Terperangkap

37 3 0
                                    

Hujan deras yang datang malam ini menambah kekesalanku atas apa yang telah terjadi.

Aku sudah capek akibat dompetku yang hilang tadi. 

Perlahan aku mengarahkan langkahku ke kamar.  Tanpa memerdulikan mamaku yang sedang bermain laptop di ruang tamu.

"Dari mana kamu?"
Tanya mama padaku

Sekali lagi aku sangat tidak memperdulikan nya.  Sungguh aku ingin tidur

.
.
.
.

"ariinnn" teriak mama memanggilku

Tumben mama membangunkan ku  ucapku dalam hati

"iya bentar ma"

Setelah menyiapkan buku untuk ke sekolah dan sudah mandi tentunya.  Aku turun ke lantai bawah untuk menemui mama

"ada apa ma? "

"mama pinjam motor kamu ya"

"loh?  Kan biasanya mama kerja bawa mobil"

"kenapa?  Ga boleh? Kan ini motor mama yang beliin"

"terus arin sekolahnya gimana? "

"naik bus"

Aku kesal dengan mama,  karena itu sudah sangat menyusahkanku.  Entah apapun yang orang nilai dari aku,  tidak peduli juga aku di cap sebagai anak yang manja,  tapi jujur ini sangat merepotkan

Akhirnya aku berjalan menuju halte bus tanpa semangat.  Dan saat aku sampai disana ternyata bus nya sudah lewat.  Ini sungguh hari yang sangat sial setelah kemarin. 
Ingin rasanya aku tidak masuk sekolah saja

"mba"

Aku merasa ada yang memanggilku dari kejauhan

Siapa? 

Aku mencari cari disekelilingku
Tidak ada orang,  hanya ada penjual koran disebrang sana

Tiba tiba terdengar bunyi vespa kian mendekat

"kamu? "
Aku terkejut bukan main ketika melihat ada lelaki menakutkan yang aku temui kemarin

"haii" sapanya dengan ramah

"ngapain kamu disini?" tanyaku padanya

"kamu sendiri ngapain disini?"

"nunggu bus" jawabku acuh

"bus jam segini udah lewat,  telat kamu"

"udah tau!!! "

"dihh" katanya mengejek ku

"mau aku antar? " 
Ia mulai menawarkan tumpangan padaku

"enggak usah"

"dari pada nanti telat" bujuknya

Dengan terpaksa aku menerima tawarannya. Aku bukan anak nakal, aku juga tidak terbiasa telat masuk sekolah apalagi harus membolos.

Ditengah perjalanan dia hanya diam saja.  Aku benci situasi akward ini.  Seharusnya dia memulai pembicaraan dahulu karena dia pria. 

Ahh membosankan sekali lelaki ini

Tak lama,  vespa ini berhenti tepat di depan gerbang sekolahku.  Dan ketika aku turun dari vespa lingga sudah banyak yang menggodaku

"cie arinn"

"cie pacar baru nih"

"waduh selera arin cowok vespa nih"

UnforgettableWhere stories live. Discover now