Chapter 13 - Masalah

809 90 19
                                    

"Tinggalkan pikiran yang membuatmu lemah dan peganglah pikiran yang memberi kekuatan bagimu."
—————————————————————————

"Ini bukan soal uang! Tapi ini soal harga diri!" Teriak seorang pria yang berpakaian rapi dengan jas yang ia kenakan.

"Apa?! Dia berhasil lolos?!" Lagi lagi pria itu berbicara dengan nada yang cukup keras.

Vino yang berada dikamarnya mendengar suara itu membuatnya sadar dari mimpi indahnya semalam. Perlahan Vino membuka kedua kelopak matanya. Ia menatap sang cakrawala yang menyinari kamarnya melalui jendela kamarnya.

Jadi, papanya Aletta berhasil kabur? Gumam Vino yang segera bangun dari kasur nyamannya.

Vino jalan menuju sumber suara yang membangunkannya pagi hari ini. Ia menuruni anak tangga satu persatu dan berhenti sebelum anak panah terakhir diinjaknya.

"Apa?"

"Eh Vin? Kamu udah bangun?" ucap pria yang baru saja menutup teleponnya.

"APA MAKSUD ANDA SOAL PAPA ALETTA KABUR?" bentak Vino.

"Ehhm.. jadi gini Vin, kamu tenang dulu"

"Jadi benar? Anda belum membebaskannya? Anda masih membuatnya menderita? Apa Anda tega melihat istrinya disana menunggu kepulangan suaminya?" Rasa benci Vino pada ayahnya semakin mendalam.

"Dengarkan papa nak, papa melakukan ini demi harga diri keluarga kita yang telah dijatuhkan hanya kar—"

"Cukup! Saya muak dengan Anda! Anda terlalu memikirkan ego Anda tanpa mementingkan orang lain!" Vino memotong pembicaraan ayahnya.

Vino berjalan meninggalkan ayahnya menuju kamarnya. Ia mengambil jaket kulit berwarna hitam miliknya dan meraih kunci motor. Ia segera keluar meninggalkan rumah tanpa mendengarkan suara ayahnya yang terus saja memanggil namanya untuk tetap disana bersamanya.

"Vino butuh waktu!" Ucapan terakhir Vino sebelum akhirnya ia meninggalkan rumah itu.

***

Vino membawa motor gede miliknya dengan kecepatan cukup kencang. Tatapan mata Vino terlihat sangat kosong.

Dalam benaknya, Vino terus memikirkan Aletta tanpa sedetikpun berhenti.

Bagaimana jika Aletta tahu bahwa ayahnya bukan kabur dari rumah melainkan disekap oleh ayahnya?

Bagaimana jika Aletta sangat membenci Vino atas kelakuan ayahnya?

Apa yang harus Vino lakukan untuk memperbaiki semua ini?

Apa mungkin Vino bisa melanjutkan perasaannya jika hubungan keluarganya dengan keluarga Aletta seperti ini?

Apa Aletta tahu soal ayahnya?

Vino terus memikirkan hal-hal yang membuatnya menimbulkan banyak sekali pertanyaan. Namun, tiba-tiba motornya terhenti disebuah rumah milik seorang gadis yang baru saja muncul dalam benaknya, Aletta.

"Aletta? Gua harus apa?" ucapnya pelan.

***

Mentari telah menyinari kamar cantik milik Aletta. Aletta segera membuka matanya secara perlahan. Ia melirik ke arah jam dinding pada kamarnya.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Aletta segera merentangkan kedua tangannya dan kembali memeluk gulingnya.

Ketika Aletta ingin melanjutkan tidurnya, Agnes memasuki kamar milik Aletta.

Aletta [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang