13. Kartu Yang Terbuka

1.1K 150 19
                                    

"Jadi sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa disini aku tidak tahu apa-apa?" ungkap Jisoo dengan nada tidak mengenakkan.

Baik Yerin maupun Jinyoung belum ada yang berani berkutik. Keduanya bungkam seakan bisu seribu bahasa. Tidak ada yang berani bergeming, yang ada malah mereka saling melempar tatapan 'siapa yang akan berbicara lebih dulu'.

"Jawab aku!"

"Jisoo-ah, ini tidak seperti yang kau pikirkan" serbu Yerin dengan air mata yang berlinang.

Hati Jisoo terasa sakit seperti tersayat ratusan belati. Entah apa yang membuatnya marah, yang jelas hati Jisoo sudah tertutup rapat untuk mendengarkan penjelasan Yerin. Jinyoung sendiri tidak tahu harus berkata apa, posisinya serba salah sekarang. Ia tidak mungkin mengatakannya pada Jisoo karena ia sudah berjanji pada Yerin, dan Yerin sudah berjanji akan meluruskannya.

Tanpa pikir panjang, Jisoo tiba-tiba saja menyambar Yejin kedalam gendongannya. Ia melenggang pergi meninggalkan Jinyoung dan Yerin yang masih kehabisan kata-kata.

"Jinyoung-ah chankanman!" cegat Yerin ketika Jinyoung hendak pergi menyusul isterinya.

Jinyoung kemudian melempar tatapan yang seolah mengatakan 'apa lagi?' kepada Yerin.

"Maafkan aku Jinyoung-ah, gara-gara aku kalian harus mengalami hal ini"

Tidak ada jawaban dari Jinyoung, namja itu hanya menghembuskan nafas berat lalu berlalu meninggalkan Yerin dengan rasa bersalahnya.

Secepat yang Jinyoung bisa, ia mengejar Jisoo dan Yejin. Untung saja langkah kaki Jinyoung sempat memburu dan akhirnya sanggup menyetarakannya dengan Jisoo.

"Jisoo-ah, tunggu Jisoo-ah!!"

Jisoo masih belum menjawab, ia mati-matian menahan air mata yang sudah diujung pelupuk. Matanya terasa panas karena desakan air menyebalkan itu, rasanya ia ingin menjatuhkannya agar hatinya tenang.

"Geumanhae Jisoo-ah!" Jinyoung mencengkeram sebelah tangan Jisoo.

Namja itu memaksa isterinya berhenti didepan sebuah depot sup rumput laut.

Jinyoung mengeluarkan ponselnya dan menelfon seseorang. Setelah beberapa saat akhirnya orang itu menganggkat panggilan Jinyoung.

"Yeobeosaeyo Mina-ah, apa kau sibuk?"

"Aniyo"

"Apa kau bisa pergi ke Namsan sebentar?"

"Untuk apa?"

"Aku ingin meminta bantuanmu, ini tentang Yejin"

"Baiklah, aku akan segera kesana"

Jinyoung langsung menutup panggilan itu setelah Mina menyanggupi permintaannya. Sorot mata Jinyoung berubah tajam dan sangat menusuk. Hal itu langsung disadari oleh Jisoo karena Jinyoung memaksanya untuk menatap kedalam mata Jinyoung.

Tidak ada lagi guratan hangat diwajah Jinyoung, semuanya seakan lenyap tergantikan oleh raut dingin yang dulu pernah dikagumi oleh Jisoo. Setidaknya dulu raut dingin itulah yang membuat Jisoo jatuh hati.

"Kau boleh marah padaku, tapi kau tidak boleh melibatkan Yejin atau Hyunjin dalam masalah kita" ucap Jinyoung dingin.

Hati Jisoo terasa sakit menanggapi sikap Jinyoung yang berubah drastis. Hatinya terluka dengan sikap Jinyoung ini, dalam hati ia juga merutuki dirinya sendiri yang sudah membuat Jinyoung seperti ini.

Entah mengapa sekarang bukan Jisoo lagi yang terbakar amarah, tapi sebaliknya. Semudah itu Jinyoung membalikkan situasi, sungguh sangat menyebalkan.



YOU ARE S3 ✔ [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat