Prolog

112 16 1
                                    

*pyar

Pot bunga yang di lempar Darwin terjun bebas ke lantai dengan sempurna
"MAKSUT LO APA HAH? LO NGGAK BERHAK NGATUR NGATUR NGATUR HIDUP GUE. LO HARUSNYA SADAR DIRI KALO LO SAMA ANAK LO YANG NGGAK TAU DIRI ITU CUMA NUMPANG DISINI" tanpa di sengaja Darwin mengucapkan apa yang seharusnya tidak di ucapkan.

"kalo kamu nganggep kami cuma benalu yang bisanya numpang tempat tinggal doang. Aku dan rara siap angkat kaki dari sini mas" ucap karin sambil menyeka air mata yang mengalir di pipi nya.

Tanpa mereka sadari bahwa buah hati mereka sudah tidak tahan mendengar pertengkaran antara keluarga nya. Yaps! Dia MAURA CAROLINA DIGARA mengumpulkan semua keberanian nya untuk keluar dari kamar dan menemui orang tuanya.

"kalo papah mau rara keluar dari rumah ini dan tidak membuat nama papah menjadi jelek karna rara. Rara siap buat angkat kaki dari rumah ini." ucap rara dengan penuh kepasrahan. Buru buru ia beranjak ke kamarnya untuk mengambil koperasi dan beberapa pakaian yang menurut nya cukup. Setelah siap rara turun

"ini kan yang papah mau? Papah cuma mau punya anak yang pinter kayak kak Azka aja kan? Papah gk butuh anak yang gk berguna dan bisa nya cuma malu malu in marga keluarga ayah kan? Kalo papah mau. Rara juga bisa menghapus nama marga keluarga ayah dari nama rara. Mulai sekarang nama rara adalah Maura Carolina." ya! Sekarang dia adalah Maura Carolina tanpa DIGARA karena marga itu telah hilang dari nama rara. Sebelum rara pergi karin menahan tangan rara.

"nggak ra. Kamu nggak boleh pergi sayang. NGGAK! Kalo kamu pergi kamu mau kemana sayang. Disini saja ya. Mamah sama papah janji nggak akan berantem lagi. Tadi papah kamu cuma lagi emosi saja. Mamah mohon sayang jangan tinggalin mamah" rara langsung menghamburkan dirinya di pelukan sang ibu. Rasanya nyaman, namun tak senyaman dulu. Karna sekarang tubuh wanita kuat ini bergetar karna tangisan.

"mamah tenang aja ya mah. Rara pasti baik baik aja kok, mamah nggak usah khawatirin rara ya mah. Mungkin dengan kepergian rara papah nggak akan emosian lagi dan mamah nggak akan tersakiti lagi." ucapan rara meyakinkan ibunya. Darwin? Tidak usah di tanya. Dia diam seribu bahasa, ingin menghentikan tapi logika berkata kalo rara hanya membuat namanya jelek. Ingin bicara pada istrinya untuk membiarkan rara pergi namun hatinya berkata senakal nakal nya anak dia adalah darah daging nya juga.

Setelah selesai acara berpelukan rara pun pergi.

______________________________________________

maaf kalo ada typo gaes :)

My heart and my pain Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum