“Sudahlah… Ayo masuk! Kita tak bisa berdiri terus disini sepanjang malam!” sahutnya,
“Baiklah…”
Xiao Guo menggandeng tangannya masuk ke dalam rumah, setengah menyeretnya memasuki tempat dia menghabiskan lebih dari separuh hidupnya. Tempat paling mendekati rumah yang dia miliki sebelum dia mengenal Lao Chu.
Kini… Dia bahkan tak bisa merasa di rumah saat dia berada di sini tanpa Chu Ge-nya.
“Aku pulang…” sahut Xiao Guo begitu memasuki pintu rumah,
“Suamiku… Xiao Guo dan temannya sudah datang!” teriak seorang wanita dari dalam rumah,
“Nyonya…” sapa Lao Chu pada wanita yang memasuki ruang tamu dengan celemek di tubuhnya,
“Ah kenapa sungkan… Kau boleh memanggilku Bibi An, seperti Xiao Guo biasanya memanggilku. Disini kau bisa melepaskan embel-embel pekerjaan dan tolong jangan panggil suamiku dengan sebutan Bapak Guo… Dia jadi merasa sangat tua. Panggil saja Paman!” sahut Bibi An cepat.
Sebenarnya wanita itu bingung harus memanggil apa pada pria di depannya ini. Walau dia adalah teman Xiao Guo yang lebih muda darinya 10 tahun lebih tapi aura yang dimiliki pria itu sangat kuat.
Rasanya tidak benar memanggilnya dengan sebutan nama, tapi dia juga tak mungkin memanggilnya dengan sebutan Pak atau Tuan mengingat hubungan dekatnya dengan sang keponakan.
“Terima kasih!”
“Aku harap kalian lapar… Aku memasak banyak sekali!” sahutnya kemudian kembali menghilang ke ruangan lain,
“Xiao Guo tunjukkan ruang makannya dan bantu aku membawa makanan ke atas meja!” lanjutnya dari dapur,
“Baik Bi… Ayo Ge…”
Xiao Guo membawanya masuk ke ruangan luas dengan meja kayu oak dan beberapa kursi bergaya modern. Beberapa piring masakan sudah tersaji dan di ujung ruangan dia bisa melihat Tuan Guo yang bangkit dari sofa dan melipat Koran yang dibacanya.
“Hai… Sudah beberapa kali kita bertemu, tapi aku tak bisa banyak berbincang dengan dirimu! Ayo duduk… Istriku sudah mempersiapkan makanan untuk kita!” sahut Paman Guo dan menjabat tangan Lao Chu dengan sigap dan menepuk pundak Chu.
Mereka berempat makan malam sambil berbincang seru, kebanyakan Bibi An menceritakan kisah masa kecil Xiao Guo atau bagaimana sebenarnya Xiao Guo yang berprestasi di sekolah namun susah berteman.
“Kami sangat bersyukur, dia bisa dekat dengan rekan-rekannya di SID. Sebenarnya… penempatan Guo di SID adalah sebuah kesalahan. Kami berharap dia bisa masuk ke bagian arsip Negara tapi entah bagaimana berkas Xiao Guo bisa masuk ke kantor SID. Walau begitu rupanya dia cukup senang berada disana.” sahut Bibi An dekat senyum maklum,
“Kami juga dengar, kau sudah sering membantu Xiao Guo saat menemui kesulitan di lapangan. Kami sungguh berterima kasih!” tambah Paman Guo,
“Xiao Guo adalah anak yang baik, dia bisa bergaul dengan baik di SID mungkin karena disana kami sangat dekat seperti keluarga. Dan tidak terlalu banyak orang yang berada disana. Hal ini bisa jadi adalah lingkungan yang lebih nyaman daripada di kantor pemerintahan yang lebih dingin bukan?!” sahut Lao Chu, mencoba bicara sesopan mungkin,
“Sepertinya begitu!”
Makan malam mereka sudah selesai dihidangkan. Makanan penutup dan kopi juga sudah disajikan. Paman dan Bibi Guo menawarkan Chu untuk bergabung dengan mereka melakukan permainan mahjong. Tapi Bibi An butuh waktu untuk berbenah sebentar, jadi wanita itu pun meminta Guo untuk mengajak Chu naik ke kamarnya sembari menunggu dia berbenah.
STAI LEGGENDO
THE UNSOLVED CASE of Xiao Guo and Chu Ge
FanfictionAku suka banget ama pasangan ini yang sebenarnya adalah peran pendukung dalam series Guardian. Dibanding dengan pemeran utama memang kisah mereka ga banyak dikulik baik di novel atau di film. Kisah Classic antara cowok dingin yang jatuh cinta ama c...
Episode 21.2
Comincia dall'inizio
