#07. In My Room

9 0 0
                                    


Malam ini, beberapa teman-teman semua mendadak datang ke kamar aku.

Dipimpin oleh si Freddy yang "smart" datang untuk bercanda dan mengobrol.

"Eh cantik juga yah si wanita Aussie itu..." Si Freddy memancing pembicaraan.

"Iya lah bro...orang kaya dia..., dia ngambil jurusan hospitality...Enak tuh kalo jadi temen dekat gue heeee" Kata si Farhat menambahkan.

"Iya lah..." aku menjawab santai.

"Kayaknya kita semua yang ada disini pada suka ama dia...bener nga?" Si Freddy makin memancing.

"Iya ...iya bener....habis cantik banget dia. Tercantik se kampus....kayaknya...heee" Kata si Wijaya kalem.

"Gimana menurut loe San...?" Si Freddy sepertinya ingin tahu perasaanku.

"Hmmm, biasa aja sih gue..." Aku malah membalikkan badanku mencoba membaca buku yang aku pegang.

"Udah gini aja, gimana kalo kita semua taruhan, siapa yang bisa jalan bareng dan berhubungan dekat ama si Virginia, dia yang menang sebanyak 100 dollar, gimana pada berani nga?"

"Berani gue...tapi sayang kalo cuman 100 dollar naikin aja 1000 dollar nanggung amat!!!" Si Farhat menjawab tangkas.

"Gue sih ayo aja, si Insan ikutan nga?...." Si Wijaya yang kalem malah ikutan juga.

"Gua nga ikutan ah!" Aku merasa kurang berani ikutan taruhan karena pasti kalah dengan mereka. Aku nga bakalan bisa mendapatkan si Virginia jika harus bersaing dengan Freddy yang ganteng, Farhat yang berbadan besar dan si Wijaya yang kaya.

Itu tidak mungkin terjadi. Ini sih akal-akalan si Freddy aja agar bisa menggaet si Virginia.

"Uhhh, payah nih si Insan....!!" Kata si Wijaya.

"Biarin aja, mending gua belajar dan sendiri aja..." Aku mencoba membela diri.

"Huuuuuuuuuuuuu, penakut......" Kata mereka serempak.

Aku cuek aja mendengarnya.

"Dasar chicken.....Wek wek wek....."

"Dasar chicken.....Wek wek wek....."

"Dasar chicken.....Wek wek wek....."

Mereka seolah bernyanyi tapi mengolok-olok aku. Mendengar kata penakut, tiba-tiba ada keberanian dalam diriku yang muncul.

"Oklah, gua ikutan taruhan ini, berapa nilainya?!!!!" Aku simpan bukuku dan maju berkumpul bersama mereka.

"Assssyyyyiiikkkkkk...." Teriak semuanya.

"Jadinya 1000 dollar yah bro....semua deal yah.!!!" Si Freddy seolah menjadi wasitnya.

"Aturannya, semua mendapat jatah 1 bulan untuk mendekati si Virginia, jika gagal baru yang lain boleh masuk, ok!! Paham semua??" Freddy mengingatkan.

"Iya paham..." Jawab kami kompak.

Maka dimulailah pencarian cinta dengan hadiah yang bernilai 1000 dollar. Ide gila si Freddy ternyata bisa juga menghipnotis kami semua.

Bulan pertama giliran si Wijaya yang kalem dan kaya. Dengan mobilnya dia berusaha untuk mengajak jalan ke bioskop di kota Sydney. Tapi entah mengapa Virginia tidak pernah mau. Sehingga baru beberapa hari si Wijaya menyatakan mundur dari pertaruhan. Gaya sok cool dan sok kaya yang dipamerkan si Wijaya sepertinya kurang berkesan bagi si wanita.

Selanjutnya, gilirian si Farhat yang bertubuh besar maju.

Dia memang ahli dalam berbicara. Dia terlihat sudah sering mengobrol bersama si Virginia. Tapi belum pernah jalan bareng. Farhat cepat dekat dengan wanita, namun sering kali jika berkata tidak memakai perasaan, sehingga seringkali menyinggung hati wanita yang sangat halus.

Setelah sebulan tak mampu jalan bareng, si Farhat menyerah dan meminta si Freddy yang ganteng saja yang mencobanya.

Freddy di bulan ketiga maju dengan percaya diri yang tinggi. Dia bahkan mampu mengajaknya jalan bersama dari asrama ke ruang perpustakaan. Aku melihat mereka berjalan berdua, melewati mereka dengan sepeda yang aku kayuh dengan kencang agar tidak dapat dilihat oleh mereka.

"Bro...kayaknya si Freddy yang bakalan menang nih, abis dah duit kita 1000 dollar coyyy..." Farhat mencoba mengingatkan.

"Bener juga yah...." Aku menjawab dan tersadar akan uang yang akan segera hilang.

"Bro aku balik dulu yah...mau sholat maghrib..." Sambil menarik sepedaku dan kukayuh menuju villa.

Didalam villa aku dengan khusyuk sholat dan berdoa kepada Allah, lalu melanjutkan membaca quran setiap malamnya.

Novel Love Story: From Sydney to JakartaWhere stories live. Discover now