Part 3

1 0 0
                                    

Selamat hari jumat semuanya, saya kembali dengan cerita baru.

terimaksih yang telah membaca PART 2 saya sangat berterimaksih

saya menerima kritikan dan masukan dari kalian semua.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku hidup dalam duniaku sendiri, dunia yang selalu kuyakini benar adanya. Aku bukan seorang pembunuh ataupun seorang psikopat. Aku hanya ingin dunia yang menyenangkan, diduniaku aku ingin orang-orang memandangku dengan tatapan kagum bukan tatapan aneh dan menjijikkan. Hanya diduniaku, aku berada diatas dan lain akan berada dibawah kakiku. Dunia yang akan selalu kulindungi, dunia yang akan selalu membuatku merasakan bahwa aku memang cocok untuk hidup.

"bagaimana dengan tanganmu? Kamu tidak ingin menyembunyikannya?" ucapku kepada lani, kami sedang berada didalam kelas. Sedari tadi aku menyadari dia terus memperhatikan tangannya yang luka-luka.

"tidak apa-apa, toh ini juga tidak mencolok sama sekali" ucapnya tersenyum simpul.

"apa sa...."

"eyyy laniiiiiii, ada apa dengan wajah murungmu itu?" ucap lelaki yang baru datang memotong pertanyaanku. Aku mulai tersenyum kearahnya. Dia adalah dani, teman lani dari kecil. Teman yang selalu berada didekat lani namun aku tidak pernah mempercayai pertemanan anatara laki-laki dan perempuan.

Pertemanan mereka berdua hanyalah alibi belaka, dani sangat menyukai lani hingga mereka bisa masuk keuniversitas yang sama. Dani merupakan laki-laki yang mudah ditebak, mudah diperalat.

"lani?" ucap dani mendekatkan wajahnya ke lani

"dan" ucapku memanggil dani dan menggelengkan kepalaku, dani yang mulai menyadari situasi yang ada lalu duduk dibangku yang ada dihadapan lani.

"kalau ada apa-apa setelah kelas, kamu harus cerita semua ke aku" ucap dani

"dia pasti bakal cerita ke kamu dan tapikan butuh waktu" ucapku menjawab pertanyaan dani. Satu persatu mahasiswa sudah mulai memenuhi kelas, dosen yang akan mengajar kami merupakan dosen yang sangat baik dimata mahasiswa. Maka dari itu kelas yang beliau buka akan selalu penuh.

----------------

"jadi ada apa?" ucap dani dengan wajah khawatir.

"hmmm, aku tinggal kalian berdua ya. Kalau ada apa-apa hubungin aku lagi aja. Aku masih ada kelas hari ini, jadi aku duluan" ucapku menepuk pundak lani lalu berjalan keluar kelas. Aku berjalan dengan perlahan dan berbalik, ingin melihat apa yang mereka lakukan. Lani sedang menunduk, pundaknya bergetar. Dia sedang menangis pikirku.

Aku berjalan menuju kantin, menantikan hal lain yang dapat aku liahat. Kolam orang lain, kolam yang sangat terlihat jelas. Semua orang akan ramai-ramai menuju kantin dan mulai membuka pembicaraan mengenai masalah apa saja yang mereka lalui.

"ayooo tebak siapa?" ucap seseorang yang sedang menutup matau dari belakang

"bellakan?" ucapku santai, aku sudah tau suara ceria itu. Suara yang selalu berisik yang terngiang dikupingku.

"selalu bisa ketebak" ucapnya dengan nada sedikit kecewa, satu lagi orang yang mudah ditebak.

Bella itu selalu jadi pusat perhatian sedari kami sekolah menengah pertama, entah mengapa dia bisa mengenaliku ketika kami baru kembali bertemu ketika kuliah.

"karena kamu selalu ngagetin aku dengan cara yang sama" aku kembali melanjutkan langkahku menuju kantin.

"kamu ga ada kelas?" ucap bella yang sedari tadi mengikutiku.

"ada, tapi aku mau kekantin dulu" ucapku

"hmmmm, yaudah aku tmenin kamu deh. Aku lagi ga ada kelas lagi hari ini. Bete ya sehari cuman ada satu matkul" ucapnya dengan lirih.

"tapi enak dong, kamu bisa main aja sama temen kamu yang kemarin kamu kenalin sama aku" ucapku, kami berdua duduk ditempat favorit kami dulu saat masih berada ditingkat 1.

"apa enaknya? Punya teman kalau ada butuhnya aja kayak mereka. Kamu taukan mereka tuh beda banget" ucap bella

"beda apanya? Bentar-bentar, kamu mau makan apa? Nanti aku pesenin deh" ucapku

"hmmm aku mau es teh manis aja deh, ehh sama mie rebus juga. Soto.."

"kuahnya yang banyak pakai telur, sama sausnya 4 bungkuskan?" ucapku memotong ucapan bela

"kamu emang paling tau aku" ucap bela tersenyum, aku hanya tersenyum lalu mulai pergi memesan pesanan kami berdua dan kembali ketempat yang tadi.

"jadi mereka?" ucapku mulai membuka pembicaraan

"mereka tuh beda aja gitu, kamu taulah maksud aku. mereka yang punya barang-barang mahal dan mewah beda jauh sama aku. aku juga baru sadar kalau mereka itu temen kalau ada butuhnya aja semester ini" ucap bella menghela nafas.

"aku baru sadar habis uang banyak kalau sama mereka dan mereka juga punya gelagat aneh-aneh gitu akhir-akhir ini. Gak biasanya mereka sekalu nanyain tentang lani. Padahal merekakan baru ketemu lani itu sekali. Tapi mereka sering banget nanyain dia" kata bela melanjutkan ceritanya.

"ini mbak pesanannya" ucap ibu kantin yang menaruuh pesanan kami berdua

"terimaksih bu" ucapku tersenyum kepada ibu itu

"makan dulu yaa" ucap bella yang sudah terlihat tidak sabar ketika pesanan yang ia pesan datang

"iya, makan aja dulu" ucapku santai lalu mulai meminum minumamnku.

Hal yang aku tau, bella berteman dengan lucas. Lucas merupakan seorang pria yang sudah memiliki banyak incaran ketika kami melakukan OSPEK. Dia memang yang paling berbeda diantara yang lain, apalagi jika kau membandingkan wajahnya. Wajah yang paling bisa kau ingat, rahangnya yang tegas serta kulitnya yang putih. Ia juga memiliki mata yang besar dengan lensa coklat alami, wajah yang seperti itu sangat pas dengan postur tubuhnya yang tinggi. sangat sempurna jika kau melihat dirinya sekilas.

Bella dengan lahap menyantap makanannya seprti sudah tidak makan 3 hari, sangat terburu-buru.

"kamu ga makan tiga hari?" ucapku kepada bela

Bella menghentikan makannya lalu menatapku dengan tatapan peuh arti, terjadi sesuatu kepadanya, aku tidak ingin bertanya lebih lanjut.


TBC

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jangan lupa untuk membagikan cerita saya jika kalian merasa cerita saya layak unyuk dibaca ^^


salam

takagawa aoi




THE SWIMMING POOLWhere stories live. Discover now