Orang itu hanya mengangguk, mengucapkan terimakasih pada Mark dan pergi sesuai arahan dari Mark.

Seperginya orang itu, Mark masih diam. Rasanya ada yang aneh dengan orang itu. Tapi Mark sama sekali tidak tau apa.

"Bro, ngapain?"

Mark tersentak saat ada tangan menepuk pundaknya.

"Ayo ke Rooftop gedung seni sekarang. Kita lihat siswa baru dari sana, siapa tau ada yang bening"

Tangan Mark ditarik olehnya.


Kini Mark sudah ada di Rooftop gedung kesenian. Dari sini mereka dapat melihat dengan jelas siswa yang sedang berkumpul di lapangan. Siswa baru memang di haruskan untuk berkumpul terlebih dahulu sebelum masuk kedalam kelas dan melihat pembagian kelas mereka. SMA Neo tidak menggunakan sistem MOS. Jadi para siswa baru tidak perlu repot-repot melakukan hal aneh.

Mata Mark menemukan Jeno yang kini tengah menjadi pusat perhatian di tengah lapangan. Sepertinya Jeno akan menjadi siswa populer baru disini.

"Gila, siapa anak itu. Dia terlihat begitu tampan"

"Yang mana Luke,?" tanya Mark

"Yang itu, yang di tengah-tengah itu"

"Ohh, dia. masih tampan aku lah." Ucap Mark saat tau jika yang di tunjuk Lucas adalah Jeno

"Kurasa masih tampan aku." Balas Lucas

Mark hanya mengiyakan saja. Terlalu malas dengan ucapan Lucas

"Mark~~"

Baik Lucas maupun Mark menoleh, melihat siapa orang yang baru saja ada di belakang mereka

"Kak, ngapain kesini?" tanya Mark

"Melihat siswa baru bersamamu,"

"Bilang saja Kak Jungwoo ingin dekat-dekat denganku," goda Lucas

"Yang benar aku ingin dekat-dekat dengan Mark"

Jungwoo mencibir pada Lucas, menggeser posisi Lucas hingga kini dia berada di tengah-tengah mereka

"Loh,, bukannya itu Jeno"

~~







Taeyong mengigit bibir bawahnya, setelah apa yang dikatakan Minho tadi. Dia menjadi sedikit gelisah.

"Ada apa?"

"Tidak!"

"Kamu takut anak-anak bertemu dengannya?"

"Bukan seperti itu,,"

"Lalu seperti apa?" tanya Minho lagi

"Aku belum siap jika harus bertemu dengannya. Aku tidak ingin mereka bertemu dengannya."

"Percuma Tae, jika takdir mempertemukan mereka kamu bisa apa? Bukankah kamu hanya bisa menerimanya. Lagipula jika kamu bertemu dengannya, apa salahnya. Kamu juga sudah sendiri."

"Iya aku memang sendiri, tapi bagaimana jika dia yang tidak sendiri. Ini sudah hampir 17 tahun. Dan kemungkinan banyak hal terjadi itu sangat banyak." Ucap Taeyong,

"Bilang saja kamu takut jika mengetahui fakta kalau dia ternyata hidup bahagia tanpamu"

"Kak Minhoo"

Taeyong sedikit menaikkan nada bicaranya. Merasa kesal dengan Minho yang terus saja memojokkan dirinya.

Mobil Minho masuk kearea restauran baru miliknya. Taeyong segera turun dan berjalan meninggalkan Minho

"Pagi Tae,,"

Tak menjawab Taeyong langsung masuk kedalam ruang kerjanya.

"Kenapa dia?"

"PMS mungkin" ucap Minho acuh










Taeyong membanting pintunya. Mendudukkan kasar pantatnya di sofa. Pagi yang sedikit buruk untuknya. Memejamkan mata sebentar sepertinya tidak baik untuknya. Bayangan beberapa tahun silam kini mulai kembali muncul.

"Hmm, awas saja jika dia hidup bahagia, aku akan membuat hidupnya hancur. Bagaimana bisa dia bahagia tanpaku" ucap Taeyong

Taeyong menegakkan tubuhnya, mengigit kukunya.

"Tapi bagaimana jika dia tidak bahagia. Apa yang harus kulakukan? Masa iya aku tega tertawa, terlihat jahat sekali aku. Tapi aku tidak ingin dia bahagia."

Taeyong berjalan kearah jendela

"Ah, bagaimana jika dia memiliki keluarga dan anak. Dan memiliki istri yang lebih cantik dari aku.?"

Taeyong kembali duduk di sofa

"Tidak-tidak, tidak mungkin ada orang yang lebih cantik daripada aku."

Taeyong berjalan kearah lemari, mengambil kaca

"Apa aku terlihat keriput, apa aku perlu operasi plastik?"

Tangannya digunakan untuk menarik dan menyentuh wajahnya. Mencoba untuk memeriksa bagaimana wajahnya saat ini

"Tapi aku masih cantik, "

Taeyong kembali duduk di sofa

"Kenapa aku memikirkannya, ayolah. Fokus ke Mark dan Jeno. Tidak perlu mencari orang lain."

Mengambil napas dalam, Taeyong kembali tenang

~~








Jeno yang sudah tau berada di kelas apa, kini dia sedang berjalan mencari kelasnya. Matanya menatap setiap papan nama di atas punti kelas.

"Siapa sih yang bangun ini sekolah, luas banget"

"Hey,"

Jeno menoleh saat ada orang menyapanya

"Hey, juga"

"Siswa baru ya?"

Jeno menganguk, matanya menatap nametag yang ada di dada kiri orang didepannya itu

"Kamu,,"

"Aku Renjun. Aku dikelas 10 Ipa3 ."

"Ah, kita sekelas. Beruntungnya aku. Aku Lee Jeno. Bisakah kau beritau aku dimana kelas kita?"

"Syukurlah kita sekelas, sebenarnya aku juga tidak tau dimana kelas kita. Aku sedang mencarinya"

Jeno melongo, sama sekali tidak beruntung bertemu dengan Renjun

"Sepertinya kelas kalian bersebelahan denganku. Bagaimana jika kita kekelas bersama?"

Jeno dan Renjun menoleh tersenyum pada sosok manis di depan mereka.

"Memangnya kamu dikelas mana?"Tanya Jeno

"10 Ipa2 ." jawabnya

"Bagus sekali itu. Oh iya siapa namamu?" tanya Renjun

"Jaemin, Na Jaemin"










Tbc
















Introduction

Siapa tau pada gk minat

Abaikan typo

Happy reading.

New Father (End) {Book 1}Where stories live. Discover now