#1 Prolog

8 3 0
                                        


Author POV

Gadis itu berlari seperti orang yang sedang mengejar setan. Di depannya seorang pria tengah berlari membawa tas seorang wanita paruh baya.

"WOY! COPET BERENTI LO!!" Teriak gadis itu.

Dengan kaki jenjangnya gadis itu berlari secepat kilat.

10 meter

5 meter

2 meter

1 meter

Dan dengan sedikit ancang-ancang gadis itu menendang punggung si copet.

BUGH!

AKH!

Copet itu terjatuh dengan muka yang mendarat duluan di aspal jalan.

"Mampus lo! Makanya gua bilangkan berenti!" Teriak gadis itu.

Dengan gegas copet itu berdiri, berbalik memandang gadis yang ada di depannya dengan muka marah.

"Kurang ajar nih, bocah!" Ucap copet itu dengan masih memegang tas yang di copetnya.

"Napa Om?" Ucap gadis itu menantang si copet "udah deh, kembaliin aja tas itu ke pemiliknya dari pada om babak belur di sini" lanjutnya sambil menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Nantangin gua lu? Bocah?" Geram copet itu.

"Ayok, sini!" Tantang gadis itu sambil menggulung lengan bajunya.

Dengan geram si copet berlari dengan tangan terkepal hendak memukul si gadis, namun dengan lihainya gadis itu menghindar dan malah memukul punggung si copet hingga terjungkal.

Tak sampai di situ si copet bangun dan kembali melawan si gadis. Namun, setiap gerakannya hanya angin yang berlalu bagi si gadis. Gadis itu bahkan tak di sentuh oleh si copet hingga terjadi perkelahian yang sangat lama.

Dengan tendangan terakhir copet itu terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. (kek lirik lagu, njirr:v)

"Gua bilang juga apa Om? Mau tambah lagi?" Ucap gadis itu sambil menggulung lagi lengan bajunya.

"Udah, Neng. Ampun ampun." Ucap copet itu berbaring  lemas dengan hidung mengeluarkan darah akibat perkelahian tadi.

Gadis itu mengambil tas yang tergeletak di atas aspal. Hingga segerombolan warga menghampiri gadis dan coper itu.

"Neng, copetnya dimana? Kok sama neng tasnya?" Ucap pria itu sedikit khawatir

"Tenang, Pak. Copetnya udah sekarat tinggal di bawa aja dah di kantor polisi" ucap gadia itu bangga, "nah, ini Bu tasnya, jangan kecopetan lagi" lanjutnya sambil menyerahkan tas itu pada seorang wanita paruh baya

"Makasih nak, dan ini sebagai ucapan terima kasih saya" ucap ibu itu memberikan selembar uang seratus ribu pada gadis itu

"Oh, gak usah Bu, saya ikhlas. Ya sudah saya pamit yah bapak bapak, ibu" pamit gadis itu.

"Oh, iya makasih yah, Neng. Hati-hati."

"Iya"

Gadis itu berjalan melewati jalanan ibu kota yang sedikit ramai hingga tiba dirumahnya.

Dia tak menghiraukan dua orang yang tengah asik dengan pekerjaan mereka begitupun sebaliknya. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir gadis itu, ia hanya melewati kedua orang itu dan menuju kamarnya bahkan menoleh pun enggan.

Sampai di kamar ia membersihkan badan dan segera tidur untuk memulai hari baru besok.

****

Baru awal jadi mayan dikit..
Nanti kalau part selanjutnya bakal gua kasih 1000 word..

Jadi, pantengin terus work gua

27 Desember 2018

Salam VarrPen_

Truth or DARE!Where stories live. Discover now