Pain 6

3.4K 305 29
                                    

Up date.

readers tersayang jangan pura-pura lupa sama ini ☆ ya karena Vote kalian itu adalah vitamin bagi author's terutama chacha.

Ok.

Segitu dulu

Bachod saya.

Happy reading~

*   *   *

Hari ini Changkyun sangat bahagia karena pagi-pagi sekali Hyungwon sudah datang kerumahnya yang dia juga gak tau Hyungwon itu tau rumahnya dari mana dan dengan sabar menunggui Changkyun bersiap untuk berangkat ke sekolah bersama.

"Hyungwon hyung gak mau sarapan dulu? Kyunie masakin dulu kalau hyung mau sarapan. Gak lama kok."

Ujar Changkyun yang baru saja keluar dari kamarnya menuju Hyungwon yang duduk di ruang tamu.

"Ani. Kita akan sarapan di jalan saja, lagipula Wonho hyung sudah menunggu." Tolaknya.

Ya. Wonho sudah menunggu di restoran tak jauh dari sekolah.

"Eoh? Jjinjja?"

Ahh Changkyun sedikit menyesal tentang itu. Kalau dia tau Wonho sudah menunggu mereka sedari tadi dia pasti akan bersiap lebih gesit lagi.

"Kajja."

Hyungwon menggandeng Changkyun masuk ke dalam mobilnya ya hari ini Hyungwon sengaja bawa mobil agar dia bisa membawa Changkyun jalan-jalan terlebih dahulu sebelum pulang sekolah nanti.

Karna kemarin mereka pulang dengan naik bus karena Wonho yang entah pergi kemana dan Hyungwon tak ingin mengulanginya apalagi ahjjusi-ahjjusi mesum yang kemarin tampak memperhatikan Changkyun penuh nafsu membuatnya ingin mencolok mata ahjjushi itu seketika.

"Kita berangkat sekarang hyung?" Tanya Changkyun karena Hyungwon yang melamun.

"Ah. Nde."

Hyungwon kembali dari alam bawah sadarnya menatap Changkyun kilas lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

Tak beberapa lama mereka sampai di sebuah restoran atau kedai Changkyun tak tau tapi ada mobil Wonho tetparkir di sana.

Changkyun pov on.

Kami sudah tiba dan aku melihat mobil Wonho hyung terparkir rapi di sana.

Ahh pasti Wonho hyung sudah menunggu lama. Batinku.

"Kajja Kyunie."

Ajak Hyungwon hyung membukakan pintu untukku. Aih memalukan. Aku tampak seperti seorang yeoja saja.

"Ahh hyung. Tak perlu dibukakan begitu aku malu..."

Pipiku pasti sudah sangat merah sekarang aku bisa merasakan panasnya.

Lagipula sejak kapan Hyungwon hyung keluar mobil aku tak menyadarinya.

"Pipimu memerah. Kyopta."

Ujarnya dengan senyum-aih kenapa Hyungwon hyung selalu saja tersenyum.

Kami berjalan beriringan menghampiri Wonho hyung yang duduk di sudut cukup jauh. Aku merutuki itu karena aku hanya bisa berjalan dengan merunduk menyembunyikan wajahku yang masih terasa panas dan itu memalukan.

"Kyunie? Kenapa menunduk?"

Tanya Wonho hyung saat kami sudah dalam posisi duduk masing-masing.

Aku mengangkat wajahku menatap Wonho hyung sebentar  lalu beralih pada Hyungwon hyung meminta pembelaan tapi Hyungwon hyung malah tertawa menyebalkan.

"Wonie? Wae kau tertawa begitu? Apa itu ulahmu?"

Aku menyipitkan mataku menatap garang Hyungwon hyung tapi tak di gubris sama sekali. Ck.

"Hahaha... hhhh. Dia malu karena aku membukakan pintu untuk tuan putri ini hyung...hahah."

Dia menjelaskan lalu tertawa lagi walau tak sekeras tadi.

"Hyung~~"

Protesku. Oh ayolah... siapa yang dia sebut tuan putri itu huh? Dasar kadal jerapah!

"Ckckck. Wonie~ kau membuatku cemburu..."

Ok aku syok.

Aku jarang hampir tak pernah melihat sisi Wonho hyung yang seperti itu pada Hyungwon hyung ya walaupun aku tau keduanya adalah pasangan tapi mereka tak perna bermesraan.

"Hyung. Kau menjijikkan."

Bukan aku ok. Bukan. Itu Hyungwon hyung yang memberi gestur mau muntah. Ckckck.

"Huh! Baiklah. Ayo pesan lalu kita bisa berangkat masih ada waktu satu jam."

Wonho hyung mendengus pelan lalu kembali ke ekspresi semula. Cepat sekali.

Di kelas.

Aku hanya sendirian di kelas tidak sendian juga sebenarnya karena sudah ada beberapa murid di kelas ini tapi tak ada Hyungwon hyung jadi aku anggap saja sedang sendirian.

Brak!

Aku terlonjak reflek menunduk saat sadar siapa yang baru saja mrnggebrak mejaku.

"Ikut aku!"

"A-aww."

Pergelangan tanganku terasa panas dan kebas saat Jooheon hyung menarikku entah kemana tapi aku sangat takut sekarang bahkan aku bisa merasakan detak jantungku yang mulai tidak normal.

Cklek.

Bruk.

Brak.

Gudang tua.

Aku tahu tempat ini dulu Jooheon hyung dan yang lainnya pernah mengurungku disini.

"Akh."

Mengerang tertahan karena punggunggu terasa panas menghantam dinding gudang yang berdebu dengan cukup keras.

"Apa yang kau lakukan dengan Hyungwon hyung?" Tanyanya datar tapi menakutkan.

"A-aku tak ta-tahu maksudmu hyung..." ciciku.

Entah sejak kapan tapi dada kiriku terasa sesak dan sedikit nyeri.

Aku ingin mendesis atau mungkin mengerang bahkan berteriak karena sakitnya mulai terasa tapi aku tak bisa karena Jooheon hyung terus menatapku tajam jadi aku hanya merunduk menggigit bibir bawahku kuat tak perduli jika itu akan terluka nantinya.

Tapi semakin kutahan itu semakin menyakitkan.

"Hyak! Jawab ak-"

"Akhh!"

Bruk.

Gelap.

Changkyun pov end.

*   *   *

Te Be Ce.

Huhhh chacha akuin ini ff termasuk ff yang jadi prioritas chacha ya... walaupun up date nya sering lemot juga.

Ok. Mian buat segala keTypo an chacha dan gomawo buat readers setia juga VotMen nya.

Love u.

Sampai jumpa d chap selanjutnya.

Paii paii

Pain 'Jookyun'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang