"Dia yang mengusulkan, kenapa aku yang harus membayar."

Tapi meski begitu, Felix tetap membayar semua makanan mereka. Tiga orang itu memutuskan makan di tempat yang Aimee kehendaki. Tadinya Jordan akan membawa mereka ke salah satu restoran bintang lima, dengan dalih ini hari istimewa Aimee, yang sebenarnya adalah Jordan ingin menguras isi dompet Felix. Tapi gadis itu jelas menolak, karena harga untuk satu porsi makanan di tempat itu membuat Aimee enggan menelan makanannya. Caviar, jamur truffles dan fuagra. Dibandingkan makanan itu, pizza dan burger lebih nikmat.

"Terimakasih untuk makanannya." Aimee membungkuk di depan Felix, laki-laki itu yang mengantarnya pulang. Jordan memisahkan diri karena katanya ada sesuatu yang harus diurusnya.

Felix tersenyum tipis. "Sama-sama, masuklah. Udara semakin dingin."

"Iya, hati-hati di jalan Felix."

Aimee meniup tangannya. Padahal sudah musim semi, tapi udara masih saja dingin. Aimee berjalan menyusuri jalan panjang, ini sebenarnya halaman rumah keluarga Aldebaran. Iya, seluas ini. Bahkan sampai sekarang Aimee masih sering berdecak mengagumi rumah yang luasnya tak main-main. Sebagian besar adalah taman bunga yang dicintai Nyonya Ellie, banyak bunga yang ditanam. Tapi sebagian besar adalah bunga carnation merah muda, orang biasa menyebutnya anyelir. Anyelir merah muda memilki makna cinta sejati seorang ibu.

Aimee menyukai bunga itu, selain karena aromanya, warna cantik bunga anyelir adalah yang terbaik bagi Aimee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aimee menyukai bunga itu, selain karena aromanya, warna cantik bunga anyelir adalah yang terbaik bagi Aimee. Aimee memasuki rumah, sangat sepi, seperti biasanya. Satu kekurangan dari rumah mewah itu adalah kebisingan. Mungkin karena penghuni rumah itu hanya tiga orang, yang sering tidak berada di tempat karena kesibukkan, sedangkan pelayan-pelayan lain tinggal di rumah khusus yang berada tak jauh dari rumah utama. Pelayan yang tinggal di sini hanya Aimee dan Claire, dulu saat ibunya masih hidup pun dia juga tinggal di sini.

Memasuki kamarnya yang gelap, Aimee meletakkn bunga pemberian Felix dan Jordan di atas meja belajarnya. Lalu menggantung ijazahnya di samping foto Reiko. Tersenyum, Aimee membelai foto ibunya sekilas sebelum menekan saklar lampu.

Aimee melepaskan jaketnya, dia duduk di atas ranjang sembari melepas sepatu kets putihnya. Tapi Aimee tersentak saat merasa menduduki sesuatu. Cepat-cepat ia berdiri, dan menemukan secarik kertas yang terlipat rapi di atas ranjangnya.

"Dari siapa?" Aimee meraih kertas itu, membaca deretan kalimat di dalamnya.

Ke kamarku sekarang juga.

Stuart

Setelah itu, tanpa membuang waktu lagi Aimee menuju kamar Stuart. Langkahnya cepat, setengah berlari. Sudah dua hari Aimee tak melihat laki-laki itu, tanpa disadarinya Aimee merasa ada sesuatu yang kurang. Dia yang selama ini terbiasa melayani Stuart, menyiapkan semua kebutuhan laki-laki itu. Selama dua hari ini setiap pagi Aimee berfikir, apa Tuan muda sudah bangun? Apa yang dimakannya pagi ini? atau saat malam datang, Aimee memikirkan di mana Stuart tidur? Atau apa dia sudah makan malam?

MAID MINE (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now