BLIND SPOt

8 0 0
                                    

"jadul lo. Hari gini nggak punya pacar? Apa kata pak komang yang tonggos aja tapi punya bini" 

Vian menggosok-gosok kupon undian yang ia temukan dalam kemasan snack gopean favoritnya itu.

"lo terlalu cinta sih sama buku" timpal Keenan

"buku apaan? Si Dita udah pinter dari orok tanpa pedekate sama buku" Vian terus menggosok kupon nya.

"ganteng sih tapi rela dianggurin?" Keenan mencolek dagu Dita

"bang Dita kalo terpojokkan jadi tambah kanteng deh, ditambah kalo- njeeeeerrrrr!" pekik vian tiba-tiba.

Sontak kedua orang yang berada dihadapan Vian menatap Vian intens.

"anda belum beruntung. Hiks " ujar Vian sembari mengusap-usap matanya dengan sangat sedih bagaikan duda yang ditolak rujuk oleh jandanya.

"apa sih lo? Abis ngobat?" keenan menjadi sewot

"gue udah relain seluruh uang jajan gue buat beli snack ini selusin biar dapet undiannya"

"emang undiannya apaan?"

"hadiah menarik"

"iya apaan somad?"

"yang menarik buat gue sih si Lissa Black pink"

"sarap!" keenan melempar putung rokok kepada vian.

"ada hal yang lebih faedah nggak dari pada ngeributin hadiah menarik?" ahirnya dita yang sedari tadi sibuk mengisi TTS angkat bicara

"ada. Ngeledekin lo yang misterius kejantanannya"

"iyah. Benar sekalih. Kamu nggak homo kan bang ditah?" Vian mengelus mesra lengan dita yang terulur diatas meja. Dita bergidik jijik.

"gue jantan tanguh. Tenang aja"

"pacarin anak gadis orang kalo emang lo jantan. Bentar lagi lo udah hengkang dari SMA, nggak sayang apa kalo lo nggak sempet pacaran di sekolah, bolos sama cewek, cipokan depan ruang multimedia dan asoy asoy dikit di deket musholla?"

Astagaa deket musolla nih anak

"sepenting itu ya?"

"iyalah. Agar lo bermartabat kelak didepan anak-anak sama cucu-cucu lo. Turunan lo bakal malu kalo tau leluhurnya nggak asik kayak lo. Yang pacarannya sama belajar. Bercumbunya dengan bola futsal, hangoutnya sama tugas organisasi ini itu. Gue jamin turunan lo bakal malu" cerocos keenan

"Tul!" vian mengangguk mantab sembari memasukkan butiran snack ke mulutnya.

"jigong! Yang ada, bakal malu-maluin kalo lo punya buyut yang kerjaannya gonta-ganti cewek, mainin anak orang, hobi cabut dari kelas dan sibuknya nge-game di kolong tangga" lawan dita

"Ner!" sahut vian sambil kembali mengangguk mantab

"uweee, semakin kesini jaman udah nggak sekolot dulu Ta. Gue open minded. Gonta ganti kan maksudnya biar pergaulan gue luas"

"sahih bro" vian mengacungkan jempolnya

"open minded pala lo! Pergaulan luas tuh yang berfaedah. Lo mah apaan gaulannya sama cabean doang"

"lahhh iya tuh" vian mengacungkan jari telunjukknya menhakimi keenan

"lo labil banget sih Yan kayak abege! Lo mihak gue apa Dita? Coblos nomer  satu kalo milih gue ato enggak lo golput aja deh biar gampang"  keenan mulai sewot

"hah? Ehehehe" vian Cuma nyengir kuda sedang Dita terkekeh tanpa suara. Vian segera menyumpal mulutnya dengan butiran snack yang mulai memasuki tahap kemasan ke enam.

"hai cinta" seorang cewek berkuncir kuda menghampiri mereka bertiga yang sedang sibuk masing-masing di teras kantin.

"iya cintah" sahut Vian.

"siapa ello"  bukan pertanyaan tapi lebih pada pernyataan. cewek tadi melengos cantik dari Vian.

"calon imam lo beb" Vian masih menyahuti lagi

"gimpi yang enak!" cewek itu makin sewot. Ketiga cowok ganteng itu kompak tertawa

"bagi duit dong cinta" cewek itu menggelayut dilengan Dita

"yaelah yang cakep parasite amat" sahut Keenan

"gue ga minta sama lo!"

"buat apa?"Tanya Dita

"nge-mall lah buat apa lagi?"

"emang kenapa sih Git kalo sehari kaga ke mall? Les kek, bimbel kek. Kan lebih manfaat" timpal Keenan lagi

"sok bener aja sih lo"

Keenan terkekeh mendapati Gita, adik dita sedang menatapnya sinis.

"mentang-mentang kakak lo nggak punya tanggungan jajanin pacar, lo jadi enak ya minta duit mulu"

"nasib nya Dita begitu" Gita dan kedua teman abangnya itu tertawa menghentak

"Lo cari pacar sono Dit. Biar gak ngurusin pacar gue mulu"

"minta disikat ya lo?" Dita merogoh saku kemejanya mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan agar urusan cepat kelar dan dirinya tidak teru-terusan dibicarakan apalagi oleh adiknya yang entah kenapa tidak punya rasa 'hormat' pada dirinya

"maksih cintah. Sayang deh sama lo. Betewe gue kan udah ngalah biar lo lahir duluan kebumi ini. Gue itung bales budi lo nih" gita mengipas-mgipaskan uang ditangannya sambil melenggang pergi.

"Gak habis pikir gue kembar sama cewek yang sekata-kata macem dia"

"lo juga macem dia" koor Vian dan keenan bersamaan.

SellawWhere stories live. Discover now