Aisyah menatap satu bingkai foto yang menjadi salah satu sejarah kehidupannya, tangannya tergerak meraba dua wajah yang terdapat disana. Sentuhan lembut mengiringi pikirannya saat ini, kedua lesung pipitnya muncul dengan perlahan meniru wajah dirinya di foto.
Gaun putih memanjang melingkar tertata elegan beradu dengan balutan jilbabnya yang terulur sampai bawah dada. Tangannya tak lepas dari dada bidang ksatria didepannya yang juga mengeratkan tangannya di pinggang dirinya. Wajah mereka saling beradu pandang membentuk senyum bahagia saat itu.
Seketika air mata tak diundang meluncur cepat dari wajahnya, membasahi kedua pipinya. Kini, bingkai itu telah berada didalam pelukan dadanya, matanya terpejam tak henti mengeluarkan buliran bening.
Semakin lama ia rasakan memori dalam bingkai itu semakin keras pula tangisan dan segukan yang tercipta. Kini dadanya semakin sesak.
Ia terus mengingat masa-masanya, awal dari sejarah yang terlekat kuat dalam dirinya, cerita yang memberikan warna pada hidupnya, serpihan kenangan yang sekarang hanya mampu untuk diratapi dan di ikhlaskan, ia terus mengingat dan melangkah mundur dalam ingatannya.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Terimakasih telah baca sampai bagian Prolog ini, semoga Allah mudahkan jodohmu dan jika sudah bertemu dengan jodohnya, Allah satukan kelak di Syurga-Nya❤
😊Yukk, bantu Vote dan Comment cerita ini.
insyaaAllah, satu 'klik' yang kamu berikan akan menjadi salahsatu diperlancarnya langkah kebaikanmu.
YOU ARE READING
Not You!
SpiritualLagi-lagi kamu selalu menyerah. Menyerah pada takdir yang selalu menghancurkan usahamu. Bukan, bukan takdir yang menghancurkan, tepatnya kamu yang menyalahkan takdir. Aku dan kamu saling berjuang. Sampai akhirnya aku tersadar bahwa perjuangan aku at...
