Amanda menarik nafas lalu membuangnya perlahan, ia melakukan itu selama beberapa kali namun hasilnya nihil. Semua kejadian yang baru saja terjadi di club, bagaimana ia bertatapan dengan pria misterius itu, wajah tampan pria itu, senyum simpul kecilnya, suara beratnya, Oh semuanya selalu terlintas dikepala Amanda dengan jelas.

Sialnya, pria itu terlihat sempurna sekali. Dibalik kemeja yang pria itu kenakan pasti tersimpan dada bidang yang cukup lebar, keras, kencang dan lengannya berisi otot-otot yang bisa dibilang Peluk-able. Bibirnya yang merah, demi apapun ini luar biasa sekali, jarang Amanda mendapati pria dengan bibir semerah itu, bibir yang sangat kiss-able. Lantas sesuatu yang begitu memikat untuk dimainkan dibagian bawah, dibalik celana kain panjangnya itu mungkin berukuran besar, mengingat pria itu merupakan pria keturunan.

Ya Lord! Amanda menggeleng keras. Sangat tidak biasanya ia berpikiran sekotor ini tentang pria. Bagian bawah selangkangannya berdenyut dan sepertinya sedikit basah. Gila! Hanya dengan membayangkan perawakan pria itu, Amanda menjadi sangat horni.

Ini pertama kali dalam sejarah hidupnya ia merasakan hal seperti saat ini. Biasanya ia perlu rangsangan langsung atau menonton Fifty shades of grey melihat Jamie Dornan terlebih dahulu baru ia merasa horni. Saat ini merupakan kejadian langka dalam sejarah hidupnya. Tidak masuk akal.

Amanda memilih untuk berendam dan mandi, agar pikiran kotor mengenai pria misterius itu luntur dari otaknya.

Ia berdoa, agar tidak bertemu lagi dengan pria itu. Pria itu berbahaya untuk kondisi fisik dan juga mentalnya. Sebisa mungkin harus dihindari.

🔥🔥🔥🔥🔥

Menu sarapan yang dibuat Amanda,  tak jauh dari makanan kesukaan rata-rata orang korea yaitu mie beserta kimchi namun diberi makanan penunjang lainnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menu sarapan yang dibuat Amanda, tak jauh dari makanan kesukaan rata-rata orang korea yaitu mie beserta kimchi namun diberi makanan penunjang lainnya.

Meskipun tidurnya hanya beberapa jam saja, tidak menyulutkan semangat pagi menjelang siang hari ini bagi Amanda. Ia memakan sarapan buatannya sendiri ditemani kartun di televisi.

Hari ini Amanda berencana untuk menghabiskan waktu liburnya seharian di dalam apartment, membereskan perabotan disana yang sudah jarang tersentuh lagi.

Ponsel keluaran terbarunya berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Amanda segera mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo, selamat pagi," sapa Amanda ramah

Hening!

Amanda memandang ponselnya, ia memastikan jika panggilannya tidak terputus.

"Hallo...Hallo...Hallo!"

"Jika tidak ada kepentingan, jangan menelpon kemari," ketus Amanda akhirnya, ia sudah lelah menunggu balasan dari sapaannya di telpon itu.

Tidak biasanya ia mendapatkan telpon dari orang iseng seperti hari ini. Ketika ia ingin menggeser tombol merah, ada suara dari si penelpon.

Perfect Partner [ DIHAPUS SEBAGIAN - SUDAH DITERBITKAN]Where stories live. Discover now