Senang Mengenalmu

2.1K 145 21
                                    

Alooo jangan lupa klik bintang buat bantu vote Joanna, dan bikin Emaknya semangat nulis.

Terima kasih

Senyum simpul tak luntur dari bibir joanna kala berjalan sejajar dengan Mandala. Dia canggung pun malu-malu, sebab laki-laki yang biasa dipangil DL itu terkenal pendiam dan tertutup.

"Ada apa, Jo?" cecar Robby yang penasaran. Ketika Joanna dan Mandala yang baru saja keluar dari ruangan Bayu berhenti di dekat kubikelnya.

"Nih, big job kita bulan ini." Joanna menyerahkan map yang diberikan Bayu. Robby menerima map itu, membuka lalu membaca isinya sekilas.

"Ini serius? Nggak salah orang nih?" selidik Robby seraya berkerut kening. Dipandanginya joanna dan Mandala bergantian. " Lo juga Di?"

"Begitulah," jawab Mandala sembari mengedikkan bahu.

"Wah ini bakal keren, ditambah ada dia nih." Robby menunjuk sebaris nama yang tertera di lembar paling depan, halaman yang berisi nama-nama anggota tim dalam tugas mereka kali ini.

Joanna melongok, dibacanya nama yang diserukan Robby. "Jangan bilang lo ...," terka Joanna.

Robby tergelak, tak perlu diperjelas apa yang ada di pikiran Joanna, keduanya saling tahu apa yang ada di benak lawan bicara. Sedangkan Mandala mengusap tengkuk, dia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan Joanna dan Robby.

"Lo tuh ya, sejak kapan mulai beraksi? Kok gue nggak tahu?" sergah Joanna yang jengkel melihat tawa Robby. Joanna sebal, kenapa dia tidak tahu, Robby sedang mendekati karyawati lain.

"Ya, gue pikir ... lo nggak mau tahu," jawab Robby enteng.

"Ayolah, Rob. Untuk apa nyembunyiin hal kayak gitu dari gue," rajuk joanna yang mulai marah.

"Kayaknya aku salah tempat dan waktu, kutunggu kalian di ruanganku saja," ucap Mandala sebelum berlalu meninggalkan kesalahpahaman Robby dan Joanna.

Joanna menarik napas dalam, mencoba netral menanggapi situasi tidak mengenakkan ini. Dia melototi Robby yang masih merasa tidak bersalah. "Lo kooperatif dong Rob, lihat! DL pergi, kita harusnya kerja sama."

Joanna melempar kesalahan pada Robby.

"Lah, lo sendiri yang ngajak ribut," tuduh Robby.

"Bodo! Gue mau nyusul DL." Joanna merebut map ditangan Robby dengan kasar. Dia mempercepat langkahnya, berusaha mengejar Mandala yang sudah hilang di balik pintu lift menuju lantai enam.

Robby memutar bola mata, dia tak heran lagi dengan sikap Joanna yang terkadang manja seperti itu. Mau tak mau, Robby harus membujuk dan memperbaiki keadaan sebelum Joanna lebih marah lagi. Kalau dipikir, Robby memang bersalah dalam hal ini, selama mereka dekat dia tak pernah menutupi apapun. Sebagai teman ataupun rekan, kalau ada masalah apapun itu, keduanya saling bertukar sudut pandang.

Robby menghampiri Joanna yang masih berdiri sambil mendekap map, menunggu lift kosong dengan terpaksa.

"Gue nggak ikut diskusi dulu. Ada urusan sama bagian pemasaran dan media cetak," ujar Robby yang berhenti sejenak saat melewati Joanna.

Yang diajak bicara hanya menjawab dengan geraman. Joanna marah pada Robby. Yang jadi pertanyaan di benak wanita itu adalah, untuk apa Robby tidak cerita kalau sedang mendekati perempuan lain? Joanna tahu kalau Robby suka gonta-ganti pacar. Di kantor tempat mereka bekerja, Robby sampai dijuluki tukang koleksi. Tak terhitung berapa karyawati yang pernah didekatinya, lalu ditinggalkan begitu saja kalau si perempuan sudah jatuh dalam pesona seorang Robby Nugroho.

DiurnariiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang