Jeno sudah menyelesaikan sarapannya, begitu juga dengan Taeyong yang selesai dengan merias dirinya. Kini mereka keluar rumah dan bersiap untuk pergi. Tapi saat pintu terbuka Jeno memutar mata malas saat tau siapa yang ada di depan rumahnya.

"Loh kamu ngapain kesini?" ucap Taeyong

"Menjemputmu, bukankah hari ini kamu ada pembukaan restauran baru ya"

"Iya, tapi masih nanti siang. Pagi ini aku mengantar Adek ke sekolah."

"Kalau begitu bagaimana kalau kita bareng. Lagipula tidak baik untuk orang semanis kamu menyetir"

Jeno yang ada disamping Taeyong rasanya ingin mengeluarkan sarapannya tadi sekarang juga. Perutnya tiba-tiba saja dari mual

"Om, ingat istri dan anak yang ada dirumah. Jangan merayu Mamaku. Aku tidak ingin Mama jadi istri kedua Om. Lagipula aku tidak ingin Kak Jungwoo jadi kakakku."

Taeyong menyentil kuping Jeno,

"Dek, bicara yang sopan"

"Memangnya kenapa kalau Jungwoo jadi kakakmu?"

"Om tidak tau ya, kak Jungwoo kan suka sama kak Mark. Padahal kak Jungwoo itu incerannya teman Kak Mark."

"Bicara apa sih Jen, udahlah ayo berangkat sekalian bareng Om Minho. Lagipula Om disuruh tantemu buat jemput Mama-mu."

"Memangnya tante kemana?"

Jeno masuk kedalam mobil Minho bersama Taeyong. Jeno yang duduk di kursi belakang kini memajukan tubuhnya, hingga dia berada di tengah-tengah Taeyong dan Minho

"Tantemu sedang berebut gaun sama Seola"

"Oh iya, aku jadi kangen sama Kak Seola, Om"

"Tapi Om rasa dia tidak merindukanmu Jen."

Taeyong hanya menggelengkan kepalanya mendengar obrolan Jeno dan Minho. Dia lebih memilih untuk bermain dengan ponselnya. Memantau semua bisnisnya

"Tae?"

Taeyong menoleh,

"Ada apa?"

"Kemarin aku tidak sengaja melihatnya di bandara. Kurasa dia kembali ke korea"

Taeyong melotot pada Minho. Rasanya terlalu terkejut dengan fakta yang dibawa mantan kakak kelasnya itu yang sekarang menjadi istri dari rekan bisnis dan juga temannya.

"Siapa om yang kembali?" tanya Jeno

"Itu, teman Mama-mu waktu SMA"

Jeno menoleh pada Taeyong, matanya menatap penuh tanya

"Siapa Ma,?"

"Tidak tau dek, Mama terlalu banyak teman saat SMA"

~~










Bugh

Mark meringis saat bahunya bertabrakan dengan orang yang lebih tinggi darinya. Melihat sosok itu, kening Mark mengerut. Merasa asing dengan orang yang baru saja menabraknya.

"Maaf dek, bisa kasih tau dimana ruang guru?" tanyanya

"Anda siapa?"

"Aku guru baru disini, aku masih belum tau dimana letak ruangan di sekolah ini"

"Ahh,, nanti bapak lurus aja kesana. Terus kalau ada tangga bapak belok kekanan nah di lorong itu ada ruang guru. Bapak baca aja di papan atas. Ada tulisannya kok pak"

New Father (End) {Book 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang