Entah kenapa, menurut Cici dia terlihat tampan saat ini.
"Hei."
"Oh, udah siap?" Divo tersenyum manis sekali.
"Udah."
Divo menyerahkan helm kepada Cici.
"Makasih." Cici menerima helm yang diberikan Divo, lalu memasangnya di kepala.
"Pegangan ya." Ucap Divo saat Cici sudah duduk di jok belakang motornya. Dia bisa melihat Cici yang mengangguk dari spion motornya. Bibirnya tersenyum sedikit, hampir tak terlihat.
***
"Lo gapapa nih nunggu sebentar?" Divo menatap Cici yang sedang duduk di taman. Sekolah sudah sepi, hanya meninggalkan anggota OSIS dan beberapa anggota PMR sekolah yang sedang rapat disekolah.
Sekolah memulangkan anak didiknya cepat hari ini karena guru sedang melakukan rapat yang sangat menyita waktu banyak. Jadi, mau tidak mau mereka harus memulangkan anak muridnya.
Cici menganggukkan kepalanya. "Iya gapapa. Tapi, nanti pas pulang mau beli ice cream. Boleh ya?"
Divo tersenyum simpul mendengar ucapan Cici. Entah kenapa dia jadi gemas melihatnya. "Iyaa iyaa, nanti pulangnya kita beli ya."
"Yes!"
Divo yang melihat tingkah Cici jadi makin gemas. Dia pun mengacak-acak pelan rambut Cici. "Yaudah, gue tinggal ya ke dalam. Kalo ada yang gak dikenal jangan mau diajak ngobrol."
"Iyaa. Udah sana pergi kedalam." Cici mendorong pelan lengan Divo.
"Gue diusir nih?" Divo memasang muka melas. Sungguh di dalam hatinya Cici ingin sekali melempar sepatunya, tapi nanti dia malah tidak bisa memenuhi hasratnya untuk membeli ice cream.
"Masuk gak?" Cici memasang wajah tersenyum dengan tatapan mengancam. Divo yang melihat Cici kesal hanya terkekeh lalu berjalan masuk kedalam ruang OSIS.
Cici menyandarkan punggungnya ke bangku yang dia duduki. Angin sepoi-sepoi menggoyangkan daun dan ranting pohon membuat suara gesekan khas pohon rindang yang sangat menenangkan pikiran. Perlahan, Cici menutup matanya. Dia mencoba menikmati udara sejuk yang di tebarkan oleh pohon disekitar taman sekolah.
'Sejuknya.' Batin Cici masih dalam keadaan mata yang tertutup sempurna.
Tanpa sadar Cici menyenandungkan lagu Khalid-Location. Suara pohon tertiup angin makin jelas terdengar saat tiba-tiba saja Cici terlelap. Dia tidak kuasa menahan kantuknya karena udaranya yang sejuk di bawah pohon rindang.
Sementara itu, Divo yang sedang menulis namanya di absen.
"Div, jangan lupa tanda tangan di sebelahnya sama sidik jari sekalian." Ucap Jessica-sekretaris OSIS.
"Mesti ya pake sidik jari?" Divo menatap Jessica terkejut.
"Iya lah." Jawab Jessica cepat.
Divo tidak berkomentar lagi. Dia menuruti apa yang dibilang Jessica tanpa bertanya lagi. Setelah itu, dia langsung pamit pulang karena rapat juga sudah selesai.
YOU ARE READING
AURORA♕[ON GOING]
Teen Fiction⚠️FOLLOW SEBELUM BACA!!!⚠️ Takdir memang suka bermain dengan kehidupan, seperti takdir Cici yang bertemu kembali dengan Divo diwaktu yang tidak disangka. Mereka kembali bertemu dan masih dihantui oleh masa lalu yang kelam. Divo berusaha mencari seb...
♕Thirteen♕
Start from the beginning
![AURORA♕[ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/60544432-64-k75216.jpg)