⚠️FOLLOW SEBELUM BACA!!!⚠️
Takdir memang suka bermain dengan kehidupan, seperti takdir Cici yang bertemu kembali dengan Divo diwaktu yang tidak disangka. Mereka kembali bertemu dan masih dihantui oleh masa lalu yang kelam.
Divo berusaha mencari seb...
Hatinya tiba-tiba sakit, napasnya memburu karena sesak. Tanpa peringatan air matanya pun jatuh membasahi pipinya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seketika isakannya semakin dalam, membuat siapa saja yang mendengarnya akan merasakan sakit yang sepadan dengan dirinya saat ini. Cici tidak tahan lagi, dia mengigit bibir bawahnya berusaha menghentikan tangisnya namun sia sia.
Krieekk..
Cici yang masih terhanyut dalam kesedihannya tidak menyadari Nata yang sudah masuk dan berdiri tepat dibelakang Cici.
Hati Nata seakan dikoyak dengan pisau melihat pemandangan ini.
Nata setengah berlari memeluk Cici dari belakang. "D-dek udah dek jangan nangis lagi."
Cici membalikkan tubuhnya menghadap Nata. "K-kak. Apa aku ini nggak p-penting ya?" Cici sesegukan, mata merahnya menatap Nata dengan penuh kesedihan.
Nata menggeleng. "Tentu saja kamu penting."
Cici menghapus air matanya kasar. "T-tapi kenapa banyak orang yang nggak jujur samaku?"
Nata tidak menjawab. Ia menatap Cici dengan sendu, hatinya sakit melihat adik semata wayangnya menangis sejadi-jadinya saat ini. Nata menarik lengan Cici lalu membekap erat tubuh Cici ke dalam pelukannya.
Suara tangisan Cici semakin keras. Dia menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Nata.
"Udah ya, jangan nangis lagi. Nanti kamu sakit." Ucap Nata lembut.
Cici masih menangis dan Nata menggeratkan pelukannya sambil mengelus rambut Cici dengan lembut.
'Kenapa bisa sampai nangis gini?' Nata membatin sambil memikirkan hal yang sudah membuat Cici menangis seperti ini.
Nata memperbaiki letak selimut yang ada diatas tubuh Cici berusaha melindungi nya dari dinginnya malam. Bibir Cici memucat dan suhu tubuhnya pun mulai tidak stabil. Nata takut besok Cici akan sakit.
Cici sudah terlelap. Mungkin dia kelelahan karena menangis tadi.
Ting
Ting
Ting
Nata mengeluarkan ponselnya yang dan melihat nomer tidak dikenalnya mengirimnya pesan. Nata mengernyit dahinya.
+62899xxxx Semoga kalian masih baik baik saja. Karena semuanya perlahan akan lebih menyakitkan dari sebelumnya. 21:38✓✓
"Apa apaan nih!" Nata tampak kesal dengan pesan yang baru saja masuk. Dia meneliti kembali nomor yang baru saja mengiriminya pesan nggak jelas.
"Orang salah kirim paling ah." Lanjutnya.
Nata menyimpan ponselnya tanpa memperdulikan lagi pesan itu. Ia menguap yang mengisyaratkan tubuhnya harus diistirahatkan dengan segera.
Nata kembali mendekati Cici lalu mencium dahi Cici sebelum keluar menuju kamarnya untuk tidur.
Saat malam sudah mulai larut, mereka pun beristirahat dengan damai. Merasa aman dan nyaman. Berkelanyutan didalam mimpi yang dianggap bunga tidur. Tapi, mereka tidak tau, sebentar lagi ada hal yang kembali membuat mereka mengingat pahitnya kehidupan nyata mereka.
⚒⚒⚒
Happy reading^^
Love GhenardyAbby ❣
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.