Setelah gurunya benar-benar pergi, Nadine beranjak menuju kamarnya.

Dikamar Nadine hanya memandang langit senja yang akan segera digantikan rembulan dan teman-teman langitnya. Pikirannya menerawang jauh kembali ke masa lalu. Masih berandai dengan dunia fantasi nya yang indah dan bahagia.

"Aku rindu kalian. Mama...!!!" Ucapnya ditengah lamunannya ia melihat bayangan mereka yang Nadine rindukan.

*****

Pagi ini tak secerah pagi kemarin, hujan turun sejak semalam walaupun tak begitu deras. Membuat suhu pagi ini cukup lebih dingin dari biasanya.

Nadine sudah siap dengan seragam sekolahnya dan juga jaket tebalnya. Tak seperti biasanya yang setiap pagi selalu diawali perdebatan antara dirinya dan papa nya, kali ini tak satupun dari mereka yang memulai percakapan. Sarapan pagi itu hanya diiringi suara rintik hujan yang tak kunjung berhenti.

Seperti biasanya ia berjalan sampai halte bus untuk naik bus yang menuju ke sekolahnya. Nadine berjalan pelan dan hati-hati menghindari genangan air yang ada di jalanan dengan payung abu-abu miliknya.

Halte bus pagi ini cukup sepi, mungkin karena hujan dan bus pun tak banyak yang lewat. Jadi membuat Nadine harus menunggu lebih lama dari biasanya. Berkali-kali ia melihat ke arah jam tangan yang ia pakai, m menunjukkan kalau 20 menit lagi bel sekolahnya akan berbunyi.

Sampai akhirnya sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan Nadine. Tak lama orang yang mengendarai mobil itupun turun dan menghampiri Nadine.

"James?" Gumamnya.

Ya orang itu adalah James.

Nadine seperti biasanya menampilkan wajah datar dan dinginnya, padahal kalau di perhatikan wajahnya saat itu pucat dan terlihat tidak segar.

"Nadine, kamu nunggu apa? Bareng aku aja yuk." Ajak nya.

"Tidak terimakasih aku bisa sendiri." Tolak Nadine.

"Kamu mau nunggu berapa lama lagi? ini hujan dan pasti akan jarang sekali bus yang lewat. Kamu coba deh Nad hilangin sikap dingin dan cuek kamu itu, jangan menutup diri terus Nad." Ucap James yang membuat Nadine langsung menatap James tajam.

"Terimakasih tawarannya dan ingat kamu bukan siapa-siapa dan kamu ga berhak menasehati ku seperti itu. Kamu ga tau apa-apa, dan ga usah campuri urusan ku!! Urus saja urusanmu sendiri." Ucap Nadine penuh penekanan.

Setelah mengatakan itu Nadine berjalan meninggalkan james yang masih menatapnya.

"Apa susahnya sih untuk membuka diri terhadap orang lain." Ucap James kembali masuk ke mobilnya.

Saat ia melewati Nadine yang berjalan dengan payungnya. James sengaja memelankan laju mobilnya untuk menyamakan jalannya. Namun gadis itu semakin mempercepat langkahnya sampai akhirnya ada bus yang lewat, Nadine segera memberhentikannya dan naik.

Didalam bus Nadine ternyata memikirkan kata-kata yang James ucapkan.

"Mau sampai kapan aku seperti ini?" Batin Nadine bertanya pada dirinya sendiri.

Sesampainya di sekolah Nadine langsung memasuki kelasnya. Untung saja ia sampai tepat waktu, karena hujan tadi jalannya tidak terlalu macet karena tidak terlalu banyak kendaraan yang berlalu-lalang.

Saat sampai di kelas yang pertama Nadine lihat adalah James yang sudah duduk manis di kursinya. Tepatnya di samping tempat duduk nya Nadine. Ia langsung meletakkan tasnya di atas meja dan duduk.

James melirik ke arah Nadine, dapat ia lihat rambutnya yang sedikit basah akibat hujan tadi.

"Nadine.."

Tak ada sahutan.

"Nadine.."

Masih tidak ada respon dari Nadine.

James menghembuskan nafasnya pelan. Ia tidak bermaksud membuat gadis itu marah karena perkataannya. Ia hanya ingin Nadine seperti gadis lainnya yang memiliki banyak teman, ceria dan mudah tersenyum. Ia juga sering mendengar siswi-siswi lain disekolah nya yang sering membicarakan Nadine. Banyak rumor-rumor simpang siur tentang latar belakang Nadine.

Sampai masuknya jam pelajaran pertama hingga waktunya pulang sekolah. Nadine masih diam seribu bahasa. Dan James pun masih belum bisa meruntuhkan dinding pembatas yang Nadine ciptakan.

Sebelum Nadine beranjak James akhirnya buka suara. "Nadine aku minta maaf atas perkataan ku."

Nadine tak menghiraukan ucapan James, ia langsung saja pergi keluar kelas.

Dan James yang merasa diacuhkan lagi oleh gadis itu merasa tak puas. Ia pun berpikir untuk mengikuti Nadine pulang secara diam-diam. Ia ingin tahu dimana Nadine tinggal dan di lingkungan seperti apa gadis itu tinggal. Siapa tahu ia bisa tahu sesuatu tentang Nadine.

"Aku harus ikutin dia nih." Ucap James sambil melihat Nadine yang berdiri di halte bus.

James terus mengikuti Nadine mulai dari gadis itu keluar gerbang sekolah sampai Nadine turun di halte bus yang sama seperti tadi pagi Nadine akan berangkat.

"Dia masuk ke komplek itu? Apa rumahnya di daerah situ?" Tanya James pada dirinya sendiri saat Nadine yang memasuki area perkomplekan.

Tak sampai disitu saja,ia terus mengikuti Nadine sampai gadis itu berhenti di depan pagar sebuah rumah yang cukup besar. Dan memasuki rumah besar itu.

Namun James tak langsung pergi begitu saja, ia semakin mendekati rumah Nadine. Dan kemudian..

Ceklek..

Pintu pagar rumah kembali terbuka dan Nadine muncul dari balik pintu pagar itu.

"Mau sampai kapan kau disini?" Ucap Nadine dengan wajahnya yang datar.

James langsung terkesiap dengan kemunculan Nadine yang tiba-tiba itu.

"Eghh...ehm.. Nad ma---"

"Aku minta kau pergi." Nadine mengatakannya dengan cepat.

"Aku cuman mau mastiin kamu pulang dengan selamat." James pun turun dari motornya.

Tinn...tin..tin...

Mendengar suara klakson mobil James dan Nadine pun sama-sama menyingkirkan diri.

Satpam juga langsung membukakan pagar itu lebar-lebar. Mobil itu langsung memasuki rumah besar itu. James memerhatikan siapa yang turun dari mobil itu.

Ia yakin kalau orang itu adalah papanya Nadine. James pun berniat untuk menemuinya, namun dengan cepat Nadine melarangnya.

"Kamu mau apa?" Ucap Nadine sambil mencegah langkah James.

"Itu papa kamu kan Nad, aku mau ketemu lah papa kamu pasti tadi liat aku. Masa aku ga samperin sih."

"Ga perlu, lebih baik kamu pergi. Perlu berapa kali lagi aku bilang jangan campuri urusan ku, dan kali ini kamu benar-benar kelewatan dengan mengikuti ku secara diam-diam seperti ini." Setelah mengucapkan itu Nadine benar-benar pergi dari hadapan Nadine dan pintu pagar pun langsung tertutup rapat.

"Aku yakin, ada yang kamu sembunyikan Nad." Setelah mengatakan itu James juga segera pergi dari rumah Nadine.







Halooo... Sepertinya lama tak berjumpa dengan kalian-kalian readers ku yg suka vote ataupun yg silent readers wkwk 😂

Jangan lupa vote dan comment nya ya.. yg mau kritik dan saran boleh banget😊



By: Chikaamalia~~

I MYSELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang