludak selama tiga hari ia mebaca data base dari perusahaan itu,mengatur strategi dan mulai mencari investor untuk perusahaannya ,ahirnya setelah beberapa hari perusahaan itu mulai stabil kembali dengan ide-ide berliannya Dave mendapatkan kembali kepercayaan dari para investor tapi bukan hanya  itu,dan itu juga belum cukup karena ia akan meninggalkan kembali perusahaan ini setelah benar-benar dikatakan stabil.

tapi dalam beberapa hari kebelakang fikirannya tidak bisa berfokus dengan benar pada perusaahaan melainkan pada gadis Asia itu,ia benar-benar merindukan gadis itu apa lagi perasaan bersalahnya pun makin membuatnya ingin sekali menemui gadis itu,ia tahu kabar gadis itu,apa yang ia lakukan dalam kesehariannya walaupun ia ada  jauh luar negeri lain karena pekerjaannya tapi ia akan mendapatkan informasi dari Barry yang tiap harinya akan memberi tahu kabar dari gadis itu .

Semalam Barry memberitahunya kalau Ibunya Betty akan memulangkan gadis itu ke asal negaranya besok,tapi sungguh ia tak ingin hal itu terjadi ada perasaan tak terima bahwa mereka tidak akan bertemu lagi walaupun sebenarnya mudah bagi Dave untuk menemukannya sekali pun gadis itu bersembunyi di lubang semut sekali pun,berfikir dan terus berfikir otaknya ahirnya membiarkan semuanya,Dave terkenal jenius dengan berbagai ide berliannya tapi untuk urusan asmara Dave belum banyak berpengalaman walaupun dia dulu sempat mencintai dan hampir menikah.

"tidak apa,aku akan  menyusul mu Chiken tentunya setelah semuanya disini selesai..ku harap kau menunggu ku"gumamnya..

*****

Akhirnya Shena menginjakkan kembali kakinya di negaranya,jam 4 sore ia turun dari pesawat pribadi milik keluarga Hilton,dengan drama tangisan antara dirinya dan Betty tak dapat ia hindari.

Malamnya Betty menemui Shena kembali,dengan gigih Betty tetap memaksa Shena agar tetap tinggal dengannya bahkan kalau ia bersedia tinggal ia akan membiyayai untuk kuliahnya.Kalau Betty bersikeras agar Shena tetap tinggal maka Shena juga tetap kukuh pada pendiriannya untuk tetap tinggal,bukan ia tidak tertarik ia amat tertarik tentang itu tapi hatinya menolak karena justru tidak akan sanggup hidup dan pasti berharap akan mendapatkan cinta Dave.Ia takut semakin jatuh hati dan akan menyebabkan sakit yang teramat lagi.

Shena menghirup udara disekitarnya melihat sekeliling bahwa benar ini bukan mimpi,ia telah kembali ke negaranya.

"Na...Shenaaa..." panggil suara yang ia kenal dengan baik dan rindukan,Shena mencari arah suara dan melihat sahabatnya tengah berlari kearahnya..

Mereka saling berpelukan tak perduli walaupun mereka menjadi pusat perhatian orang-orang,Shena teramat sangat merindukan sahabatnya itu.

"ya ampuun Na,gue seperti mimpi.ampe pangling,lo tambah cantik" puji Dita

"itu karena lo udah lama gak lihat gue makanya gue terlihat lebih cantik ha ha "

"ish...dasar,lo makin narsis aja.tapi bener gue kangen banget sama lo" ujar Dita dan lagi memeluknya.

Setelah mereka berpamitan pada Barry ahirnya Shena dan Dita pun memesan mobil online untuk pulang,Shena diantar oleh Barry seorang tidak ada Betty atau Darius karena mereka tengah sibux jadi tidak bisa mengantar Shena.

Mobil itu melaju dengan kencang perbincang diantara Shena dan Dita makin seru.sepanjang jalan mereka tak hentinya tertawa dan Shena bersemangat tentang itu,bertemu dengan Dita seolah mengenyampingkan rasa rindu pada laki-laki bule yang ada jauh disana.

Shena melihat kamar kostnya yang sederhana,tak ada yang berubah dari kamarnya tata letaknya pun sama,ia jadi mengingat kamar yang ia tinggali selama berada dirumah Dave dan ibunya..kosan ini teramat jauh berbeda,bisa dibilang kamar kosnya hanyalah seluas kamar mandi mantion itu..

Shena menghembus nafas kasar,karena sungguh ia tidak bisa dengan mudah melupakan kenangannya selama tinggal di Negeri paman sam tersebut.

"lo kenapa Na,kayaknya lo berat banget mau tinggal disini" tegur Dita,pasalnya Shena sejak menginjakakan kakinya di bandara tadi Dita melihat sahabatnya agak berbeda,bukan dari segi penampilannya saja yang berubah tapi ia melihat seolah sahabatnya tengah ada masalah yang serius.

"eh...enggak Dit,gue rasa gue kangen dengan suasana kamar ini" jawab Shena

Shena berjalan ke arah kasur dan merebahkan dirinya,ia memejamkan matanya lelah.sementara Dita memandang sahabatnya penuh rasa penasaran.

Merasa diperhatikan Shena pun membuka kedua matanya,memandang lekat ke arah sahabatnya yang tengah menatapnya juga.

"jadi...lo gak mau cerita na sama gue..gue jamuran ini nunggu " celetuk Dita

Shena hanya tersenyum mendengar ocehan sahabatnya.

"gak ada yang harus gue ceritain Dit,selain gue seneng pernah tinggal disana,dan gue bahagia karena sahabat gue ini sekarng tengah mati penasaran dengan cerita gue ha ha ha" jawab Shena setelah ia mengganti posisinya duduk dipinggir kasur dan tengah menghadap sahabatnya itu.

"cck...ya udah kalau lo gak mau cerita,apa lah gue ini yang merupakan potongan cabe dipinggir makok mie hanya sebagai pelangkap doang" kata Dita dengan berpura-pura merajuk.

"Astaga...tatian haha..." bales Shena kemudian."sorry Dit,gue belum bisa cerita sekarang.tar gue pasti cerita kok tapi tidak sekarang ya sayang gue capek..lo dari gue dateng juga belum ngasih gue minum atau apa gitu" lanjut Shena ikut merajuk..

"ahaha ha...sorry sorry..gue lupa Na,lo gak harus cerita gak pa -pa ko..tapi sungguh gue PENASARAN" ucap Dita lagi sembari menekan kata penasaram yang pasti mutlak harus diceritakan padanya.

"iya..iya..ngomong-ngomong tenggorokan gue kering ni" celetuk Shena kemudian.

Dita berdecak jengah melihat tingkah sahabatnya itu,tapi sungguh ia sangat merindukan kebersamaan mereka.

****
Jangan lupa buat vote ya...terima kasih

ShenaWhere stories live. Discover now