1

4.7K 458 12
                                    

Alpha, seorang penguasa tertinggi dalam penggolongan ini. Mereka berkuasa, dapat memiliki segalanya, terhormat, dan mereka sangat diistimewakan. Kebanyakan pro-hero adalah seorang alpha. Namun, tak sedikit pula seorang beta.

Beta, tingkatan ke-dua dalam penggolongan. Populasi mereka amat banyak. Kebanyakan pro-hero berstatus beta hanya dipandang sebelah mata.

Omega, tingkatan paling rendah dengan populasi paling sedikit, dan sialnya aku adalah seorang omega. Kebanyakan omega 'dipelihara' oleh para alpha untuk menjaga anak-anak mereka. Memproduksi anak sesuai dengan 'pendonor' sehingga 'mencetak' anak dengan duplikat kekuatan yang sama.

Ibuku seorang beta, ayahku pun begitu. Dalam penggolongan ini seharusnya aku dapat pula menjadi beta, tetapi Tuhan berkehendak lain denga menjadikan aku seorang omega dengan mate-ku Bakugou Katsuki.

Dulu sekali, kami begitu dekat. Entah itu bisa dikatakan dekat dimana aku mengejar langkah besarnya dan membawa tas besar. Kami bermain dan berharap dapat menjadi seperti All Might, hero favorit kami. Kami setiap saat selalu berdoa agar usia kami cepat mencapai 4 Tahun. Quirk Kacchan akhirnya keluar, betapa hebatnya ia dengan ledakan dan aku tetap bersabar menunggu hingga akhirnya aku dinyatakan tidak memiliki quirk, aku 'dulunya' Midoriya Izuku, sang omega tanpa quirk.

Setelahnya, aku dan Kacchan saling bermusuh. Ia seakan begitu menyesal ketika mengetahui bahwa di dadanya tertulis jelas namaku. Aku sendiri tak dapat berbuat apapun, hanya mampu menerima takdir bahwa seorang yang seharusnya melindungiku, menyayangiku adalah seorang yang amat genjar menghancurkanku. Baik hati maupun jiwaku. Aku telah mati sejak dinyatakan tak memiliki quirk.

Ketika akhir SMP, aku bertemu dengan pria yang begitu aku kagumi, ia All Might. Aku mendapatkan quirk yang dapat diwariskan sehingga aku dapat menjadi seorang hero seperti mimpi-mimpiku. Aku berlatih bersama sosok yang telah kuanggap ayah tersebut hingga ujian masuk.

Aku pada akhirnya dapat memasuki sekolah bergengsi tersebut dan memasuki kelas hero, kelas impianku. Kelas tersebut diisi 5-6 alpha, termasuk Kacchan di dalamnya. Namun tak apa, aku sudah mencoba memutuskan hubungan kami setelah dengan egoisnya aku meminta ia menandaiku. Aku memintanya untuk menandaiku hanya agar pheromonku tak menarik alpha lain dan agar lebih leluasa dengan menutupi bau omegaku.

Setelah penandaan yang diberikan Kacchan, bauku memang bercampur dengan miliknya. Alpha yang dulu sering melakukan sekuhara pun berkurang meski tak dapat dikatakan menghilang. Aku Midoriya Izuku, seorang anak manusia yang ingin menjadi hero seperti All Might.

oOo

Hari itu, hari pertama sekolahku di UA. Sungguh sekolah yang besar bahkan untuk menemukan kelasku. Aku berdiri di depan pintu besar tersebut dan menemukan Kacchan sedang diceramahi oleh seorang pria karena prilaku bossy semenjak SMP miliknya tak hilang.

"Aku tak perduli. Memang kau dari SMP mana, karakter figuran?" Suara itu menggelegar memasuki gendang telingaku. Gayanya memang tak berubah.

Pemuda dengan peringkat ke-dua teratas tersebut tersentak. "Aku dari Akademi Khusus Somei, namaku Iida Tenya."

"Somei? Jadi kau si elit sialan, ya?" Wajah songgongnya entah mengapa membuatku ingin sekali melempar sepatuku ke wajahnya, tetapi tentu saja tak aku lakukan. Terlalu takut. "Sepertinya menghancurkanmu akan menyenangkan."

"Menghancurkan?" Pemuda Iida tersebut memundurkan sedikit tubuhnya. "Kejam, apa benar kau mau menjadi pahlawan?"

Kacchan terlihat mendecih sebal. Sedari kami SMP, sikapnya seperti ini mungkin membuat ia terlihat bak villain sehingga banyak orang-orang yang bergantung padanya. Ia seakan dipuja sehingga besar kepala dan membuat ia seperti ini. Oh, ia menyadariku. Apakah gumamanku terdengar? Sepertinya aku jauh dari posisi ia duduk sehingga tak mungkin ia mendengar gumamanku sekalipun aku bergumam.

"Kau." Iida-kun menoleh ke arahku. Sungguh, seisi kelas menoleh ke arahku membuatku malu. Apakah ia menyadari bauku dan Kacchan sama? "Selamat pagi." Sapanya kepadaku. "Aku dari Akademi Khusus Somei. Namaku-"

"Tadi aku sudah dengar." Tanpa sengaja aku memotong perkataannya saking gugupnya aku. "Aku Midoriya, salam kenal Iida-kun."

Ia meminta maaf, begitulah yang aku tangkap dari kata-katanya karena salah menilaiku. Suara gadis mengintrupsikan kegiatan kami. Aku menoleh dan menemukan gadis yang aku selamatkan ketika Ujian Praktek.

Ketika gadis tersebut sangat asik bercerita, aku merasakan tatapan tak suka mengarah ke arahku. Aku menoleh dan bertemu tatap dengan Kacchan. Auranya seakan mengatakan padaku bahwa aku tetaplah pecundang yang tak seharusnya berada di sini. Aku menunduk dan mencoba menghilangkan perasaan ini.

"Cari tempat lain saja bila ingin mencari teman." Aku terdiam menatap gundukan (?) yang terbaring di lantai. "Di sini tempat untuk menjadi hero." Ia keluar dari sleeping bag-nya dan mengeluarkan seragan PE kami. "Mungkin ini terlalu tiba-tiba, tetapi cepat pakai ini dan segera ke lapangan."

Kami segera berganti pakaian dan bersiap segera pergi menuju lapangan UA yang luar biasa luas. "Kita akan melakukan tes penilaian quirk," ujar Aizawa-sensei ketika kami semua telah berkumpul.

"Tes penilaian quirk?!" Kami berteriak heboh mendengar bahwa di hari pertama sekolah kami bahkan harus melakukan tes.

Tak ada penerimaan siswa baru. Kami langsung menerima pelatihan quirk. Karena Kacchan mendapatkan nilai tertinggi ketika tes ujian masuk, ia diminta untuk (memamerkan) memperlihatkan seberapa jauh bola baseball tanpa menggunakan dan menggunakan quirk. Entah mengapa, aku jatuh hati lagi dan lagi padanya.

"Yang berada pada peringkat paling rendah maka ia akan aku keluarkan."

Aku harus apa? Bahkan aku baru mendapatkan quirk ini, bahkan belum sebulan. Jika aku menggunakan quirk kemungkinan besar aku akan menciderai lenganku kembali. Ketika giliranku tiba, Aizawa-sensei memberiku saran. Dengan memfokuskan pada jari-jariku, aku dapat meminimalisir kemungkinan aku cidera.

Kami selesai melakukan tes quirk dan beruntunglah bahwa semua perkataan walikelasku hanya sebuah kebohongan. Setidaknya aku masih bisa berada di sini untuk mengembangkan quirk pemberian All Might dan untuk menentang Kacchan.

TBC

Hay, saya Yukina dan kembali lagi dengan multi chapter di fandom berbeda. Ide ini saya dapatkan dari sebuah doujin omegaverse bakudeku yang saya lupa judulnya. See next chap,

A. Yukina

Fate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang