1. Awal Pertemuan

6K 381 323
                                    


Bunga merapikan alat tulisnya memasukkan ke dalam tas kemudian menghampiri Nisa setelah menyandang tasnya ke bahu. Nisa yang menyadari Bunga di sampingnya, menengok sambil tersenyum kecil.

"Jadi daftar anggota PMR?" Tanya Nisa. Nisa bangkit berdiri kemudian menatap Bunga.

"Mm... jadi, tapi seriusan nih nggak papa?" Tanya Bunga balik dengan nada ragu. Karena ia mendaftar dipertengahan semester 2 padahal seharusnya di awal semester.

Nisa terkekeh sambil menepuk bahu Bunga. "Iyalah nggak papa, lagian PMR emang lagi krisis anggota."

"Tapi gue malu ketemu anggota yang lainnya, kali aja mereka ada yang nggak suka sama kehadiran gue gitu." Bunga meringis memikirkan bagaimana reaksi mereka melihat anggota baru.

"Ngapain malu sih? Dari Kelas kita ada tiga tambah lo jadi empat terus lo kenal Rina kenal juga sama Fino dan Surya. Apalagi?" Tutur Nisa menyebutkan nama-nama seangkatannya dengan jari-jari tangannya.

"Kakak kelasnya?" Masih dengan ragu Bunga membalas Nisa dengan memelas.

"Ish lo kan kenal semua kakak kelasnya, walaupun canggung entar juga akrab kok." Nisa memutar bola matanya gemas dengan Bunga yang masih merasa tidak percaya diri.

Bunga terlihat mencoba berpikir untuk kembali bertanya tapi Nisa dengan segera menarik tangan Bunga keluar kelas. "Kelamaan mikir entar telat, lo mau lari keliling lapangan?"

Bunga menggeleng. "Yaudah ikutin aja. Fiana, Deli, ayo ganti baju!" Panggil Nisa ke arah temannya yang masih duduk kemudian ia menatap Bunga lagi. "Lo bawa baju olahraga kan?"

Setelah mendapat anggukan Bunga, Nisa semakin cepat membawa Bunga dan kembali meneriaki Fiana dan Deli yang sangat lelet berjalan padahal pelatih hanya memberi waktu berganti pakaian 15 menit setelah bel pulang berbunyi.

***

"ASTAGA! 3 MENIT LAGI!" Seru Deli dengan panik setelah melihat jam yang terpampang di layar ponselnya.

"Lari aja ayo!" Ajak Nisa yang baru keluar dari ruang ganti. Setuju dengan Nisa, mereka pun mulai berlari melewati koridor-koridor. Sebenarnya mereka bisa saja menyebrang melewati Lapangan luas, tapi di Lapangan itu sudah terisi oleh ekskul Futsal.

"Untuk pertama kalinya gue nyesel masuk Sekolah terbesar kayak gini, kenapa masih jauh!?" Gerutu Deli di tengah-tengah larinya.

"Tungguin gue, woi!" Teriak Fiana di belakang.

Bunga berbalik untuk melihat Fiana namun masih sambil berjalan mundur dengan pelan sedangkan Deli dan Nisa sudah jauh berlari dengan kencang.

"Ayo Fi bangun!" Suruh Bunga sambil terkekeh melihat Fiana yang malah terduduk tepar berselonjor sembari mengelap peluhnya.

Fiana mengerucutkan bibirnya dengan sebal kemudian bangun dengan amat sangat lambat bahkan membuat Bunga greget melihatnya.

"Bunga awas!"

BUGHH

"OUWHHH... pantat gue!"

Bunga meringis memiringkan posisi tubuhnya kemudian meraba-raba pantatnya yang baru saja berciuman mesra dengan lantai koridor yang terbuat dari keramik.

"Astaga! Lo nggak papa?" Suara seorang cowok tiba-tiba datang lalu berjongkok di samping Bunga.

Bunga menengok ke sampingnya untuk melihat pemilik suara jantan itu, pertama yang ia lihat adalah kaos kaki panjang hampir mencapai lutut kemudian sebuah pakaian futsal yang melekat di tubuh cowok itu, sambil menahan malu, Bunga mendongak untuk menatap pemilik suara jantan tadi.

Bunganya Heksa! (COMPLETE)Where stories live. Discover now