04'

205 41 7
                                    

Pagi menjelang Nadine terbangun dari tidurnya. Gelap. Nadine masih berada di dalam sebuah lemari besar di dalam kamarnya. Semalam ia jatuh tertidur di lemari itu saat menenangkan dirinya dan menghilangkan rasa takut dan trauma nya. Nadine keluar dari lemari besar itu, ia keluar dari kamarnya turun ke arah dapur untuk mengambil segelas air.

Dilihatnya jam dinding yang masih menunjukkan pukul 5 pagi saat melewati ruang tengah.

"Kalau aku pergi ke danau sepertinya akan lebih baik." Batin Nadine.

Nadine segera menuju kamar mandi dan bersiap-siap pergi. Pagi-pagi sekali Nadine pergi ke tempat yang dulu sering di datanginya bersama orang yang sangat di rindukannya tentunya juga bersama orang yang sekarang seperti monster baginya.

Di sana setidaknya dia bisa melupakan segala masalahnya sedikit dan mengenang masa-masa itu lagi. Andai waktu dapat dengan mudah di putar dan andai ia dapat menghentikan waktu. Ia ingin kembali ke masa itu atau dapat menghentikan waktu agar sesuatu peristiwa pahit tak datang menimpanya. Setidaknya tidak ada Nadine yang seperti saat ini.

Setelah puas merenung sambil menghirup udara pagi, Nadz bergegas berangkat ke sekolahnya.

Saat tengah menunggu bis yang akan ditumpanginya ke sekolah. Suara deru motor Kawasaki 250 FI yang tepat berhenti didepannya, sambil orang yang mengendarai membuka kaca helm nya.

Nadine melihatnya sekilas lalu mengalihkan pandangan untuk menunggu bis yang tak kunjung datang juga.

James tak buka suara juga, masih duduk di atas motor nya melihat Nadz yang masih berdiri dan tak melihat kearahnya. Ya, memang seperti itu. Dia dingin dan cuek.

"Kau menunggu apa Nadz?" Akhirnya James buka suara.

"Ini halte James, dan artinya aku sedang menunggu bis." Jelas Nadz.

James terkejut mendengar nya. Biasanya dia irit bicara, hanya menjawab pertanyaan dengan kalimat yang singkat dan sangat to the ponit. Kadang itu menjengkelkan baginya.

"Aku tau, tapi kenapa kau tak naik ke saja ke motor ku. Bel sekolah 10 menit lagi." Sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.

Nadz juga melirik pada jam yang ada di halte. Benar. Kalau ia tak segera berangkat pasti akan terlambat.

"Tidak terima kasih. Kau duluan saja." Tolak Nadz.

"Kau akan terlambat."

"Tidak akan lama sebentar lagi bis nya akan datang." Nadz masih menolaknya.

"Ayolah Nadz. Kalau tak buru-buru aku akan terlambat juga."

"Aku tak meminta mu menunggu disini." Bela Nadz.

James masih setia duduk diatas motornya menunggu Nadz naik ke motor nya. Bis yang lama dan tak kunjung datang pun terpaksa Nadz menerima tawaran James.

"Aku boleh naik?" Tanya Nadz akhirnya.

"Aku memang menawarkan tumpangan pada mu Nadz sejak tadi." James menyalakan kembali mesin motornya.

"Baiklah, kalau kau tidak pegangan kau akan terbang." James menjalankan motornya kencang membuat Nadz hampir terjungkal ke belakang kalau saja ia tak cepat memegang tas ransel james.

"Bisakah kau pelan kan motor mu James." Teriak Nadz karena suara motor yang bising.

"Tidak bisa, nanti kita bisa terlambat."

Tak ada percakapan lagi setelahnya sampai mereka tiba di sekolah. Untungnya masih belum terlambat.

Nadine segera turun dari motor James .

I MYSELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang