Episode 17.2

134 14 5
                                        


Walaupun sore itu mereka pulang lebih awal dari biasanya, namun tetap saja Lao Chu sampai rumah sudah larut malam. Menemani Guo memeriksakan diri sebenarnya hanya membutuhkan sedikit waktu, namun menemui Ibu Xiao Ren terbukti membutuhkan waktu yang sangat lama.

Lao Chu kembali mengingat pemandangan menyedihkan yang baru saja dia lihat sore itu. Ibu Xiao Ren menangis di lantai dengan Guo memeluknya sampai wanita itu kelelahan dan jatuh pingsan.

Setelah Guo agak tenang, mereka juga menyempatkan untuk menemui Xiao Ren yang di saat keributan itu telah terbangun. Dia melihat saat Ibunya dibawa masuk dan dibaringkan di tempat tidur penunggu pasien di kamarnya. Yang secara pribadi, menurut Lao Chu sudah sangat tepat.

Mereka menjelaskan pada Xiao Ren bahwa Ibunya sedang tidur karena lelah, jadi mereka meminta Xiao Ren untuk tidak membangunkannya.

Di luar dugaan, gadis itu nampak tegar. Bahkan dari salah satu suster yang bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat, mereka tahu ternyata Xiao Ren sudah mengerti tentang kepergian Bibinya. Dia bilang, dalam mimpinya Bibinya berpamitan padanya dan meminta dia untuk menjaga Ibunya.

Xiao Ren sudah akrab dengan situasi kehilangan orang yang dicintai karena dia juga telah kehilangan Ayahnya yang adalah seorang tentara. Dia bilang Ayahnya juga berpamitan padanya sebelum dia mendapat kabar kematiannya.

Lao Chu memutuskan untuk mandi air panas dan akan membuat makan malam sederhana sebelum berangkat tidur, karena dia baru ingat kalau mereka berdua tidak sempat makan malam.

Saat mandi dan memasak, pikiran Chu terus kembali kepada Xiao Guo, bagaimana hari ini dia hampir saja kehilangan pria kurus itu.

Dia merasakan badannya menggigil saat mengingat detail kejadiannya, padahal dia sedang berdiri dibawah siraman air panas.

Dia tahu tanpa dia sadari, dalam waktu beberapa bulan saja, pria idiot itu telah berhasil merangkak masuk dalam hatinya. Bahkan kini, bayangan melihat dia tersakiti saja membuat tubuhnya mendingin, apalagi jika harus kehilangannya seperti siang ini.
Sudah hampir tengah malam saat dia menyelesaikan semuanya, dia pun membereskan dapur dan hendak bergeser ke tempat tidur saat dia mendengar suara ketukan pada pintunya. Dengan waspada dia merayap mendekati pintu rumahnya, walau dia tahu orang yang bermaksud jahat tidak akan mengetuk pintu.

Lao Chu terkejut saat mendapati Xiao Guo berdiri di depan rumahnya dengan baju tidur dan sandal rumah.

“Apa yang kau lakukan disini?” sergahnya kasar,

“Aku tidak bisa tidur… Aku tidak mau tidur sendiri…” Xiao Guo terlihat ketakutan mendengar kemarahan dalam suara Lao Chu,

“Kau gila?!”

Lao Chu merasa hilang akal, melihat Xiao Guo berdiri di sana hanya dengan piyama dan sandal rumah. Tampangnya terlihat menyedihkan seperti kucing rumahan yang dibuang oleh pemiliknya.

Tak tega untuk mengusirnya, Chu pun menariknya masuk ke dalam rumah.

“Kau bilang aku bisa mencarimu jika aku membutuhkanmu Ge…” sahutnya dengan suara tercekat,

“Tapi tidak datang ke rumahku di tengah malam begini juga kan?!"

“Jelas-jelas kau masih bangun…”

“Apa?” Lao Chu menyadari ada yang salah dengan kata-kata Guo, “Sudah berapa lama kau ada di depan sana?”

“30 menit??” tangan Lao Chu spontan melayang memukul Guo di belakang kepalanya,

“Aku tak percaya ini… Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?”

“Aku tak mau tidur sendiri... kamarku terasa menyesakkan... jadi aku kesini. Aku kira... aku bisa mengobrol denganmu!”

THE UNSOLVED CASE of Xiao Guo and Chu GeWhere stories live. Discover now