7

614 42 7
                                    

Doyeon tersadar. Setelah beberapa lama dirinya pingsan.

"Akhh" ia meringis kesakitan. Terutama dibagian tangan, perut dan kakinya yang sudah tak berbentuk

Doyeon menangis lagi.

"Kenapa saya nggak mati ajaa?!" Kesal Doyeon

Mayat Wendy, masih tetap sama. Hanya saja perutnya yang terkoyak telah dikerubungi lalat

"Saya harus bisa lari. Mereka harus ditangkap" tekad Doyeon

Doyeon pun lalu mencari celah dibasement milik keluarga Seo ini

Seperti titik terang, Doyeon menemukan sebuah pintu kecil diujung basement. Doyeon kemudian merangkah tertatih-tatih menuju pintu kecil tersebut.
Begitu sampai, Doyeon lalu menidurkan tubuhnya untuk menyesuaikan ukuran pintu tersebut

"Ahh" ringisnya ketika luka diperutnya berbenturan dengan alas basement

"Okay, i cant give up like this" Doyeon menyemangati dirinya sendiri

Sesaat setelah ia berhasil keluar dengan perjuangan yang cukup sulit karena kakinya yang panjang. Doyeon pun lalu mencari gerbang pagar rumah keluarga ini.

Naasnya, saat ia sudah berhasil menemukan gerbangnya. Ia bertatapan dengan Yukhei a.k.a Lucas yang akan pulang

Doyeon terkejut bukan main. Ia lalu memutar jalan untuk menyelamatkan dirinya

Yukhei hanya memberikan smirknya dan lalu berjalan mengejar Doyeon setelah mengetikkan sesuatu di hapenya

Tak lama kemudian, seluruh pintu dan gerbang pagar rumah keluarga Seo terkunci rapat.

Yukhei berjalan mengejar Doyeon sembari memanggil namanya lembut

"Yeon.." panggil Yukhei

Doyeon memejamkan matanya takut, lalu lanjut berlari. Ia merasa tidak boleh menyerah dikeadaan seperti ini. Tanpa tahu sudah tidak ada jalan keluar

"Doyeon.." panggilnya lagi, lembut

"Jangan lari gituu ah", yukhei memperhatikan Doyeon yang tengah tertatih-tatih ,"kamu jadi gemesin banget kalau lari gitu, mau saya unyel-unyel" Yukhei lalu tertawa

Biasanya, Doyeon akan sangat menyukai tawa Yukhei. Tapi tidak untuk kali ini.

Yukhei terus tertawa dan mengejar Doyeon dengan santai sampai mereka tiba dipenghujung pekarangan rumah keluarga Seo. Buntu.

Doyeon, kamu sepertinya memang ditakdirkan untuk itu.

"Jangan lari lagiii uu" Yukhei sok imut, "nanti kamu sakitt"

Doyeon takut setengah mati. Pasalnya ini bukan Yukhei. Ini Lucas Hwang.

"PLEASE. BUNUH SAYA AJA! PLEASE"

Yukhei memasang wajah melasnya lalu berkata,"uu jangan gitu dong yeon, senang-senang dulu sebelum matii dimana-mana tuch"

Doyeon semakin pasrah ketika melihat Irryna dan Johny berjalan menghampiri Yukhei

"Wei, kuat juga kamu cantik" Ujar Johny

"Her strength is cool" tambah Irryna

"Youre cooler" sargah Yukhei, modus

"Whatever" kesal Irryna

Yukhei tertawa, lalu beralih kembali pada Doyeon

"Yeon, kamu kalau udah nggak kuat nggak usah maksa gitulah" ucap Yukhei

Doyeon memasang tampang sebal.

"Saya pantas hidup keparat"

Yukhei pun tertawa lagi. Diikuti dengan Irryna dan Johny

"Sayangnya tidak dimata saya" ujar Yukhei lalu memukul Doyeon dengan sebatang kayu panjang yang sedikit tajam

"AKHH" rintih Doyeon

"Hey! What did you do?!" Johny kesal

"Cowo ga mukul cewe, mending langsung tusuk" Johny lalu menusukkan potongan kayu itu kekaki Doyeon

"AKHHHH, HIKS" Teriak Doyeon sembari terisak

"Eonni nangis terusss, Irryna gasukaa" Irryna kemudian menyeret Doyeon sehingga perut Doyeon yang setengah kehilangan kulit itu berbenturan dengan permukaan tanah. Johny dan Yukhei mengekor sembari mendengarkan senandung teriakkan Doyeon

"AKHH LEPASINN SAYAA! SAYA MOHONN"

*Sretttt*

Irryna melempar Doyeon kedalam basement 'terkutuk' itu lagi

"Eonni jangan kabur-kaburan gitulahh" irryna lalu mencongkel kedua mata Doyeon menggunakan pinset yang ia punya

*Ctas*

"AGHH HHH"

"Saya mohon, bunuh saya sekarang" Doyeon memohon

"Mata eonni lucuu, brownish gitu. Cantik" irryna memperhatikan kedua bola mata Doyeon, "tapi cantikkan mataku sih hehe"

"Bunuh saya please" Doyeon masih merintih

"Ck, bawel." Irryna geram lalu menancapkan gunting kecil yang ia punya tepat dikepala Doyeon

"Bye eonni" irryna cekikikan diiringi oleh Johny dan Lucas

"Ayo beresin mayatnya" ajak Johny yang dibalas anggukan oleh mereka berdua

Johny lalu membereskan mayat milik pacarnya tersebut

"Dek, what did you do to her?" Tanya Johny sambil melipat tubuh wendy

Irryna tampak berpikir, lalu menceritakannya secara singkat

Irryna yang melihat sepotong kayu berukuran sedang yang sudah agak usang. Lalu ia berpikir untuk menggesekan kayu-kayu itu kepada tubuh putih Wendy hingga tubuhnya mengeluarkan darah yang cukup banyak

Irryna kemudian mengacak-acak perut menuju dada Wendy dengan potongan kayu tersebut. Wendy yang tak henti-hentinya berteriak ini pun membuat Irryna kesal dan akhinya menekuk leher Wendy kebelakang begitu saja.

Wendy pun tewas pada saat itu juga

"Okay, thats cool" ujar Johny yang diangguki Lucas

"Eh kalo organnya masih bagus, boleh kali dikotakin. Lumayan bisa dijual" pinta Lucas

"Itu sih terserah kamu, nih ambil aja cas"

Pada akhirnya Lucaslah yang membawa sisa kedua mayat wanita cantik tersebut 












Wait for the next chapter
There'll be more fun
Do you like it?
-blackfox🌹

PSYCHOWhere stories live. Discover now