Dia membawa Guo berguling bersamanya, memposisikan pria itu ada di bawahnya. Chu kembali menciumnya, kini lebih kuat dan dengan hasrat untuk memiliki. Hasray untuk menguasai semua hal dalam diri Guo. Tubuhnya, hatinya dan hidupnya.

"Ge... Chu Ge..." Guo putus asa menggapai dan merengkuh tubuh Lao Chu yang berada di atasnya, merasa tak cukup dengan kontak tubuh mereka saat ini.

Lao Chu dengan cepat melepaskan pakaian yang ada di antara mereka. Dalam sekejap saja, mereka berdua sudah telanjang di atas tempat tidur dengan tangan Chu ada dimana-mana, membelai dan meremas kulit Xiao Guo yang terbuka.

Chu membutuhkan ini, merasakan dengan seluruh tubuhnya betapa hangat dan hidup pria yang telah membawa arti kehidupan dalam hidupnya. Setelah seratus tahun hidup dalam dingin dan gelapnya penjara Di Xing, pria ini menjadi sumber cahaya baginya. Hidup tanpa matahari di Di Xing terasa jauh lebih baik daripada membayangkan hidupnya tanpa seorang Guo Chang Cheng.

Chu merayap turun dari tubuh kurus Guo dan membawa penis Guo dalam selubung panas bibirnya yang lapar. Dia menjilat, mengulum dan menghisapnya dengan perlahan, menikmati setiap detiknya yang membawa Guo semakin dekat dengan jurang kenikmatan.

Bibir Guo tak berhenti mendesah dan meracau, memberi bahan bakar terhadap hasrat Lao Chu. Bergerak naik turun di sepanjang batang kejantanan Guo, dia juga menusuk lubang kenikmatan Guo dengan jarinya dan mempersiapkan lubang itu untuk kenikmatannya sendiri.

Napas Guo semakin tak beraturan karenanya dan tangannya mulai mencakar dan meremas bahu Lao Chu demi menyalurkan rasa nikmat yang dirasakannya. Pada akhirnya, penis Guo meledak dalam mulut Chu dan pinggulnya terangkat, kakinya menjejak tempat tidur.

Guo mengejang saat merasakan tangan Chu yang masih memijat penisnya dan bibirnya menuju ke bawah, ke lubang kenikmatannya. Jilatan basah dn benda tumpul hangat mencoba mendorong masuk lubangnya.

"Chu Ge... Jangan... tidak... Jangan lakukan itu!"

Dia tak mempedulikan rengekan Guo dan terus menyerang saraf perasanya di tempat itu. Dia menusukkan lidahnya ke lubang Guo dengan gerakan cepat dan kemudian meliukkan lidahnya disana. Membuat Guo berteriak nikmat.

Setelah dirasanya bukaan lubang itu cukup basah dan licin, dia mengarahkan penisnya ke lubang Guo dan mendorong penisnya masuk ke dalam.

Guo melenguh dan mendesah saat merasakan penis besar itu merangsek masuk, membuat tubuhnya terasa penuh. Dia merasa seperti seorang wanita yang sedang digagahi dengan brutal dengan kedua paha membuka lebar dan lututnya ditahan oleh tangan Lao Chu hingga menempel ke tempat tidur.

Dia merasa terekspos dan rentan. Tapi tak apa, dia tahu, Chu Ge-nya takkan melukai dirinya dengan sengaja. Dia tahu walau Lao Chu punya mulut yang kasar namun dia selalu memiliki soft spot untuk dirinya.

Di bawah sana, Lao Chu mulai bergerak perlahan, memasukkan batang kejantanannya sedikit demi sedikit hingga lubang Guo bisa menelan semua batangnya dalam kehangatan lubang itu. Dia mempertahankan tempo lambat untuk memperpanjang kenikmatan itu. Kemudian berkonsentrasi pada puting merah muda Guo yang menonjol dan mengeras menantangnya.

Chu menjilati puting Guo dan mengigitnya gemas, membuat Guo memekik tertahan dengan kepalanya mendongak ke atas dan Chu bisa merasakan bagian bawahnya seolah diremas.

Kaki Guo kini melingkari pinggul Lao Chu dan pinggul Guo seolah memiliki pemikiran sendiri. Dia bergerak dengan liar di bawah himpitan tubuh Chu, seolah memohon untuk dia mempercepat temponya. Namun Chu bertahan, dia mendorong penisnya masuk dengan gerakan lambat dan malas, kemudian menghentakkan pinggulnya saat hampir semua terbenam masuk, membuat Guo terbelalak karena titik kenikmatannya ditabrak dengan kencang.

Dia harus merengek dan memohon kepada Chu untuk segera menghentikan siksaan kenikmatan itu dan memberinya pelepasan.

"Ge... Aku mohon! Aku hampir tak bisa merasakan pinggulku..." rengeknya diantara desahan-desahan mesum mereka,

"Aku ingin kau memanggil namaku... " bisik Lao Chu sambil menyerang cuping telinganya dengan gigi dan lidah,

"Chu Ge..." desahan Xiao Guo terdengar erotis, tapi bukan itu yang diminta Chu,

"Bukan yang itu..." katanya lagi sambil mengigit leher Guo dengan gemas.

"Shu Zhi..." Xiao Guo mendesahkan namanya dengan melodi kenikmatan yang melanda dirinya akibat dorongan pinggul Chu pada titik kenikmatannya, "Argh... Jangan membesar di dalam ge!"

"Aku tak bisa menahannya... Sebut namaku lagi!" perintah Chu sambil menggigit bibirnya dengan gemas,

"Argh... Ge... Aku sudah tak tahan!" rengeknya,

"Katakan!"

"Shu Zhi ge... aku mohon... Aku sudah tak tahan... Argh... Ah..."

Lao Chu menggila, demi mendengar permohonan manis Xiao Guo dan dia pun menuruti permintaannya, menggerakkan pinggulnya dengan cepat, mengejar pelepasannya. Penis Chu meledak di dalam tubuh Guo yang menggelepar karena pelepasannya sendiri. Semprotan spermanya menyiram dinding rectum Xiao Guo.

"Guo Chang Cheng... Jangan berani-berani kau meninggalkanku!" ancamnya sambil merengkuh Xiao Guo dan membenamkan wajahnya di lekuk leher putih Guo.

"Shu Zhi Ge... Aku tidak akan kemana-mana!" katanya sambil mencium kening Lao Chu dengan perlahan, dan membelai punggung Chu naik turun dengan gerakan menenangkan.

THE UNSOLVED CASE of Xiao Guo and Chu GeWhere stories live. Discover now