You In Danger 42 : Good Day

Mulai dari awal
                                    

"Kau benar. Lain kali kita harus bersantai dengan menikmati hal-hal kecil seperti ini." Ucap Seokjin sambil menganggukkan kepalanya.

Ternyata mereka sudah sampai di halte bus. Namun pas sekali saat mereka datang, bus tujuan mereka sedang berhenti untuk menarik penumpang, dengan segera mereka berlari untuk memasuki bus tersebut agar tidak ketinggalan.

Ternyata bus tersebut sangat penuh, bahkan Jungkook dan Seokjin harus berdiri.

Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam menikmati pemandangan diluar jendela. Dimana deretan gedung, toko, tempat makan, dan tempat-tempat lainnya terlihat. Walaupun tidak begitu jelas, hal tersebut sudah cukup bagi mereka untuk mengamati hal-hal kecil yang selama ini tidak mereka sadari karena otak mereka hanyalah untuk memikirkan hal-hal besar seperti kasus yang harus BTS tuntaskan.

Tak sengaja Jungkook melihat pemandangan yang membuat hatinya senang, dimana seorang ibu sedang menggandeng anaknya sambil tersenyum bahagia. Terkadang ia masih tidak percaya jika ternyata ibunya masih hidup. Walaupun ibunya kini tidak normal, namun Jungkook merasa sudah tidak lagi sendirian dan semakin percaya diri dalam menghadapi kehidupannya.

"Aku tidak sabar menemui ibu, Hyung..." Akhirnya Jungkook membuka suaranya.

Seokjin menoleh ke arah Jungkook sambil tersenyum. Dirinya lega melihat adiknya senang.

Bus pun berhenti. Para penumpang bergiliran turun dari bus tersebut.

Mereka harus berjalan sekitar lima menit hingga sampai di tempat tujuan.

"Hyung?" Tanya Jungkook kepada Seokjin. Ia ingin bertanya suatu hal karena penasaran sekaligus sengaja melakukan obrolan di antara mereka agar suasana tidak hening selama perjalanan menuju rumah sakit.

"Hmm?" Balas Seokjin tanpa menoleh ke arah Jungkook yang berada di samping kanannya.

"Bagaimana BTS? Apa BTS benar-benar bubar?" Tanya Jungkook.

Seokjin diam. Ia sadar, sejak kemarin ia hanya memikirkan tentang Lee Joon Hyuk, sampai-sampai ia lupa bahwa BTS sedang terancam bubar. Atau memang sudah bubar?

"Aku tidak yakin dengan hal itu. Semua keputusan ada di tangan presiden. Kita tidak berhak untuk melakukan apapun yang kita mau." Jawab Seokjin.

"Mungkin kau benar Hyung.. tapi, Korea Selatan sangat membutuhkan orang seperti kita kan? Banyak kasus besar yang sudah kita selesaikan selama ini. Apa jadinya kalau kita tidak ada??"

"Hahahaha.. bukannya kau terlalu sombong? Mungkin mereka sudah mencarikan orang yang lebih baik dari kita. Lihat saja Red Velvet, kita tidak menduganya kan kalau kelompok yang berisi para gadis itu terbentuk?"

Kini Jungkook tidak bisa menjawab ucapan Seokjin. Karena menurutnya Seokjin memang benar.

Mereka berdua pun sampai. Kini mereka tinggal menuju lantai dua dan mencari kamar nomor 106.

"Annyeonghaseyeo Jungkook-ssi?" Sapa seorang dokter kepada Jungkook ketika mereka berpapasan di koridor.

"Ohh? Annyeonghaseyeo.." Jungkook membungkukkan badannya. Lalu keduanya tersenyum.

"Kau mau mengunjungi ibumu?" Tanya dokter tersebut dengan senyumannya yang manis.

"Bukannya sudah jelas?" Jawab Jungkook sembari tertawa ringan. Dokter tersebut pun ikut tertawa.

"Kau datang disaat yang tepat, Jungkook-ssi. Ibumu sedang normal saat ini..."

Mendengar ucapan dokter tersebut Jungkook langsung mengambil langkah seribu dengan kakinya yang panjang menuju kamar ibunya. Membuat dirinya hanya dengan 10 detik saja sudah sampai di tempat tujuan, yaitu kamar nomor 106.

[FF BTS] You In DangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang