Pain 1

7.7K 479 32
                                    

Readers jangan lupa vote sama komen ya...

Happy read.

*   *   *

Im changkyun.

Namja imut yang harus menerima setiap rasa sakit dan kebencian yang ditujukan oleh seorang 'Lee jooheon' padanya hanya karena mereka dijodohkan karena orang tua jooheon merasa berhutang budi pada kedua orang tua changkyun yang sudah lama meninggal.

Sebenarnya changkyun juga tak tahu menahu tentang perjodohan mereka, tapi apa daya jika ia sudah terlanjur jatuh dalam pesona seorang Lee jooheon.

Cintanya membuat ia menganggap rasa sakit yang jooheon berikan sebagai sebuah keberuntungan.

"Walau mencintaimu itu seperti memeluk mawar aku tak masalah,karena itu dirimu."

Walau jooheon dan teman-temannya kerap kali membully atau bahkan melukainya changkyun tetap tak bisa mengubah rasa itu menjadi rasa benci karena ia sudah terlanjur mencinta dan cinta itu sudah terlanjur dalam.

Sekalipun jooheon selalu mengutarakan kebenciannya ia tetap percaya bahwa suatu saat jooheon akan membalas cintanya.

*   *   *

SM high school.

Hari mulai sore dan hampir semua penghuni sekolah elite itu sudah kembali ke rumah masing-masing.

Hampir semua karena tampak tujuh namja berpakaian seragam yang tengah berada di atap sekolah.

Enam dari ketujuh namja itu menandang remeh satu lainnya yang hanya bisa menunduk takut.

Ia jelas tahu bahwa ia akan mendapat 'pelajaran' seperti biasa dari keenam namja di depannya.

Ia tahu salah satu dari mereka membawa sebuah ember yang ia tebak jika tidah berisi air es pasti berisi air lumpur atau sejenisnya.

Dan tepat.

Ia bisa melihat air berwarna coklat pekat itu meski sedang menundukan kepalanya karena namja yang membawa ember itu berada tepat didepannya.

"Kau tahu? Sebenarnya aku sudah sangat bosan melakukan ini."

Suara berat dengan nada datar.

"Tapi wajahmu itu selalu berhasil memancing emosiku." lanjutnya.

Ia mengangkat ember itu siap untuk melakukan ritual pulang sekolahnya tapi-

"Berhenti jooheon-ah."

Sebuah suara mengintrupsikannya membuatnya 'jooheon' menoleh dan menatap bingung hyungnya itu.

"Waeyo hyukie hyung?"

Bingungnya pada minhyuk.

"Kau bilang kau bosan bukan?" ujarnya seraya berjalan mendekat pada jooheon yang semakin bingung dibuatnya.

"Bagaimana jika lakukan yang baru" lanjutnya dengan smirk.

Jooheon mengangkat satu alisnya bingung.

"Mwoya?"

Minhyuk mendekatkan wajahnya ke telinga jooheon membisikan sesuatu hingga raut muka jooheon berubah menjadi lebih berbahaya dari sebelumnya.

"Hyak! Apa yang kalian rencanakan?" suara bass Wonho a.k.a shin hoseok.

"Hoammm aku gak ikut-ikutan." hyungwon di sela acara menguapnya.

"Nanti juga kalian tahu." timpal minhyuk dengan senyum manisnya.

Hyungwon hanya merotasikan netranya malas seraya bersandar pada tembok.

Dengan smirk yang tak lepas dari wajah tampannya jooheon semakin mengikis jarak diantara ia dan changkyun.

Changkyun yang merasakan tanda-tanda bahaya pun mencoba memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya hingga.

Deg.

Betapa terkejutnya changkyun karena wajah jooheon hanya tinggal berjarak beberapa centi saja dari wajahnya.

Tubuhnya seolah mati rasa saat tangan hangat jooheon entah sejak kapan merayap di tengkuknya membuat ia reflek mendongak dengan mata yang tertutup.

Sret.

"Hakhh."

Seketika ia membulatkan matanya dengan nafas yang tercekat saat dengan kasar jooheon menggigit bahunya dan reflek ia meremas lengan jooheon menahan rasa sakit, panas, dan perih pada bahunya.

"Jalang."

Jlderr.

Seketika tubuh changkyun lemas saat jooheon membisikkan kata itu di telinganya.

Tubuh changkyun merosot begitu saja saat jooheon melepas pegangannya.

Pandangannya kosong hatinya terasa seolah diremas kuat oleh ribuan tangan tak terlihat.

Sakit.

Bahkan sakit yang ia rasakan dihatinya jauh lebih dari yang ada di bahunya.

Ia bahkan tak menghiraukan teriakan hyungwon dan kihyun.

"Hyak jooheonie! Kau sudah keterlaluan!" kihyun menarik lengan jooheon agar menghadapnya.

"Kinhyun hyung benar, kau itu sudah keterlaluan joohoen-ah." hyungwon menahan emosinya.

Jooheon hanya menatap datar kedua hyungnya.

'Apa katanya? Keterlaluan? Kurasa tidak. Dia pantas mendapatkannya.' batin jooheon.

"Hyak! Wonie kihyunie kenapa kalian harus marah?" ujar minhyuk tanpa rasa bersalah.

"Karena jooheon sudah keterlaluan hyung! Itu namanya pelecehan!" bentak kihyun.

Ia bisa terima kalau itu sekedar fisik tapi tidak dengan batin karena ia tahu betapa sakitnya itu.

Hyunwoo yang menyadari perubahan kihyun segera menariknya untuk pergi dari tempat itu.

Ia tak mau kihyunnya mengingat semua kenangan buruk itu.

Mereka semua jelas tahu kihyun pernah mendapat pelecehan dan yang lainnya selama beberapa bulan dulu bahkan sempat mengalami trauma berat hingga harus dirawat rsj selama hampir dua bulan.

Jooheon masih dengan raut datarnya berlalu begitu saja membuat hyungwon berteriak kesal.

"Hyak pabo!"

Ia ingin sekali memaki jooheon bodoh itu tapi ia bisa mengesampingkan itu karena jika dilihat dari manapun kondisi changkyun lebih harus didahulukan.

Dimana minhyuk?

Dia sudah pergi beberapa saat setelah hyonwoo membawa kihyun pergi.

Hyungwon mendekati changkyun yang masih dengan raut shoknya tanpa perduli pada luka di bahunya yang sepertinya cukup dalam hingga belum berhenti mengeluarkan darah.

Hoseok mengikuti di belakang hyungwon karena jujur ia sebenarnya tak tega melihat kondisi changkyun.

"Changkyun-ah?" hyungwon mencoba memanggil changkyun.

"Changkyun-ah?" lagi

"Changkyun-ah?"

Hyungwon ingin memegang bahu changkyun yang tidak terluka tapi-.

Bruk

Tubuh itu tiba-tiba ambruk tak sadarkan diri.

*   *   *

T

B

C

*   *   *

Jangan lupa vote sama komennya ya.

Mian biat Typonya dan makasih buat yang udah read.

Sampai jumpa di chapter depan ya

Paii paii.

Pain 'Jookyun'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang