Chapter 4 : First Fight

22 2 0
                                    

Tyrian Callows : “Hey nak, sepertinya aura membunuhmu cukup kuat ya. Ayo lawan aku!” *bersiap-siap untuk melompat ke depan*
Mukoto : “Eh, apa? T-tidak kok... Aku tidak merasakan aura membunuh di dalam diriku” *berbasa-basi sambil mempersiapkan mantra*
Hazel Rainart : *menancapkan kristal dust ke tubuhnya*

Mereka sudah bersiap-siap, dan sebentar lagi aku pun juga siap. Sedikit lagi mantra lain yg sedang ku buat akan selesai.
Tiba-tiba Tyrian berlari, lalu melompat ke arahku.
Karena aku tidak terlalu lincah, sebelumnya aku telah menyiapkan mantra tipe hindaran
Aku segera menggunakan mantra tersebut.

Mukoto : “Evasive Action, Activated.” *Seketika aku dapat menghindari serangan-serangan cepat dari Tyrian Callows*
Tyrian Callows : “Ehehehee... Tidak buruk, nak. Aku jadi semakin ingin melawanmu. Muehehehehehe!!!”
Mukoto :  “Sial.”(Hampir saja, jika aku terkena 1 serangan saja dari orang itu, aku bisa mati)
Hazel Rainart : “Persiapkan dirimu, nak! Selanjutnya giliranku.”

Dia pun berlari dan segera melancarkan serangannya kepadaku.
Aku berhasil menghindarinya.
Meskipun serangannya cukup lambat, aku tidak boleh lengah. Karena jika aku terkena pukulannya, tubuhku bisa hancur sekaligus dikarenakan kekuatannya yang sangat besar.
Dan tiba-tiba Tyrian juga ikut menyerangku.

Mukoto : “Hey! Ini curang! Kenapa kalian menyerang berdua?”
Tyrian Callows : “Ayolah, aku bosan melihat kalian saja yang bertarung. Aku juga ingin ikut!”
Hazel Rainart : “Aku tidak peduli. Di pertarungan yang sebenarnya, tidak ada yang namanya peraturan. Ini antara hidup dan mati. Kau harus terbiasa dengan itu.”

Sial, aku kesulitan jika melawan mereka berdua sekaligus. Aku harus mencari cara agar mereka mundur.
Aku pun mulai mengucapkan mantra panjang sambil berusaha menghindari serangan mereka.

Tyrian, Hazel : “Apa yang ingin kau lakukan?”
Mukoto : “I am myself. Full of Hatred. My hatred created a fire. But, the fire is dark. Now, I call you... Fire Of Vengeance!”
Tyrian, Hazel : “Oh, sial.”

Mereka pun segera menghindar jauh dari jangkauan seranganku. Setelah itu, terjadi sebuah ledakan besar. Dan saat aku sadar, seperempat bagian dari kastil telah hancur.

Tyrian Callows : “Hey, itu tidak lucu tahu. Ledakan itu bisa saja membunuhku.”
Hazel Rainart : “Meskipun tubuhmu kecil, sepertinya daya serangmu kuat juga, wahai anak muda. Meskipun itu juga belum cukup untuk membunuhku.”

Belum cukup? Sepertinya lebih baik, aku jangan sampai terkena masalah dengan orang ini.
Tidak lama kemudian, Salem datang. Dia datang pasti karena mendengar kegaduhan tadi.

Salem : “Ada apa ini, ribut sekali? Dan mengapa seperempat kastil ku hilang?”
Tyrian, Hazel : *menunjuk ke arahku*
Salem : “Apa yang terjadi Mukoto? Katakan dengan jujur.”
Mukoto : “M-Mereka duluan yang menyerangku tiba-tiba!”
Tyrian Callows : “E-Eh? M-Maaf tuanku. Aku hanya bingung mengapa kau membawa bocah ini ke kastil ini, kupikir dia lemah, jadi aku ingin mengetesnya.”
Hazel Rainart : “Aku hanya ingin mengetahui kemampuannya baginda, dan sepertinya dia cukup hebat. “
Salem : “Tyrian, Hazel, cepat pergi ke ruang rapat. Ada rencana yang harus kita bicarakan.”
Tyrian, Hazel :”B-Baik Tuanku.”
Salem : “Dan Mukoto, sebaiknya kau kembali berlatih, dan jika bisa, perbaikilah kerusakan ini. Aku tidak mau ada Grimm yang masuk ke kastil ku.”
Mukoto : “B-Baiklah.”

Mereka pun pergi, dan aku sendirian di sini.
Untung saja mantra itu cukup besar untuk membuat mereka mundur. Jika tidak, aku pasti mati, karena itulah satu-satunya mantra elemental yang kupunya.
Aku pun kembali berlatih, dan mencoba membuat mantra lainnya.

RWBY: The Truth of the Dark WorldWhere stories live. Discover now