01'

450 57 4
                                    

"Apa ada yang tau kabar Nadine?" Tanya seorang guru pengganti yang masih cukup muda sambil mengecek absensi kelas.
" Tidak tahu Bu." Jawab salah satu siswa.
"Anak itu memang sudah biasa bolos." Bisik siswa perempuan kepada siswa tadi.
"Kau tahu darimana?" Tanyanya.
"Aku dengar dari teman sekelas nya dulu Nadine tuh anaknya aneh lihat saja nanti kalau dia sudah masuk sekolah." Jawabnya.

"Ada apa dengannya?" Gumam sang guru.

Pasti absen nya di sekolah sudah banyak. Karena seringnya ia absen.

Sudah tiga hari ini Nadine absen 'lagi' ke sekolah. Bagaimana tidak kondisinya tidak memungkinkan untuk nya pergi ke sekolah, itu hanya akan menambah kecurigaan warga sekolah. Pukulan benda itu cukup keras mengenai lengan kanannya dan benturan yang membuat sudut bibirnya membiru, itu membuatnya susah mengikuti kegiatan belajar apalagi untuk menulis. Ia malas kalau harus menjawab pertanyaan dari gurunya jika melihat apa yang selalu terjadi padanya.

Ditambah lagi dengan siswa disekolah nya yang selalu memandang nya remeh. Sampai saat ini pun tak ada yang mau dekat atau sekedar berteman dengannya.

Ia selalu sendiri.

Tapi tak apa.

Terbiasa sendiri, tak ada yang memperdulikannya. Entah kenapa takdir membuatnya sendiri.

~~~~~~~

Setelah jam pelajaran selesai guru pengganti yang tadi mengabsen di kelas Nadine, berinisiatif menemui walikelas Nadine dulu.

"Permisi Bu...maaf mengganggu istirahat Anda." Ucap sang guru kepada walikelas Nadine yang duduk di kursinya.

"Iya tidak apa, silahkan duduk."

Guru muda itu pun duduk di kursi yang berhadapan dengan walikelas Nadine.

"Perihal apa yang ingin ibu bicarakan?" Lanjut walikelas Nadine.

"Tentang salah satu murid dikelas ibu--"

"Nadine." Ucap walikelas Nadine yang memotong perkataan guru muda tadi.

"Maaf saya memotong perkataan anda." Lanjutnya

Guru muda itu diam, sepertinya gadis itu memang punya catatan sendiri bagi walikelas nya. Pikirnya.

" Iya, sudah tiga kali Nadine absen dalam jam pelajaran saya. Dan setiap saya tanyakan kepada siswa dikelas tidak ada yang tahu. Bahkan saya dengar ada yang mengatakan ia sudah biasa bolos." Jelas guru muda itu.

Walikelas Nadine mendengar kan maksud dan tujuan guru muda itu.

"Apa dia punya riwayat penyakit?" Tanyanya lagi.
"Sebelumnya maaf kalau membuat anda menjadi kurang nyaman dengan absennya salah satu siswa saya."

Guru muda itu tersenyum. Lalu walikelas Nadine melanjutkan.

"Anak itu selalu menutup dirinya, saya juga tak bisa memungkiri kalau ada sesuatu yang ditutupinya."

" Maksud ibu?" Tanya guru muda itu.

"Permisi."

Saat akan melanjutkan salah satu staf datang dan mengatakan kepada guru muda kalau kepala sekolah memanggilnya.

"Baiklah Bu terima kasih atas waktunya, lain kali akan saya tanyakan lagi saya permisi dulu." Ucap guru muda itu.
"Iya sama-sama." Jawab walikelas Nadine.

Setelah guru muda itu pergi dari hadapannya. Walikelas Nadine mencoba menelpon orang tua Nadine.
Tapi nihil lagi-lagi tidak diangkat.

"Ada apa sebenarnya dengan anak itu?" Ucap sang guru sambil membuat sebuah catatan yang entah sudah berapa kali ia berikan pada Nadine.

I MYSELFWhere stories live. Discover now