Pantaskah

34 3 0
                                    

Pagi ini tidak seperti pagi - pagi biasanya.  Meskipun sudah tidur sangat lama,  namun tubuh Arin tidak bisa berfungsi secara normal.  Sepertinya ia sangat kelelahan.

Pikirannya pun tidak fresh seperti pagi - pagi yang lain.  Ia lelahkan dengan memikirkan lingga. Iya,  setiap kali menyebut nama itu arin seolah olah tak berdaya tanpa tenaga.  Tubuhnya lemas bagaikan lari marathon.  Hatinya seakan akan rapuh bagaikan terdera ombak. Ia tak bisa melihat kebahagiaan didalam hidupnya.  Lain lagi ketika memikirkan andi, ia sangat menyenangkan.  Namun,  ada yang berbeda dari andi dibanding lingga.

Kasih sayang lingga tak terhingga. Begitu pula cinta arin kepada lingga,  tak tergantikan oleh siapapun

.
.
.
.
.

Hari demi hari dilewati mereka berdua dengan penuh tawa.
Kali ini arin memang benar bebar terperangkap oleh cinta lingga hingga sehari saja tidak bertemu,  membuat Arin frustasi dan tidak bisa tidur untuk memikirkan lelaki itu

Lingga kamu dimana sih 
Kata Arin dalam hati.

Sudah 1 kali 24 jam lingga tidak menghubungi arin sama sekali.

Mungkin menurutmu aku sangat berlebihan. Namun itu lah aku,  jika aku sayang aku akan mengkhawatirkan nya. Bahkan setiap detik pun aku rindu padanya

"Woii rin,  ngapain sih?  Murung aja"
Indah mengagetkan arin dengan gertakan tangan dibangku mejanya.

Itu karena indah sangat geram melihat Arin yang dari tadi melamun tak tau memikirkan apa

"kamu ngangetin aja"
Kata Arin dengan nada datar

"kenapa sih rin? "

"lingga ga ngabarin aku sama sekali"

"lingga siapa? "

"yang nemuin dompet ku waktu itu"

"oh jadi sekarang kamu deket sama pelukis itu? "

"cie arin" sambung Indah

"ya begitulah" jawab arin tanpa semangat

"mungkin dia sibuk,  sabar aja ya"

"anterin aku ke uks yuk"

"emang kamu sakit? "

"sepertinya"

"masa ga dikabarin aja sampe sakit? "

"udah ah ayo"

Arin menarik tangan indah dan pergi ke uks

"kepala ku pusing banget ndah"

"kok bisa sih?  Pasti kamu nggak sarapan ya? "

"iya"

"tuh kan,  udah deh jangan mikirin cowok itu dulu, fokus sama diri sendiri"

"aku takut dia kenapa napa"

"dia pasti baik baik saja"

Arin POV

Aku sangat kesal dengan lingga.  Mengapa dia tidak menghubungi ku?  Aku tidak suka mencari cari. 
Aku ingin dia
Aku mau dia
Hanya dia

Melarikan diri ke UKS ternyata tidak membantu sama sekali. Pusing ku bertambah parah.  Hingga ingin rasanya aku pukul kan kepala ku di tembok.  Aku tidak kuat! Aku ingin pulang. Tapi indah sangat nyenyak dengan tidurnya. 
Aku tidak berani membangunkannya.
Semua ritual untuk mengurangi sakit kepala sudah aku lakukan.  Dari mencopot ikat rambut,  melepas ciput (daleman hijab),  merenggangkan dasi dan gesper.  Namun tidak ada hasil. 
Lalu aku menjambak rambutku agar rasa sakit ini hilang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 02, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

UnforgettableWhere stories live. Discover now