Part 1

5 0 0
                                    

Semua orang didunia ini pasti memliki hal yang paling berharga, memiliki sesuatu yang selalu mereka lindungi. Entah itu diri mereka sendiri karena terlalu egois akan dunia, terlalu egois akan sekitar hingga dia merasa bahwa hanya dirinyalah yang paling pantas untuk dilindungi. Manusia memang memiliki sifat egois paling tinggi melebihi binatang yang tidak memiliki akal, kadang keegoisan itu akan menjadi hal yang mengerikan jika rasa dendam menyatu. Sama halnya dengan yang kulihat hari itu. Kulihat amarahnya yang meletup-letup, tangannya mulai ia kepalkan. Wajahnya mengeras, aku tau dia sedang ada dipuncaknya. Dipuncak emosi jiwa yang selama ini dia tahan. Aku hanya bisa terdiam melihat apa yang akan dia lakukan selanjutnya, kakinya mulai melangkah dengan pasti menuju seseorang yang sedang tertawa bahagia dengan yang lain. Aku hanya melihat dari kejauhan aku bukan orang yang ingin masuk kedalam sebuah masalah orang lain, aku adalah orang egois itu. Orang egois yang hanya mementingkan diriku sendiri.

Menurutku didunia ini hal yang dapat aku lakukan hanyalah melihat segalanya dari kejauhan, mengamati segala sesuatu yang terjadi. Hingga puncaknya, jika aku memang harus terseret dalam masalah itu aku hanya akan mencelupkan kakiku kedalamnya. Sebuah masalah selalu aku ibaratkan sebagai sebuah kolam jernih. Kau bisa melihat siapa saja yang sudah tenggelam didalamnya. Aku bukanlah orang yang akan berenang dengan indah dalam kolam itu, aku hanya akan melihat dari atas. Melihat siapa saja yang akan berenang dalam masalah tersebut, jika seseorang menarik kakiku untuk masuk kedalamnya. Aku akan mencelupkannya merasakan masalah itu hanya dari luar saja, aku akan terlihat seperti ikut hanyut dalam kolam itu.

Padahal yang aku lakukan hanya mencelupkan kakiku kedalamnya, merasakan dingin dan panasnya air kolam itu. Seperti kondisi yang sekarang, aku bisa merasakannya. Merasakan air kolam yang semakin dingin dan dingin. Makin dingin suatu air, makin nyaman kau berada didalamnya. Air yang tenang dan nyaman itu sebentar lagi akan menimbulkan gelombang yang tidak bisa kau duga.

"JADI? INI YANG DINAMAKAN MEETING PENTING? TERTAWA DENGAN PUAS?" aku mendengar teriakan lelaki tadi hingga tempat aku berdiri.

Aku ingin merasakan betapa dinginnya air itu, baru pertama kali aku merasakan air dingin yang menyambar kakiku. Lebih dingin dari dugaanku, aku salah menebak selama ini. Kukira air dingin yang kurasakan akan berubah menjadi lebih panas dari biasanya. Kau akan tau apa yang terjadi jika kolam berisi air panas dihari yang panas. Kau akan keluar dari air itu, pindah kedalam kolam lain yang berisi air yang lebih nyaman bukan.

Semakin kakiku masuk, semakin terlihat jelas siapa saja yang sudah masuk kedalam kolam. Aku mulai memikirkan sesuatu, kolam yang sedang aku lihat ternyata sudah hampir terpenuhi oleh orang-orang yang sama sepertiku dan dia. Dia yang berada diujung kolam tanpa ekspresi, berdiri dengan tegap.

"APAAAA?" wanita itu mulai membalas perkataannya

"AKU MEMANG SEDANG MEETING, JANGAN SEENAKNYA BERTERIAK DIHADAPANKU" wanita itu makin menyulutkan emosi dani. Dani, lelaki yang sedari tadi sedang menatap lani dengan penuh amarah. Ini bukan sekali dua kali dani membentak lani dihadapan semua orang dan aku sudah sering melihat adegan ini. Adegan yang mebuatku mendekatkan diri pada kola mini, kolam yang penuh kejutan. Lebih menyenangkan dibandingkan dengan kolam yang lain.

"udah dan, tahan emosi kamu" ucapku mendekatkan diri kepada dani

"DAN KAMU, JANGAN DEKAT-DEKAT DENGAN PASANGAN ORANG" aku meundukkan wajah, kakiku semakin masuk kedalam kolam. Aku tidak ingin basah dan mencari kolam lain, butuh waktu lama untuk mengeringkan diriku sendiri. Aku mundur mendengar perkataan lani, pria diseberang kolam mulai mencelupkan kakinya sama sepertiku.

"lan, kamu juga harus pelankan suara kamu" lani menatap lelaki lalau mulai bernafas dengan teratur. Aku memang tidak tau apa hubungan mereka berdua tapi yang pasti, lelaki itu sudah ada dipihaknya. Dia sudah merasakan hal yang sama denganku, rasa ingin taunya juga sama denganku. Aku menatap pria itu, ia menatapku tanpa ekspresi. Namun tatapan tanpa ekspresinya bisa terlihat jelas.

Aku tau apa yang dia inginkan, ternyata lebih busuk dari dugaanku.


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ini tulisan pertama saya, mohon dimaklumi jika masih banyak kekurangan. Saya menerma kritikan dan masukan dari semua pihak. Harap bijak dalam membaca dan saya harap rasa yang saya sampaian dan tuangkan kedalam tulisan saya dapat tersampaian kepada semua pembaca.

Salam Hormat,


Takagawa

THE SWIMMING POOLWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu