surat untuk Athan

57 9 4
                                    



2 januari 2019

Malam ini terlalu kelabu untuk di ceritakan.

Karena di malam ini, aku membuat sebuah keputusan besar. Walau awalnya terkesan tergesa-gesa tapi ini harus segera di tuntaskan.

Malam ini hanya bisa ku tangiskan.

Kita tidak mampu mengubah hati seseorang,

Kita hanya mampu untuk menasehatinya.

Allah lah yang Maha Membolak-balikan hati,

Tugas kita selanjutnya ialah mendoakannya.

Itulah kalimat yang selalu ku ingat sampai saat ini. Sekeras apapun aku mencoba, jika Allah berkata tidak. Maka tidak.

Hal ini sudah dibuktikan dengan usahaku terhadap Athan. Doa yang setiap saat ku panjatkan tak mampu menembus hatinya. Usaha dan perhatian yang ku berikan,, tak mampu merebut perhatiannya. Tak pernah ada rasa cinta di dirinya untukku. Bahkan mungkin rasa pedulipun juga tak ada.

Setiap pertanyaan serius yang tak pernah dijawab oleh Athan seharusnya sudah cukup membuatku tersadar bahwa aku tak pernah benar-benar berarti untuknya. Ke khawatiranku hanya menyiksa batinku setiap saat. Athan tak pernah perduli akan hal itu. Meniatkan hati untuk bertemu denganku saja tidak ada. Aku ingin dia sedikit 'berusaha'. Aku ingin ia setidaknya berusaha menemuiku, nyatanya aku tak cukup berarti untuknya bahkan niat di dalam dirinya untuk menemuiku tak pernah ada.

Semua ini membuatku tersadar bahwa aku tak perlu mengganggu hidupnya lagi. Kelak jika nanti dia bersama oranglain, aku tak mau Athan menjadi kebingungan menjelaskan hubungan ku dengan kekasihya nanti. Jadi sebelum aku menjadi pengganggu di kehidupannya, lebih baik ku bunuh perasaanku sendiri.

Ku tinggalkan dia.


Ku katakan padanya bahwa aku harus menjadi egois memikirkan diriku sendiri,

ku katakan padanya bahwa aku harus mencari kebahagiaanku sendiri,

ku katakan padanya bahwa aku harus berhenti mengkhawatirkannya.


Malam itu aku berbohong pada Athan dan pada diriku sendiri. 

Aku tak pernah benar-benar bisa menjadi egois memikirkan diriku sendiri. Aku sudah terlalu perduli padanya, aku terlalu menyayanginya sampai ku benar-benar menginginkannya bahagia. Nyatanya sekeras apapun ku mencoba untuk berhenti memikirkannya, rasanya sudah menjadi kebiasaan hidupku untuk terus mendoakannya.

Puncak dari perasaan bukanlah cinta. Melainkan ikhlas.

Maka ku memutuskan untuk pergi menjauh dari hidupnya agar ia tidak perlu lagi merasa terbebani dengan perasaanku. Malam itu aku memblokir semua kontaknya dan semua akun pertemanan kami di sosial media. Semua yang ku lakukan tak akan mengubah diriku yang tulus menyayanginya. Semua itu ku lakukan agar dia fokus pada perasaannya pada wanita pilihannya. Ia tak perlu repot memikirkan perasaanku lagi nanti.

Di malam itu juga aku menceritakan siapa diriku sebenarnya pada Athan. Agar aku yakin bahwa Athan tidak akan pernah memiliki perasaan padaku. Kekurangan di dalam hidupku, akan membuat siapapun mundur untuk berjuang. Tentu hal ini akan membuat athan sendiri enggan bersamaku. Aku yakin itu.

Athan tak lagi mencegahku seperti dulu, ia tak berani memberikan janji manis kepada ku seperti saat itu. Mungkin ia kapok karena ku tagih janjinya.

Lagi pula aku sudah bertekad, mau semanis apapun ia mencegahku untuk pergi, Aku tak akan melakukan kesalahan yang sama. Sama halnya seperti Athan yang kapok berjanji, aku pun demikian. Aku tidak mau lagi menggantungkan harapanku kepadanya.

Aku masih disuruh Allah untuk meluaskan kesabaran. Mungkin Athan bukanlah kebahagiaan untukku. Ia bukanlah buah kesabaran yang Allah persiapkan untukku. walau begitu ku masih saja mengharapkannya. Ku masih mendoakannya, memintanya diam-diam kepada Yang Maha Kuasa. meski tak seintens dulu karena ku takut jatuh terlalu sakit lagi nantinya.

Kebahagiaan ku masih di atas awan, atau bahkan tidak akan turun bersama hujan.

Sempatku berfikir untuk menjadi pengantin di akhirat saja, aku lelah dengan manusia di dunia ini. Mungkin kebahagiaan ku tidak akan turun di dunia, tapi menunggu untuk ku hampiri disana.


Athan.. aku pamit.



Terimakasih atas pelajarannya.

With love,

-NDA 

Patah Hati Yang Tak BiasaWhere stories live. Discover now