Chu khawatir kejadian kali ini membuatnya trauma dan ketakutan, bahkan mungkin membawa mimpi buruk bagi pria bodohnya itu.

"Mungkin karena aku terbiasa tidur denganmu!" sahutnya akhirnya sambil terkekeh geli, membuat Chu tersentak,

"Jangan becanda!" sahutnya dengan suara bergetar, menahan gejolak perasaan yang melanda dirinya,

"Aku terus bermimpi buruk... Aku takut ketika aku bangun, ternyata 2 hari ini hanya mimpi yang kualami saat jatuh tertidur di laboratorium. Aku takut saat aku terbangun ternyata aku sudah mati beku di dalam sana." ketika mengatakannya, tubuh Xiao Guo bergidik ngeri.

"Orang mati tidak bermimpi..." kata Chu sambil merebahkan tubuhnya di samping Guo,

"Kau tidak tahu itu. Kau kan belum pernah mati!"

Lao Chu terkekeh geli dalam hati mendengar nada kesal dalam kalimat Xiao Guo. Dia bisa membayangkan wajah kesalnya saat itu.

"Aku tidak akan mengijinkanmu mati, sesaat setelah kau bilang kau menyukaiku..." sahutnya sambil mendesah lelah dan berguling menyamping, berhadapan dengan Guo,

"Kau... mendengarnya?"

Xiao Guo ingat kata-katanya walau saat itu dia setengah sadar. Karena merasa nyawanya sudah diujung tanduk,  dia takut tak ada waktu lagi baginya untuk mengatakan hal itu. Dia ingin, dia butuh Lao Chu tahu perasaannya walau dia tak yakin akan perasaan lelaki itu padanya.

"Tentu saja aku mendengarnya..." sahutnya sambil meletakkan tangannya di pipi Guo,

"Bisakah kau melupakannya saja..." sahutnya pelan,

"Kenapa aku harus melupakan pengakuanmu? Kau bilang kau menyukaiku kan?" Lao Chu terkejut dengan permintaan Guo,

"Sepertinya kau hanya akan menggunakan itu untuk menggodaku..." sahutnya lagi.

Lao Chu tersenyum saat menyadari Guo mengatakan hal itu hanya karena dia merasa malu. Bukan karena dia benar-benar ingin Chu melupakan pernyataannya.

"Xiao Guo... Apakah kau benar-benar menyukaiku?" tanya Chu akhirnya.

Pria itu terdiam sejenak, membuat Lao Chu mencari-cari matanya dalam remang kamar tidur. Namun kemudian dia menganggukkan kepala dengan pelan. Membuat Lao Chu gemas.

"Kita sedang dalam gelap... aku tak bisa melihatmu. Jadi kau harus bersuara... Aku tidak punya penglihatan super milik Zhu Hong!" godanya, walau sebenarnya dia memperhatikan anggukan itu,

"Iya... Aku menyukaimu Ge..." jawabnya,

"Jika aku diperbolehkan untuk meminta sesuatu. Aku ingin meminta agar kau menjadi milikku!" Lao Chu bicara dengan suara bergetar, kemudian merengkuh Xiao Guo dalam pelukannya.

Xiao Guo membalas pelukan Chu pada tubuhnya dan mereka berpelukan erat untuk beberapa saat, kemudian pria itu berbisik di telinga Chu, "Aku sudah menjadi milikmu, Ge! Kau tak perlu memintanya lagi..."

Dengan itu, Lao Chu menjauhkan wajahnya sebantar untuk memperhatikan wajah itu dari dekat, kemudian dia mencium bibir Xiao Guo dengan lembut.

Dia mengulum manis bibir Guo dengan perlahan, menikmatinya dan merasakan setiap sudut bibir Guo. Guo membingkai wajah Lao Chu dan merasakan pipinya yang basah. Dia terkejut, mengetahui pria kuat ini menangis. Pria yang sanggup menghancurkan gunung ini menitikkan air mata karenanya.

Guo melepaskan pagutan bibir Chu dan kemudian mengecup kedua pipinya dengan perlahan, mengikuti jejak air mata nya hingga ke kedua mata Chu yang basah.

Guo tidak mempertanyakan air mata Chu, dia tidak menanyakan kenapa dia menangis. Dia hanya memberikan penghiburan kepada pria itu, meyakinkannya bahwa dia ada disini. Dan perasaan Chu terasa meluap karenanya.

THE UNSOLVED CASE of Xiao Guo and Chu GeWhere stories live. Discover now