Pain 5

2.9K 307 12
                                    

Up date readers. Jangan lupa ☆ ya juga komen biar chacha tau dimana yang kurang.

Fix chacha bachod emang.

Happy read.

* * *

Changkyun pov on.

Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi bahkan kelasku hampir kosong.

Aku masih sibuk memasukkan barang-barangku kedalam tas bersiap untuk pulang atau mungkin tidak.

Puk.

"KYUNGIE!"

"Omo!"

Aku terkejut. Sangat. Saat dengan jahilnya hyungwon hyung menepuk pundakku dengan berteriak (ngagetin).

Reflek aku memegangi dada kiriku karna jantungku yang berdetak tak normal.

Huhh untung jantungku gak pindah.

"Eoh? Kyungie gwaenchana?"

Sepertinya hyungwon hyung khawatir karna aku belum meresponnya.

Aish jantung tenanglah sedikit.

"K-kyung-ah? Kita kerumah sakit lagi aja yah?"

Aku menggeleng pelan menolak sambil terus mencoba menormalkan detak jantungku setelah sedikit tenang aku mengangkat wajahku menatapnya tak lupa memberi senyuman pada hyungwon hyung.

"Nan gwaenchana hyung. Jja kita pulang!"

Aku mengait lengannya menuju keluar kelas ahh sepertinya aku bisa sedikit terbebas dari Joo hyung sekarang. Mungkin.

* * *

Aku sampai di rumah tepat waktu karena hari ini jooheon hyung tak menggangguku sama sekali jadi aku punya sedikit waktu untuk beristirahat sebelin berangkat kerja.

Cklek.

Ciiittt

Pintu kamar yang sudah tua berdecit saat aku membukanya setelah sekian lama.

Ini adalah kamar eomma dan appa.

Aku bahkan tak ingat kapan terakhir aku memasuki kamar ini. Satu tahun yang lalu atau dua. Mungkin.

Bruk.

Kududukan diriku di tepi ranjang memandang sebuah figuran yang menampakkan tiga orang yang tengah tersenyum bahagia diatas nakas.

Ahh aku ingat saat itu appa mengajak kami berlibur ke sebuah daerah perbukitan yang masih tampak asri dan kami menghabiskan waktu hingga sore di sana.

Berlahan kuraih figuran itu melihatnya dari dekat terasa semakin menyesakkan.

Melihat betapa bahagianya kami dulu membuatku mengulas senyum tipis meski air mataku tak mau berhenti mengalir.

"Eomma appa bogoshipoyo..."

Grep.

Kupeluk erat figuran itu seolah memeluk eomma dan appa.

Aku sangat merindukan mereka. Sangat.

'Eomma appa tunggu kyungie ne...'

Changkyun pov off.

'Eomma appa tunggu kyungie ne...'

Berlahan changkyun terlelap masih dengan memeluk erat figuran ia dan kedua orang tuanya.

* * *
S
K
I
P

Sementara itu di kediaman keluarga Lee.

Lee jooheon baru saja tiba di rumahnya yang seperti biasa hanya ada beberapa maid karena memang nyonya dan tuan Lee sedang ada tugas luar kota.

Bruk.

Ia menjatuhkan tubuhnya diatas bad king size nya menghela nafas kasar saat lagi teringat apa yang Wonho katakan padanya di atap tadi pagi.

"waeyo hyung?"

Tanya jooheon yang baru saja tiba di atap sekolah.

"Jangan ganggu changkyun."

Ujar wonho datar masih dengan posisi membelakangi jooheon.

"Cih. Wae? Apa dia mencuci otakmu hyung?"

Ujarnya sinis.

Ia kesal. Sangat. Bagaimana bisa hyungnya terpengaruh dengan seseorang seperti changkyun itu.

"Berhentilah joo. Bukan salahnya bila kalian di jodohkan. Dia bahkan tak tau apapun bukan?"

Suaranya sedikit melembut.

Jooheon menggepalkan tangannya kesal. Entah mantra apa yang changkyun berikan hingga bukan hanya hyungwon tapi juga wonho hyungnya ikut membela bocah itu.

"Shiro. Aku tak tau apa yang 'jalang' itu lakukan pada kalian tapi aku tak akan berhenti."

Wonho berbalik menatap jengah pada yang lebih muda.

"Hufhhh... joo."

Panggilnya lagi.

"Aku sudah menganggapmu sebagai adikku dan aku tak ingin adikku menyesal di kemudian hari."

Ia mendekat pada yang lebih muda hingga jarak mereka kurang dari setengah meter.

Puk.

Tangan kirinya menepuk bahu kanan jooheon beberapa kali.

"Jangan biarkan rasa bencimu menutup mata hatimu."

Setelahnya ia berlalu meninggalkan jooheon yang masih membeku dengan jemari menggepal kuat.

"Huh. Menyebalkan."

* * *

TBC

Up readers.

Jangan lupa ☆ nya ya. Dan coment bagi yang mau ea.

Sorry for Typo dan alur yang makin gak nyambung dan makasih buat yang ngikutin ini ff dari awal sampai sekarang.

Sampai jumpa di Pain chapter selanjutnya.

Love u.

Paii paii

Pain 'Jookyun'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang