Ketika ulangtahunnya ke tujuh tahun, Singto melihat ayahnya menusuk dada ibunya dengan pisau. Ayahnya sama sepertinya, ia menangis setelah membunuh ibunya.

Singto melihat tubuh ibunya terbujur kaku ditengah genangan darah.

Singto mendekati ayahnya dan mengatakan :

"Apa ayah ingin menyusul ibu? Aku akan membantu ayah." Singto mencabut pisau dari dada ibunya. Ayahnya kalap. Ia memukul kepala Singto dengan vas bunga.

Singto jatuh pingsan dengan kepala mengucurkan darah. Ayahnya panik dan merasa bersalah. Ia menggantung dirinya tepat diatas tubuh ibunya. Mata pria itu melotot dengan lidah terjulur. Cukup menjelaskan betapa menyakitkan kematian yang dihadapinya.

Seminggu kemudian Singto sadar dari koma-nya. Ia tak kaget ketika pamannya, Nat mengatakan bahwa orangtuanya telah tewas. Nat akhirnya mengadopsi Singto. Merawat Singto selayaknya anak sendiri. Nat adalah pemilik bar dan kashino terbesar di dunia.

Tapi Nat tahu bahwa Singto itu berbahaya. Ia mulai menucuci otak anak itu. Setiap hari Singto harus merasakan tubuhnya diikat, ia dipukuli, dan diguyur air. Ketika kesadarannya menipis Singto mendengar suara musik tenang mengalun. Nat akan membisikkan ditelinganya bahwa ia tak boleh membunuh. Membisikkan bahwa Singto harus menjadi anak manis dan ceria.

Singto memenuni ekspektasi Nat. Ia tak pernah berulah lagi. Singto bagai komputer yang sudah diprogram ulang. Nat semakin menyayangi anak angkatnya itu. Apapun yang Singto inginkan akan Nat kabulkan. Singto menjadi anak yang berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Ini adalah keberhasilan terbesar Nat.

Hari berlalu, usia Singto menginjak 14 tahun ketika Nat mengajaknya berkunjung ke lingkungan kumuh. Menonton pertandingan pertarungan jalanan. Disanalah pertama kalinya Singto bertemu Krist.

Krist yang berusia 19 tahun dan Singto yang berusia 14 tahun. Krist sangat baik, ia asyik diajak bicara dan menyenangkan. Krist tidak akan menolak ketika Singto mengajaknya berkeliling atau sekedar menemani Singto makan es krim.

Nat cukup dekat dengan Krist. Jadi tidak ada alasan bagi Singto untuk merasa canggung.

Krist menganggap Singto selayaknya adiknya sendiri. Singto manis dan ceria. Ia juga begitu naif. Membuat Krist gemas dan selalu ingin melindunginya.

Satu tahun perkenalan mereka, Singto sadar bahwa ia menyukai Krist. Ia menginginkan Krist. Dengan segenap keberaniannya Singto menyatakan perasaannya. Tapi Singto harus menelan kekecewaan ketika Krist menolaknya dengan kasar. Meninggalkan jejak luka yang menganga di hati pemuda itu.

Singto marah dan merasa tidak terima. Ia menantang dirinya sendiri bahwa ia akan membuktikan pada Krist, dirinya tidak bisa diremehkan. Sisi iblis Singto yang terkubur dalam mulai timbul kembali.

Nat meninggal dalam kecelakaan pesawat. Bisnis bar dan kashino pria itu mengalami kemunduran. Masa kelam Singto telah tiba. Perebutan warisan membuatnya tercekik, padahal sudah jelas bahwa ia mewarisi seluruh kekayaan Nat. Hanya saja saudaranya sangat serakah. Mereka menyusun rencana untuk melenyapkan Singto

Tapi terkadang keinginan tak sejalan dengan kenyataan bukan? Ketua organisasi pembunuh bayaran malah menginginka Singto bergabung dengannya. Knott tahu bahwa Singto memiliki potensi, ia bisa melihatnya.

Knott membujuk Singto untuk bergabung dengan organisasinya. Singto saat itu tanpa pikir panjang mengiyakan. Jiwa iblisnya benar-benar tak bisa dikendalikan lagi, jadi Singto merasa bahwa ini adalah tempat yang cocok untuknya.

Disini Singto berkenalan dengan gadis bernama Jan, seorang gadis kecil yang kabur dari tempat pelacuran. Jan bercerita sejak usianya delapan tahun ia sudah dijual ke pria hidung belang. Singto merasa sedikit iba. Keduanya akhirnya berteman. Jan adalah gadis yang cerdas dan jenius. Ia menjadi anggota perempuan pertama yang diterima diterima Knott dengan tangan terbuka.

Singto melewati pelatihan yang melelahkan dan menyakitkan. Knott selalu memberi batasan waktu dua puluh empat detik dalam setiap kegiatannya. Hal ini membentuk Singto menjadi sosok yang cekatan, cerdas, dan dingin.

Singto yang manis dan ceria sudah tidak ada lagi.

Anggota bertambah. Dua anak sepantaran dengan Singto menjadi temannya. Liu dan Bright.

Bright adalah anak juru masak markas, bocah yang tidak pernah serius itu selalu ingin menjadi pilot.

Liu adalah anak buangan yang berasal dari China. Ia sangat bersemangat dan ceria. Liu benar-benar terobsesi pada medis.

Mereka tumbuh bersama-sama. Walau Singto tak dekat dengan keduanya. Bright berhasil menjadi pilot andalan organisasi, sementara Liu berada dibagian medis. Dibawah pengawasan Nudaeng.

Singto dan Jan disatukan menjadi tim. Mereka berdua benar-benar serasi. Saling mengimbangi satu sama lain. Walau sering cekcok dan hampir saling bunuh. Tapi nyatanya hanya Jan yang bisa dekat dengan Singto sejauh ini.

Hari-hari Singto diisi dengan obsesinya pada Krist. Tidak pernah sedikitpun ia melirik para gadis yang mencoba mendekatinya. Bagi Singto berhubungan dengan manusia itu adalah hal yang melelahkan dan rumit.

Penolakan Krist tidak akan pernah dilupakannya. Selalu menyulut rasa marah dan dendam didalam dada. Singto tidak pernah berusaha meredamnya. Disatu sisi ia benar-benar membenci Krist, disisi lain ia tak sanggup melupakan cinta pertamanya itu.

Hingga hari itu datang, ketika Em pagi buta menggilnya. Pria paruh baya itu memberinya misi. Membunuh Krist. Seseorang yang sudah sepuluh tahun tak bersentuhan dengannya.

Singto menerima tawaran itu, baginya ini saatnya membalaskan seluruh dendamnya dimasalalu. Krist harus merasakan hidupnya bagai di neraka, Krist harus merasakan semua kesedihan yang ia pendam sendirian.

Krist harus mati ditangannya. Namun sebelum itu, Krist harus menderita terlebih dahulu. Sampai Krist berpikir bahwa kematian adalah jalan keluar satu-satunya. Ia tidak akan memberikan pilihan pada Krist, karena Krist hanya harus mematuhi semua yang diinginkannya.

Kejam?

Ya, Singto memang seperti itu. Untuk apa memikirkan perasaan oranglain? Jika oranglain bahkan tak pernah memikirkan perasaan nya. Singto hidup untuk dirinya sendiri dan memang seharusnya begitu.

Dan semua berawal dari sana...

TBC
Ehhehehs

Jadi gengs Singto kejam bukan murni karena dia dendam sama Krist. Tapi memang sifat dia aslinya kaya gitu. Iblis.

Ada ga sih anak kecil yang jadi pembunuh? ADA! Aku pernah baca beberapa artikel soal anak kecil jadi pembunuh. Sianjir serem bat mereka :(

Akutu sebenernya prinsipnya gini. Kalo aku dah ngerancang karakter buat kejam. Maka aku buat totalitas. Dari awal-akhir memang dia kejam. Kecuali ya yang ada pesan2 moralnya macem Signal ehew. Jadi kubuat konsisten. So, jangan heran kok Singto kesannya 'sakit' banget.

Fighter [SingtoxKrist]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें