Part 2

1.8K 228 3
                                    

Suzy menghampiri Soojung dan Jiyeon dengan tergesa gesa.
"Mianhae,toiletnya penuh". Sesal Suzy.
"Kwencana,kami baru saja keluar dari toko. Gaunde Suzyah,neo kwencana?" Tanya Soojung sepelan mungkin.
"Eoh,aku baik baik saja. Waeyo?"
"Tapi wajahmu seperti baru selesai menangis. Aku tahu perkataan Jiyeon memang menyakitkan"
"Bukankah sejak awal Jiyeon memang begitu? Kkaja kita hampiri Jiyeon yang sudah di depan. Sebelum dia kembali mengumpat yang bukan bukan".
"Ne kau benar".
Jiyeon terseyum membaca tulisan dari ponsel canggihnya. Ia benar benar merasa seperti makin terbang ke awan meninggalkan kedua sahabatnya jauh ke dasar bumi.
"Sepertinya kau begitu senang". Mendengar penuturan Suzy, Membuat Jiyeon langsung mengalihkan perhatiannya dari ponsel.
"Tentu saja,ini kabar baik untuk perusahan ayahku. Dijelaskanpun kau takkan mengerti. Kkaja kita memesan makanan. Aku lapar". Ucapnya sambil berlalu.
"Aih lihat lihat lihat,dia mulai bertingkah" dumel Soojung,sementara Suzy yang sudah terbiasa meresponnya dengan biasa.
"Tapi dia sahabatmu". Goda Suzy
"Dan aku mulai jenuh padanya". Balas Soojung.
"Heyy,cepatlah. Kenapa kalian begitu lambat?" Dumel Jiyeon.
"Kau saja yang terlalu cepat berjalan". Balas Soojung. Suzy memperhatikan keduanya dengan senyum kecil yang terukir dari wajah cantiknya.
"Hari ini aku yang bayar tagihan makannya". Kata Jiyeon setelah pelayan mencatat pesanan mereka. "Soojung-ah, lihatlah,perusahan appa kini 2 tingkat diatas perusahan keluargamu".
"Chukae Jiyeonah,aku turut bahagia".
"Nado" tambah Suzy.
"Georom, uri appa melakulan yang terbaik. Aygo,kalian tahu appa mulai memperketat pengawasan untukku setelah saham perusahan mengalami kenaikan. Dia takut saingan saingannya melakukan cara kotor untuk menjatuhkan appa".
"Kau pasti merasa tidak nyaman diawasi oleh suruhan appamu". Kata Suzy.
"Haha aygo Uri Suzy-ah, itu tak seburuk yang kau pikirkan. Hmmm mungkin kau belum merasakan menjadi orang kaya seperti kami sehingga berkata demikian". Suzy tersenyum kecut mendengar penuturan Jiyeon
"Geumanhae Park Jiyeon,aku rasa kau sudah keterlaluan terhadap Suzy. Kata katamu sangat menyakitkan,neo arra?"
"Bagian mana yang salah Soojung-ah, jangan terlalu polos atau pura pura polos. Aku rasa dari awal Suzy adalah kesalahan bagi kita. Lihatlah siapa kita dan siapa dia?"
"Jiyeon-an.."
"Kau keterlaluan"
"Aku realistis chagiya, aku ingin orang orang menghormati siapa kita. Tapi posisi Suzy benar benar merusak segalanya. Kata kataku selama ini bermaksud agar dia sadar akan posisi diantara kita. Tapi sayang ia tak cukup pintar memahami semua ucapanku. Aku menjaga penampilanku,tapi perhatikan suzy, selera fashion buruk,rambut,makeup dan semua...."
"GEUMANHAE". Bentak Soojung dengan nafas memburu. Suzy menatap Jiyeon dengan kedua tangan terkepal dan mata berkaca-kaca. "Hiduplah kau dengan segala keangkuhanmu. Aku sadar sekarang kau seperti apa. Tidak berperasaan".
"Mwo?" Jiyeon menatap Soojung tak percaya.
"Kkaja Suzy-ah,aku mengantarmu pulang". Kata Soojung dan langsung menarik tangan Suzy untuk segera pergi.
"Hati-hati,akhirnya aku bisa makan dengan tenang". Kata Jiyeon.
"Nappeun"balas Soojung.
Selama perjalanan Pulang,Soojung terus mengusap airmatanya karena emosi. Ia tak percaya Jiyeon selama ini tak pernah tulus dengan persahabatan mereka.
"Nan kwencana". Kata Suzy. Ia menatap Soojung yang masih menampakkan wajah marahnya.
"Tapi aku tidak". Ungkapnya lirih.
"Perbaiki perasaanmu. Dalam waktu dekat kita akan disibukkan dengan magang di Perusahan besar. Jangan sampai mood yang buruk meninggalkan kesan yang tidak baik"Lampu lalu lintas menunjukkan warna merah,Soojung menolah sepintas pada Suzy.
"Kau lebih pantas berada di tempat Jiyeon,dengan begini kau takkan mempermalukan keluarga dan perusahan dari image yang buruk". Suzy tersenyum kecil pada Soojung.
"Di public Jiyeon sangat pandai memberikan image yang baik".
"Cih,semuanya palsu. Yeoja ular". Dumel Soojung.
"Haruskah kita menikmati ice cream untuk mendinginkan perasaan?" Tawar Suzy,sengaja ingin mengalihkan topik
"Lain kali saja, aku benar benar dalam mood yang buruk".
"Arraseo". Tak lama kemudian tibalah Suzy di apartemen sederhananya. Soojung menatap miris apartement berlantai 4 di hadapannya kini. "Mian,tempatku tidak mengenakan mata. Tapi percayalah di dalamnya tak seburuk yang kau bayangkan". Kata Suzy seolah mengerti tatapan Soojung.
"Kau betah selama 3 tahun menetap di sini",.
"Ani,bukan 3 tahun. Tapi aku sudah menempati apartemen ini sejak 10 tahun yang lalu"
"Jeongmal?" Suzy mengangguk "dan apakah,kau masih seorang diri menempati lantai 4?"
"Eoh, Hanya lantai 1 sampai 3 yang ditempati beberapa orang. Sementara lantai 4 hanya aku".
"Daebak, georom hati-hatilah dan langsung istirahat. Jangan biarkan sembarang orang bertamu,arachi?".
"Yes mom". Balas Suzy kemudian melambaikan tangannya pada Soojung yang langsung bergegas pulang dengan mobil mahalnya. Setelah mobil Soojung menghilang dari pandangannya Suzy langsung berjalan memasuki apartemennya.
Klik... Suzy membuka pintu apartemennya dan langsung tersenyum melihat satu satunya keluarganya di apartemen yang sedang meringkuk di atas kasur.
"Mianhae aku terlalu lama chagiya,kau pasti lapar".sesal Suzy kemudian bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ia menatap pantulan wajahnya di depan cermin sambil mengingat perkataan kasar Jiyeon seharian tadi.
"Aku juga tak menginginkan takdir yang seperti ini,tapi setidaknya aku tahu siapa yang tulus dan tidak  di sampingku". Gumamnya pelan. Ia melangkah keluar dan langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur namun tiba tiba suara ponsel berbunyi pertanda ada panggilan masuk. Suzy tersenyum membaca tulisan "Eomma" dilayar ponselnya.
"Ne eomma"
"......"
"Eoh,aku baik baik saja,waeyo eomma?"
"....."
"Nado bogoshipo,apa semua baik baik saja?"
"......"
"Syukurlah,kapan eomma mengunjungiku?"
"......"
"Ne,arra eomma. Ucapkan terima kasihku pada appa".
"......"
"Georom eomma"
"...."
"Ne,jaljayo. Nado saranghae eomma". Setelah panggilan berakhir Suzy meletakan ponselnya di nakas dan langsung memejamkan matanya untuk tidur.
**************
Di kantin kampus tampak ramai dengan kesibukan mahasiswa untuk mengisi perut mereka. Baekhyun dan Kai menghampiri Soojung dan Suzy yang tengah makan dengan tenang.
"Jiyeon eoudi?" Tanya Kai/Jongin
"Belum datang,mungkin sedang sibuk diliput mengingat keuangan perusahannya mengalami kenaikan". Jawab Soojung.
"Hmmm,daebak. Geunde bukankah itu akan dilakukan lusa bersamaan dengan ulangtahunnya?" Tanya Baekhyun
"Kita pastikan langsung pada orangnya". Jawab Suzy sambil memberi kode pada Jiyeon yang baru saja datang menghampiri mereka.
"Anyyeong semuanya". Sapa Jiyeon.
"Kenapa kau baru datang?" Tanya Baekhyun
"Kalian pasti tak percaya,aku ke kampus menggunakan helikopter". Ucap Jiyeon dengan bangga. Semua memandangnya takjub. Terlebih Baekhyun.
"Daebak, ba..bagaimana bisa?"
"Tak ada yang tak mungkin sayang jika kau memiliki uang". Jawab Jiyeon angkuh. Soojung berdecih pelan mendengar penuturan Jiyeon.
"Chukae,neo jinja daebak".puji Jongin
"Gumawo chinguya, aku akan mengajak kalian menggunakan helikopterku". Mereka begitu antusias mendengarnya "geunde..."Jiyeon menjeda ucapannya sambil menatap sinis pada Suzy "tak semua kalangan bisa menaikinya". Lanjutnya. Suzy yang tahu maksud Jiyeon hanya tersenyum getir.
"Aku dan Suzy tidak sudi menikmati helikopter sialanmu itu,kkaja Suzy-ah". Keduanya langsung berlalu meninggalkan Jongin dan Baekhyun yang bingung dengan kondisi di antara mereka.
"Ada apa dengan mereka?" Tanya Jongin
"Pengaruh kelas bawah memang tidak baik untuk pewaris seperti kita". Jawab Jiyeon angkuh.
"Jiyeon-ah,ada apa denganmu?" Tanya Baekhyun yang bingung dengan sikap Jiyeon.
"Mulai sekarang kita harus pandai menempatkan diri,dimana dan dengan siapa kita bergaul. Dunia kita berbeda dengan dunia Suzy".
"Mworagu? Kenapa kau berfikir begitu. Suzy sahabat kita"
"Ani, sahabatku hanya mereka yang berada di posisi yang sama denganku. Suzy adalah yeoja beruntung yang berada di lingkungan kita. Tapi tidak untuk kali ini dan seterusnya"
"Kau berubah".geram Jongin
"Ani, tapi kita harus berubah". Jawab Jiyeon acuh kemudian meninggalkan Baekhyun dan Jongin begitu saja.
"Aku seperti menemukan orang yang berbeda dari jiyeon". Gumam Baekhyun penuh kecewa terlebih ia yang lebih sering bersama Jiyeon.
"Semoga Suzy baik baik saja".
"Aku tak menjamin". Keduanya sama sama diam memikirkan kemungkinan terburuk untuk persahabatan mereka ke depannya.

Di taman, Suzy duduk bersama Soojung tanpa bicara apapun sejak 10 menit yang lalu. Soojung menoleh ke arah suzy dan mengusap lembut rambut tebal Suzy. Mendapat perlakuan demikian,membuat Suzy menoleh ke arah Soojung.
"Waeyo?". Tanya Suzy.
"Ani".
"Malhaebwa"
"Aku membenci Jiyeon,sangat". Suzy memutar posisi duduknya dan menghadap ke arah Soojung.
"Selama aku masih memilikimu di sampingku,aku tak masalah jika harus menghadapi 1000 Jiyeon". Soojung membalas ucapan Suzy dengan senyuman kecil.
*****
Seorang yeoja tersenyum sinis pada layar laptop di hadapannya.
"30%. Pelan-pelan saja. 1% saja sahamku diatas sahammu di perusahanmu,pada saat itu juga kau akan lupa bagaimana caranya tertawa. Aku pastikan itu,nappeun". Gumam sang yeoja.
Ia meraih ponselnya untuk menghubungi seseroang yang berstatus sebagai sekretaris di Perusahannya.
"...."
"Jangan pernah mengumumkan pada publik mengenai keuangan perusahan".
"...."
"Bagus".
Panggilan ia akhiri dan senyum puas terukir di wajah cantiknya.

"Aku menanti jatuhmu". Gumamnya lirih.

TBC

Karena siswa kelas XI udah turun magang (SMK),jadi sedikit ada waktu untuk lanjut nulis FF ini.
Mian klo typo krna ngetiknya lewat hp.

Beautifull LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang