extra+ordinary

2.8K 364 78
                                    

.

  "Read what you like, not what you're told to like. That way you'll read for a lifetime." 

― Carew Papritz, The Legacy Writers: his Wife, his Children, his Final Gift   

Siapa mahasiswa Universitas Seoul yang tidak mengenal seorang Kim Namjoon? Mahasiswa yang mendapat gelar mahasiswa termuda di angkatannya, dengan usia enam belas tahun saat menjalani tahun keduanya, tentu dari sekali lirik sudah bisa dipastikan Namjoon bukan orang sembarangan. Cerdas di atas rata-rata, genius bahkan, karena di usia yang seharusnya masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah menengah atas pun, Namjoon bisa mengungguli teman-teman seangkatannya yang jauh lebih tua darinya dalam perkara nilai.

Bukan cuma bidang akademik saja yang Namjoon unggul, masalah cinta-cintaan juga. Remaja ini, kemana pun dia pergi, selalu tercium mematikan--baik definitif maupun majas. Mematikan dalam arti yang kias dan positif, tentu hanya bagi kaum Beta dan Omega. Bagi golongan para Alpha, Namjoon adalah sebuah ancaman, bahaya, maut--singkatnya, mematikan secara literal.

Pemuda ini biasanya menghabiskan waktu di lantai lima perpustakaan kampus untuk tenggelam dalam buku-bukunya. Toh, lantai lima perpustakaan selalu jadi lantai yang paling sepi, karena hanya bisa diakses melalui tangga. Jarang sekali ada yang sudi menapaki lebih dari seratus anak tangga untuk bisa sampai ke lantai ini.

Namjoon memang sedikit unik, berbeda dari yang lain. Bukan hanya karena otaknya kelewat cerdas, tapi juga karena aroma feromonnya yang luar biasa. Kadar tujuh puluh delapan persen, aroma kayu manis, garam Kosher, kayu cedar, dan tembakau segar. Kadar yang sangat, sangat tinggi, padahal Namjoon yakin dari semua hal yang dipelajarinya tentang mengapa dan bagaimana hormon testosteron dalam tubuhnya memicu scent gland di tengkuknya, seharusnya kadar feromonnya tidak setinggi itu. Namjoon berasal dari keluarga yang cukup sederhana, ayahnya seorang guru dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Asupan gizinya tergolong normal, semestinya tidak akan memicu hormon berlebih.

Super Alpha.

Nama 'kelainan' yang akhirnya disematkan pada Namjoon dan aroma feromonnya yang luar biasa candu bagi Beta dan Omega.

Banyak yang bilang Namjoon sangat beruntung, karena di usianya yang belia Namjoon tampak begitu dewasa dan berkharisma akibat aroma feromon yang matang dan kecerdasan di atas rata-rata. Masa depannya sudah terjamin, Namjoon sudah pasti akan menempati jabatan-jabatan tertinggi di manapun dia memutuskan untuk melanjutkan langkah nanti--tentu selama dunia masih percaya bahwa yang terkuat dan yang paling teranglah yang akan berkuasa.

Semua itu, kalau mendengarkan apa kata orang. Kalau hanya melihat seorang Kim Namjoon muda dari satu sudut pandang saja, perspektif yang sama dengan apa yang dilihat orang lain.

Kalau bertanya pada Namjoon sendiri, maka akan berbeda ceritanya.

Di usianya yang masih begitu muda, Kim Namjoon sudah mengecap dirinya sebagai sebuah kelainan, yang berbeda, yang aneh. Bukan dalam pengertian positif seperti yang orang lain lihat, Namjoon benar-benar melihat dirinya seperti seorang yang berbahaya, bahkan untuk dirinya sendiri. Enam bulan keterlambatan Namjoon untuk mengambil tes kelamin sekundernya karena mengepaskan dengan waktu pendaftaran universitas menjadi alasan.

Dulu Namjoon kira enam bulan bukan waktu yang terlalu panjang, dia merasa pasti-pasti saja dengan hasil yang akan ditunjukkan laboratorium, karena sejak kecil orang selalu melihatnya potensial sebagai seorang Alpha. Namjoon kira enam bulan keterlambatannya tidak akan berefek terlalu banyak, karena Alpha-Alpha lain disekitarnya yakni teman-teman SMA-nya, kelihatan biasa saja berkawan satu sama lain antara Alpha, Beta, dan Omega. Hubungan sosial yang Namjoon saksikan selama SMA sangat normal, Alpha-Alpha muda mulai berkencan dengan Beta atau Omega yang mereka kira sesuai, Beta berkencan dengan sesama Beta atau Alpha dan agak menjaga jarak dengan kaum Omega--tidak ada yang menyimpang, semuanya sesuai dengan teori dan hukum dunia Omegaverse.

Di dua bulan pertama setelah ulang tahun keempat belasnya, tidak terlalu banyak perubahan signifikan yang terjadi. Namjoon hanya merasa mendadak banyak Beta dan Omega di sekolahnya yang ingin berkenalan dengannya, popularitas Namjoon mendadak naik drastis dari yang hanya dikenal sebagai siswa termuda di angkatannya menjadi sesuatu yang lain--yang Namjoon sendiri waktu itu belum tahu apa.

Tapi tidak perlu waktu lama untuk menjawab penyebab kepopuleran tiba-tiba Namjoon, karena empat bulan berikutnya hidup Namjoon terasa seperti hidup seorang idola. Lari dari kejaran fans-fans gila--dalam konteks Namjoon adalah Beta dan Omega muda dengan hormon meledak-ledak--sudah jadi makanan sehari-hari. Pasalnya ada beberapa Beta dan Omega yang sampai ke level begitu ekstrim, seperti menyudutkan Namjoon di tembok sudut ruangan dan membuka kancing seragam mereka dengan gerakan seduktif--Namjoon sungguh tidak ingin mengingat kejadian itu lagi.

Setelah hasil tes laboratoriumnya diambil, baru terjawab bahwa semua kejadian itu diakibatkan adanya mutasi gen pada Namjoon, mengakibatkan sekresi hormon pada scent gland yang berlebihan. Bukan masalah besar karena Namjoon bukan satu-satunya yang mengalami keunikan seperti itu, dan pada waktu itu suppressant spray menjadi alternatif untuk mengurangi aroma pekat feromon Namjoon. Sayangnya spray tidak terlalu efektif ketika Namjoon melakukan kegiatan di luar ruangan, dan remaja itu harus putar otak bagaimana membuat dirinya sendiri aman dan tidak melakukan apapun yang tergolong sebagai tindak kriminal berdasarkan hukum.

.

.

.

"Kelas dibubarkan," ucap Namjoon pada sekumpulan mahasiswa yang duduk di kelas yang menyerupai teater bioskop. Dengan segera, para mahasiswa mengosongkan kelas Liberal Art yang diajar oleh Namjoon, meninggalkan sang dosen membereskan sendiri barang-barang miliknya.

Sudah hampir dua tahun terakhir Namjoon menjadi staf pengajar di Seoul Academy of Art, Performance, and Design, sekolah tinggi seni paling bergengsi di ibu kota Korea Selatan. Berarti sudah nyaris delapan tahun berlalu semenjak perubahan terbesar dalam hidup pria muda itu terjadi, yang mengharuskan Namjoon untuk melakukan adaptasi ekstrim untuk menyesuaikan diri pula.

Satu-satunya jalan keluar yang paling minim efek samping adalah dengan membatasi kegiatan berat yang menimbulkan banyak keringat sehingga feromonnya tercium makin kuat dan dengan mempertajam indera penciumannya, sehingga dapat mendeteksi perubahan aroma feromon Beta dan Omega yang berpotensi untuk membahayakan diri mereka sendiri dengan berada di sekitar Namjoon.

Meskipun bisa dikatakan bahwa Namjoon sudah merasa begitu sesak dengan menghirup aroma berbagai bunga dan makanan manis khas Omega, dan aroma-aroma segar dan natural yang menenangkan khas para Beta setiap saat, belum ada jalan keluar lain yang menurutnya sesuai.

Kim Namjoon hanya sesak dengan berbagai aroma, ia hanya menginginkan sesuatu, seseorang, yang mampu melepaskan ikatan yang terlaku kencang di paru-parunya. Namjoon hanya ingin seseorang yang bisa melihatnya sebagai orang normal dan biasa saja, bukan sebagai Super Alpha serba bisa dan serba dominan.






HAHAHA
AKHIRNYA KETULIS JUGA.

Mungkin bakalan lebih lama updatenya ketimbang "Scent", karena aku bagi waktu juga dengan (((berusaha))) nulis yang lain dan ngerjain tugas kuliah wkakakaka

Jadi "Aroma" itu semacam prekuel dari "Scent", latar waktunya terjadi sekitar dua sampai tiga tahun sebelum "Scent" ya. Setelah pemaparan awalnya selesai, as always aku bakal masukin penokohan dan sedikit fact dari tiap tokoh, meskioun mungkin dari readers sekalian udah pernah baca di "Scent", akan ada beberapa perubahan kecil di biodata yang kalian baca di sana dengan yang ada di sini nanti.

I hope you enjoy your journey eith NamSeok as well as with VMin!

Aroma [knj x jhs]Where stories live. Discover now