13. Rapat Koordinasi

14 3 0
                                    

Jangan terlalu serius nanti baper.

~Limerence ~

Hari ini, hari yang paling di benci oleh murid prestasi bangsa. Mungkin bukan siswa dan siswi prestasi bangsa saja yang benci hari ini namun seluruh pelajar di setiap belahan dunia. Yap, hari ini hari Senin hari dimana saat dua hari belakangan ini mereka bisa santai ria di rumahnya. Namun hari ini harus mengenakan seragam Putih abu-abu serta atribut sekolah yang tak boleh ketinggalan sama sekali. Karena ritual setiap hari senin adalah upacara bendera. Jika salah satu atribut lupa mengenakan maka tak heran akan menambah jumlah point di buku pelanggaran.

"ayo eh turun kebawah, itu pak widodo udah nge-bacot. " titah dea kepada temannya. Dea yang notabandnya selalu ingin buru-buru maka tak heran jika ia menyuruh teman-teman nya itu harus melangkah lebih cepat.

Semua murid pun turun kebawah, lalu baris di lapangan dengan rapih sesuai ketinggian yang telah di tentukan. Agar pak widodo tidak marah kembali. Karena setiap senin selalu di ingatkan oleh pak widodo tentang peraturan baris berbaris. Setelah rapih, upacara pun segera dimulai hingga pukul 07.30 barulah upacara dibubarkan. Setelah upacara dibubarkan seluruh siswa oin menuju ruang kelas masing-masing. Sesampainya di kelas mereka disuguhkan pelajaran menguras otak yaitu matematika khusus kelas 11 sastra 2. Bu titik selaku guru matematika dengan sabar guru itu mengajarkan. Bu titik itu guru paling sabar dia tidak killer seperti guru matematika lainnya, malah kebalikannya. Makanya seluruh murid yang diajarkan oleh dia sangat senang terhadapnya.

"oke, kalau yang ini kalian coba pakai rumus distribusi, bisa juga memakai rumus eliminasi tapi lebih akurat coba pakai runus distribusi terlebih dahulu. " bu titik menerangkan bab persamaan akar kuadrat baru itu kepada siswa kelas baru.

" tapi ya bu, menurut saya lebih gampang untuk memakai rumus eliminasi daripada distribusi. " kiana pun menolak cara yang diberikan oleh bu titik karena menurutnya lebih efisien dibandingkan dengan cara yang disarankan oleh gurunya itu. Toh hasilnya sama aja.

"iya bisa juga tapi terkadang di pilihan gandanya itu tidak ada jawabannya, kalau memakai rumus distribusi lalu untuk mengetahui kebih akurat lagi memakai rumus eliminasi juga bisa,untuk memastikan aja. Kalau dengan rumus eliminasi tak ketemu kalian bisa juga memakai rumus distribusi. " saran bu titik

" baik bu. " jawab kiana

" oh iya bu, kan kemarin saya mencoba pakai rumus eliminasi ya bu, emang bener bu di pilihan ganda tak ada jawaban yang tepat." ucap dea

"nah, kalau tidak ketemu coba kalian memakai rumus distribusi ya. " jawab guru matematika tersebut.

Semua anggota kelas pun mengangguk paham.

Suara bel dengan nada stasiun itu menghiasi arena sekolah prestasi bangsa pertanda jam pelajaran pertama telah usai. Bu titik selaku guru matematika itu segera keluar dan langsung berganti pelajaran dengan pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang mana gurunya sangat killer beda dengan bu titik. Bu tety, itu guru PKN orang medan serta berbadan besar. Jika ia bicara menggunakan nada oktaf paling tinggi, sehingga bisa terdengar sampai kelas sebelah bahkan kebawah. Semangat mengajarnya belum kendur. Bu tety ini guru paling royal kepada muridnya selalu memberi barang mewahnya jika sang murid bisa menjawab pertanyaannya.

"selamat pagi anak-anak." sala bu tety, dengan logat Medan nya.

"pagi bu" jawab serentak murid 11 sastra 2 ini

LIMERENCE Where stories live. Discover now