Chapter 3

13.6K 1.3K 25
                                    

Jungkook pov~

Aku menunggu Taehyung di tempat kami bertemu kemarin. Tidak mungkin juga aku menyuruhnya untuk menjemputku di rumah. Sama saja bunuh diri namanya. Kulirik sekilas jam yang menggantung di dinding tempat makan ini, pukul 18.45. Yang artinya sudah sekitar lima belas menit aku menunggunya. Kenapa lama sekali?!

"Maaf" suara itu membuatku mendongak.

Ya. Taehyung tentu saja.

"Tadi tiba-tiba ada meeting mendadak, jadi terlambat begini" ujarnya.

Tanpa meminta persetujuanku, dia langsung menyambar segelas lemon tea yang kupesan sejak tadi. Meminumnya hingga tidak bersisa. Haus sekali rupanya.

"Kenapa dihabiskan?!" ujarku tidak terima.

"Tidak kuhabiskan sekalipun, aku juga yang bayar" balasnya.

Yah, memang kalau keluar dengannya, yang pasti membayar adalah Taehyung. Tentu saja yang membayar haruslah dari pihak 'pria' kan? Apalagi dia sudah bekerja yang pastinya gajinya jauh lebih besar daripada gajiku. Yah, memanfaatkan teman begini tidak ada salahnya kan? Lagian dia juga tidak merasa dirugikan karena aku memanfaatkannya.

"Ya sudah, buruan bayar dan kita segera berangkat" ujarku.

Taehyung nampak mendengus, tapi juga melakukan apa yang kuperintahkan. Menuju kasir tentunya. Setelah itu kamipun beranjak menuju mobilnya.

"Oh, apa ini?" tanyaku.

Sebuah robot-robotan tengah duduk manis di jok mobil depan. Tepat berada di depanku. Sangat menarik perhatianku. Mika saja tidak pernah kubelikan robot-robotan yang sepertinya mahal ini. Ah, aku lupa. Ada satu. Ya, hadiah dari ayah Namjoon Hyung saat beliau baru pulang dari luar kota.

"Robot" jawabnya dengan santai, melajukan mobilnya dengan sangat mulus, sangat terlatih.

Akupun memukul kepalanya menggunakan robot-robotan itu.

"Kakek-kakek jaman Belanda juga tahu ini robot!" pekikku kesal.

"Aduh! Kau tak melihat aku sedang menyetir, jangan dipukul juga kali!" balasnya tak terima sambil mengelus kepalanya.

"Kan kau bertanya itu apa, ya aku jawab itu robot kan? Memangnya aku yang salah?" lanjutnya.

Akupun mendengus. Memainkan robot-robotan yang kupegang ini. Sekali-kali aku juga harus membelikan sesuatu seperti ini untuk Mika sepertinya. Yah, walaupun dengan kualitas yang tidak seperti yang ini juga.

"Ya, maksudku ini punyamu? Sekarang mainanmu robot-robotan?" tanyaku membenarkan pertanyaanku.

"Tidak mungkin lah. Kau pikir masa kecilku kurang bahagia apa?! Ini mainannya anaknya sepupuku, ketinggalan waktu tadi dia naik mobilku" jawabnya.

Yah, kukira punya Taehyung. Kalau punya Taehyung kan aku bisa memintanya, membuatnya menjadi milikku, kemudian memberikannya pada Mika. Tapi rupanya milik keponakannya.

"Aku berencana mengembalikannya besok. Hah, dia lucu sekali kalau diingat-ingat" ujar Taehyung.

Akupun menolehkan kepalaku. Tunggu.

"Kau menyukai anak-anak?!" tanyaku agak tidak santai.

Taehyung mengerutkan kening. Kemudian menoleh ke arahku saat lampu lalu lintas berwarna merah.

"Memangnya kapan aku pernah bilang tidak menyukai anak-anak?" jawabnya yang kemudian kembali fokus ke jalanan.

Akupun kembali menatap ke robot-robotan yang masih kupegang ini. Sedikit meremasnya. Entah kenapa perasaanku campur aduk begini. Apa ya, semacam ada perasaan bersalah yang berhasil meninju hatiku.

Not The Baby's Fault [TaeKook/NamJin/MinYoon]Where stories live. Discover now