25. Menemukan Seseorang

655 81 6
                                    

TUBUH lemah Yuju menumpang pada kursi roda yang di dorong oleh Eunwoo. Mereka sama-sama memasuki ruang perawatan pasien. Ketika pintu dibuka dari luar, seorang lelaki yang tengah duduk di samping bangkar menoleh.

Jinyoung yang melihat Yuju dan Eunwoo diambang pintu segera berdiri. Sejurus dengan berdirinya Jinyoung, kaki Eunwoo perlahan melangkah dengan mendorong kursi roda Yuju.

"Yuju-ah, kau sudah sadar?" ujar Jinyoung.

Gadis bernama Yuju itu hanya bisa tersenyum menanggapi pertanyaan Jinyoung. Yuju tahu betul bagaimana perasaan Jinyoung saat ini. Berat memang ketika di satu sisi Jinyoung merasa lega karena Yuju sudah sadar tapi di sisi lain Jisoo sedang terkulai lemah di atas bangkar.

"Oppa, eonni eothaeyo?"

Kini Jinyoung beralih pada istrinya, ia menatap lamat-lamat wajah pucat itu. Sesungging senyum miris tergambar jelas dari balik sudut bibirnya.

"Keadaan Jisoo masih sangat lemah, dia harus istirahat total maka dari itu dokter memberikan obat tidur untuknya"

"Mianhae oppa, ini semua gara-gara aku" tiba-tiba Yuju menangis, meluapkan semua rasa bersalahnya karena sudah membuat Jisoo seperti ini.

Melihat hal ini, Jinyoung pun bertelut. Ia mensejajarkan posisinya dengan posisi Yuju yang terduduk di kursi roda.

Laki-laki itu mengusap lembut puncak kepala Yuju. Ia lalu menyelipkan anak rambut Yuju ke belakang daun telinga.

"Kya, dengarkan oppa, ini semua bukan salah Yuju. Ini adalah keputusan yang Jisoo pilih, jadi berhenti menyalahkan diri sendiri. Jisoo pasti senang jika melihatmu bangun hari ini"

"Tapi oppa--"

"Jinyoung-hyung benar, dari pada menyalahkan keadaan, lebih baik kita fokus pada pemulihanmu dan Jisoo-nuna" timpal Eunwoo pada Yuju.

Jinyoung pun bangkit berdiri, ia berjalan pelan mendekati nakas. Diambilnya secarik kertas yang sengaja ditimpa dengan vas bunga porselen agar tidak terbang atau jatuh ke kolong.

Untuk beberapa saat, pria itu hanya bisa memandangi kertas yang ia pegang dengan guratan wajah sendu.

"Yuju-ah, ini untukmu" ucap Jinyoung sembari menyodorkan kertas tadi.

Kertasnya memang sudah tidak rapi lagi, beberapa lekukan tampak pada sisi-sisi kertas yang menandakan kertas itu sudah beberapa hari lepas dari bukunya.

"Apa ini?"

Yuju menerima kertas itu, ia membacanya perlahan. Sampai akhir kalimat, Yuju masih tidak mengerti dengan goresan tinta itu.

"Apa maksudnya ini oppa?"

"Aku juga tidak mengerti, Jisoo bilang kau akan mengerti"

Yuju melihat kembali kertas itu, ia mengamati setiap detail yang ada. Entahlah, tetapi otak Yuju mendadak buntu, mungkin ini adalah efek dari masa kritis yang ia alami.

"Jisoo menulis itu sesaat sebelum operasi. Ia menyuruhku untuk memberikan kertas itu padamu jika sampai terjadi sesuatu padanya. Awalnya aku membuang kertas itu karena aku pikir Jisoo akan baik-baik saja. Tetapi setelah operasi keadaannya memburuk, entah kenapa kondisi Jisoo tiba-tiba saja melemah. Dokter juga tidak bisa menjelaskan keadaan Jisoo ini, jadi kami memutuskan agar Jisoo dirawat secara intensif"

Hening. Tidak ada jawaban apapun dari Yuju. Gadis itu hanya bisa menangis sambil memandangi kertas yang bertuliskan beberapa kalimat itu.

"Eonni, kumohon bangunlah"

YOU ARE S3 ✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang