Kira-kira lima belas menit perjalanan dari sekolah, akhirnya mereka sampai di tempat mereka akan membeli ice cream.

Dengan cepat Cici turun dari motor sambil lompat, membuat Divo berteriak panik takut Cici akan jatuh. Namun Cici hanya terkekeh kecil menanggapinya.

Saat sudah memarkirkan motor dengan baik, Divo langsung menarik tangan Cici untuk masuk ketempat mereka akan membeli ice cream. Tentu saja, Cici tidak keberatan. Dia malah mengayunkan tangannya yang digenggam oleh Divo dan berjalan layaknya anak kecil. Divo yang melihatnya tertawa kecil begitu pula Cici.

"Mau pesan yang mana?" Tanya Divo kepada Cici.

"Ehm, apa ya? Engga bisa milih, mau semuanya." Jawab Cici yang tidak sanggup memilih salah satu diantara semua ice cream yang tertera di menu.

"Semua?" Divo sedikit berpikir. "Yaudah, mbak pesan Ice cream paket spesial nya satu, sama paket sedangnya satu ya mbak."

Akhirnya Divo juga yang memilih pesanan, Cici tidak menolak melainkan mengangguk setuju dengan Divo.

"Itu aja mas?" Pelayan bertanya kembali kepada Cici dan Divo.

"Iya itu aja mbak." Jawab Divo sambil menyerahkan kembali menu kepada si pelayan.

"Baik mas, mbak. Silahkan ditunggu sebentar ya pesanannya." Si pelayan sedikit menundukkan kepalanya lalu pergi dari meja Cici dan Divo.

Cici memperhatikan Divo yang menyandarkan punggungnya ke bangku yang ia duduki sambil menangkup pipinya dengan kedua telapak tangannya.

Divo yang merasa diperhatikan langsung ikutan menangkup pipinya di atas meja. Jarang pandang mereka sungguh sangat dekat.

"Kenapa liatin gue?" Tanya Divo yang di balas cengiran oleh Cici.

"Gapapa sih, kan Lo di depan gue jadi gue liatin dong."

"Oh gitu? Susah ya jadi tampan. Diliatin melulu ih. Besok pake masker aja kalik ya?" Divo mengembungkan pipinya.

Cici berdesis mendengar Divo yang sungguh terlewat percaya dirinya.

"Ish apaan."

Percakapan mereka berhenti sejenak saat ice cream pesanan mereka datang.

Percakapan mereka berhenti sejenak saat ice cream pesanan mereka datang

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Cici memandang takjub pesanannya. Dia tak kuasa memakannya. Ingin rasanya diawetkan saja.

"Makasih ya mbak." Divo tersenyum tipis kepada mbak yang mengantarkan pesanan mereka.

"Selamat menikmati."

Divo menatap pesanannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Divo menatap pesanannya. Sudah lama dia tidak memakan ice cream. Kalau bukan karena Cici yang memintanya pasti dia tidak akan bisa memakannya juga.

Divo beralih menatap Cici yang masih belum menyentuh ice cream-nya.

"Kok diliatin aja?"

Cici menatap Divo. "Gak tega mau dimakan." Cici memasang wajah sedihnya dengan bibir kebawah. Ekspresi yang sangat dirindukan Divo dari saat mereka kecil.

Divo tertawa kecil sambil mengacak-acak rambut Cici gemas. "Nanti kalo gak dimakan cair dong, kan jadi gak enak."

"Iya juga ya." Cici mengambil sendoknya lalu menyuap sedikit demi sedikit berteriak ice cream kemulutnya. "Enak banget." Cici masih saja takjub, padahal dia sering memakannya dengan Nata.

"Masa?" Divo juga memakan ice cream miliknya. "Iya, enak Ci."

"Mau coba dong." Cici memandang ice cream Divo dengan penuh harap supaya Divo memberikan setidaknya sedikit.

"Mau?" Divo bertanya kepada Cici yang dibalas anggukan dengan mantap. "Sini." Divo menyendok ice cream nya lalu menyuap kemulutnya Cici.

"Enak." Cici jadi terharu sendiri memakan ice cream yang tadi disuapi Divo.Divo tertawa melihat ekspresi Cici yang menurutbya sangat lucu.

Mereka pun bergantian untuk menyuapi satu sama lain. Terkadang tertawa, berantam kecil dan bercanda. Divo sangat merindukan hal ini, begitu pula dengan Cici yang sangat menikmati hari ini.

Cici sangat bersyukur bisa kembali dipertemukan oleh Divo kembali. Dia sangat rindu dengan sosoknya. Kalau saja dia menolak masuk ke sekolahnya yang sekarang dan kekeh untuk pergi sekolah ke luar kota, mungkin dia tidak akan bisa menemukan Divo.

Dia sangat percaya akan takdir yang menuntunnya sejauh ini.

Divo pernah sempat tidak ingin menunjukkan dirinya dihadapan Cici saat dia bertemu di MOS saat itu. Tapi, keinginan untuk menemuinya lebih besar ketimbang menjauhinya. Dia tidak bisa melawan kehendak hatinya yang selalu menyuruhnya untuk menemuinya. Bahkan logikanya juga berpikiran yang sama dengan hatinya. Jarang sekali hati dan logika sejalan.

Dan dia juga tidak menyesal telah mengikutinya. Dia malah bersyukur bisa kembali akrab dengan Cici.

"Besok kesini lagi ya." Cici memasang wajah memohon kepada Divo sambil memegang tangan Divo.

"Tapi ada syaratnya." Divo menatap Cici yang yang hanya sebahunya.

"Apa?" Cici antusias.

"Kita selfie dulu!" Divo mengeluarkan ponselnya lalu membuka kameranya. Cici tidak menolaknya, dia malah senang berfoto dengan Divo. Sudah lama engga..

"Nanti kirim fotonya."

"Siap!"

Mereka pun berjalan kearah parkiran. Saat sedang asyik mengobrol dan bercanda gurau, tiba-tiba muncul orang yang membuat mereka tidak dapat berkata.

"Hei."

Cici dan Divo spontan mencari arah sumber suara yang tepat berada dibelakang mereka. Mereka berbalik.

"S-sena?" Cici tidak percaya bisa kembali bertemu Sena disini.

"Hai Cici!" Sena mendekat.

"Kenapa Lo bisa ada disini?" Divo bertanya, nada bicaranya sinis atau bisa dibilang lebih seperti terlihat risih saat melihat Sena yang tiba-tiba saja muncul.

"Emang kenapa? Ini tempat umum kan?" Sena menjawab pertanyaan Divo dengan lebih sinis lagi.

Divo tersenyum miring mendengar jawaban Sena. Cici merasa pertemuan ini tidak terkendali. Sepertinya ada hal yang membuat mereka seperti air dan minyak yang tak bisa disatukan.

"Kalian kenapa kok malah sinis sinisan gini sih?"

"Siapa yang sinis, biasa aja." Sena menjawab pertanyaan Cici sambil menaikkan bahunya.

"Cih." Divo menatap Sena tak suka.

Cici menghela nafasnya. Dia tidak tau harus berbuat apa. Padahal dulu, mereka bisa dibilang tidak pernah terpisahkan. Selalu main bersama, selalu bertekad untuk menolong satu sama lain. Tapi sekarang malah beda.

Pertemuan mereka bertiga malah terlihat sangat canggung saat ini.

☘☘☘☘☘☘☘☘

THANKS FOR READING! DON'T FORGET VOTE AND COMMENT:)


AURORA♕[ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora