3

52 2 0
                                    


Hari ini, sepulang sekolah, aku melihat sesuatu yang membuat hatiku pecah. Berkeping-keping. Tentang gadis yang kusukai, Bintang, ketua OSIS, sekaligus ketua hatiku (haha). Ia diganggu oleh kakak-kakak kelas.

"Kalian tau kan kalau merokok di sekolah itu tidak boleh?" seru Bintang. Suaranya terdengar lantang, tapi bergetar. Ia hanya seorang gadis diantara empat orang laki-laki yang terkenal sebagai berandalan sekolah.

"Bah! Kamu itu.. Bintang kan?—Hmm.. boleh juga," ujar salah seorang dari berandal itu, "Betul kata orang-orang, kamu memang secantik yang mereka bilang," lak-laki itu menarik lengan Bintang dan meremasnya erat-erat. Berani-beraninya dia. Bintang tampak kesakitan, tapi tetap berusaha mempertahankan wajah marahnya. Laki-laki itu mulai membuka mulutnya lagi, "Tapi sayang ya... mulutmu itu.. cerewet seka—"

*Buak!*

Aku yang dari tadi sembunyi di balik pohon akhirnya memberanikan diri untuk melemparkan sepatu ke arahnya. "Lepasin Bintang!"

Ia menggenggam lengan bintang semakin erat dan menatapku remeh. Sedangkan ketiga orang temannya tampak mengambil posisi untuk menghabisiku. "HAHAHA! Berani sekali kau melempar wajahku pakai sepatu hah?—," ucap laki-laki yang menggenggam lengan Bintang, "Oh.. iya.. aku baru ingat. Kau itu.. bukannya orang yang nembak cewek ini?" Ia lalu tertawa diikuti dengan tawa ketiga temannya.

Aku tak menggubris tawa mereka, "Memangnya kenapa hah?" seruku dengan nada menantang.

Tawa mereka malah semakin menjadi-jadi. Laki-laki yang menggenggam lengan Bintang itu memberikan isyarat yang seolah berkata, 'habisi dia'. Lalu ketiga orang temannya segera memukuliku tanpa ampun.

Satu kalimat lagi keluar dari mulutnya, "Laki-laki sepertimu tak akan pernah cocok untuk Bintang.."

OOO

Bintangحيث تعيش القصص. اكتشف الآن