Berhasil!!  Iya,  rasa sakitnya mereda ketika aku menarik dan menjambak rambutku.  Namun ketika dilepas, sakitnya makin menjadi jadi. 

Sumpah aku sudah tidak tahan lagi.  Aku bangunkan indah dan mengeluh padanya

"ndah kepala ku pusing"

"iya iya rin,  sabar ya kurang 30 menit lagi bell pulang"

"aku mau sekarang ndah"

"waduh gimana dong,  aku dianter supir. Lagi ga bawa motor sendiri"

"aku ga kuat sumpah"

"sini deh hp kamu,  aku telponin lingga"

"jangan ndah,  dia pasti lagi kerja"

"udah gapapa"

Aku tidak mendengar percakapan indah dengan lingga,  karena kepalaku sudah tidak kuat lagi.  Sungguh!!

Tak lama, lingga datang dan menjemputku

"kamu gapapa? " tanyaku khawatir padanya

"malah aku yang ditanyain,  kamu tuh" jawabnya

Tak banyak bicara lagi,  lingga mengantarku pulang.

"Assalamualaikum"

Teriak lingga di depan gerbang rumahku.  Sementara aku terkapar di depan pagar. 

"mama masih kerja"
Ucapku lirih pada lingga

"masih lama?  Kamu aku bawa kerumahku aja ya?"

"nggak usah,  bentar lagi juga pulang"

Aku berkata dengan sangat lirih dan nafas yang tersenggal senggal. Lalu lingga mendekat kepadaku memastikan bahwa aku belum waktunya meninggal (hihihi)
Ia memegang kepala ku yang sedari tadi aku jambaki rambutnya
"udah dong stop"

Namun aku tidak menghiraukannya.
" Arinn" katanya lirih dan mengalihkan tanganku

"kamu kemarin kemana? Kenapa tadi ga jemput aku? Kamu sibuk?"
Tanyaku bertubi tubi

"Sstt" dia hanya mendekapku

"Aku khawatir sama kamu tau ngga?"
Kataku sambil menangis dipelukannya

"maaf ya"

Lalu terdengar suara klakson mobil dari arah barat.
Aku kenal suara itu,  sepertinya mama sudah pulang

"mama"
Kataku memberi tahu lingga bahwa mama sudah pulang

Lalu lingga berdiri dan beranjak menghampiri mama

Namun langkah lingga terhenti ketika melihat mama bercumbu dengan lelaki yang terlihat seumuran dengannya.

Aku yang melihat dari kejauhan kaget,  akankah secepat ini?  Tuhan tidak adil!  Baru saja aku merasakan hadir lingga dihidupku,  akankah secepat ini lingga pergi. Aku menangis,  menahan rasa sakit dari kepala dan hatiku

Ku lihat lingga berjalan mundur dari mobil mama dan berarah ke aku. 

"mama kamu" ia tidak bisa meneruskan kalimatnya.  Aku tau lidahnya keluh,  tak bisa mengungkapkan isi pikirannya

Mama dan lelaki itu berjalan masuk kerumah
"Tante arin sakit tante"
Lingga berusaha mengejar mama, namun tidak dihiraukan sama sekali.

Setelah pintu rumah dibuka oleh mama,  aku berusaha berdiri namun tak bisa.  Kepala ku sudah mau pecah rasanya.  Membuat lingga bersusah payah menggendongku masuk kedalam.

Untuk menuju kamarku harus melewati ruang tamu tentunya.  Lingga terkejut bukan main melihat mama dan laki laki itu berhubungan intim.  Aku tak tahan lagi menerima apa yang akan terjadi.

Saat sampai di kamarku aku langsung bangkit dan menangis sejadi jadinya. 
"sekarang udah tau kan kamu? Udah jijik kan kamu sama aku"

"maksud kamu apa? "

"kamu nggak lihat? " bentak ku pada lingga

"Mamaku pelacur!!! " sambungku dengan penuh amarah

Aku benci dengan mama,  aku benci harus hidup seperti ini.  Semua lelaki tidak mau dengan anak seorang pelacur.  Apalagi seperti aku yang tidak punya papa. 

"enggak,  kamu salah!  Aku nggak akan pergi!! " jawab lingga

"aku anak haram. Aku nggak punya papa" aku berkata kasar sambil mendorong tubuhnya

Bodohnya aku yang telah mencintai kamu

"kamu nggak boleh kaya gini" lingga memeluk dan menenangkan ku. 

Setelah itu,  aku tak sadar. 
Bangun bangun lingga sudah membuatkan bubur untuk ku. 

Dapur dan kamarku memang berada di lantai atas sehingga aku dan lingga tidak terganggu oleh kelakuan mama.

"udah bangun?" tanya nya dengan senyuman manis
Dan aku balas dengan anggukan saja.

"makan nih aku buatin bubur"

"nanti aja"

"kalau mama udah pergi,  kamu bisa pulang,  pasti kamu nggak nyaman ya ada di sini"

Bukannya aku mengusir lingga,  namun aku mencoba merasakan apa yang dia rasakan.  Semua orang pasti tidak betah disini. Apalagi aku. Namun apa yang bisa aku lakukan?  Aku hanya punya mama yang meskipun begitu,  setidak nya dulu mama tidak membuang atau membunuhku saat bayi.

"engga kok,  aku mau temenin kamu"

"aku udah mendingan kok, bentar lagi mama juga pasti akan pergi"

"kamu makan dulu tapi"

"iya"

Ingin rasanya aku memaksamu untuk tetap ada disini.  Tapi Tidak.  Aku juga tidak mau kamu tersiksa. 


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 02, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

UnforgettableWhere stories live. Discover now