Chapter 01

5.4K 320 100
                                    

Pria bersetelan jas putih dengan name tag 'Kim Taehyung' itu nampak menenteng sebuah kardus dengan kue di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria bersetelan jas putih dengan name tag 'Kim Taehyung' itu nampak menenteng sebuah kardus dengan kue di dalamnya. Berjalan sambil tersenyum mengingat sang kakak sadar setelah operasi tepat dua hari lalu. Tetapi bukan hanya itu yang membuat wajah Taehyung terlihat sangat bahagia, sore ini adalah hari ulang tahun kakaknya. Sang kakakㅡSeokjin, pasti tengah menunggunya di ruang inap bersama dekorasi perayaan bekas tengah malam tadi.

Tungkai itu terhenti tepat di depan pintu, Taehyung menghela napas senang sebelum meraih kenop pintu lalu mendorongnya.

Seokjin tersenyum, duduk bersandar dengan pakaian rumah sakit. Serak saat ia berucap, "Taehyung, darimana saja?" Sepertinya sang kakak baru saja bangun tidur.

Taehyung duduk di tepi ranjang, dengan senyum kotak yang tak hilang semenjak masuk ke ruangan. "Membeli kue khusus ulang tahunmu," tuturnya, lalu meletakan kue di pangkuan Seokjin. "Maaf, semalam aku menghancurkan kuenya ke wajahmu, Hyung."

Seokjin tersenyum menatap ekspresi cemerut adiknya. Kemudian ia berujar santai, "Ey, tidak masalah. Lagipula semalam itu menyenangkan. Kau membangunkanku bak terserang kebakaran. Bermain peluit yang entah kau bawa dari mana sampai telingaku sakit, lalu aku mematikan lilin di tanganmu." Sang kakak tersenyum lagi, kali ini ekspresi Taehyung begitu sendu, hampir menangis. "Semua itu sudah cukup untukku, Taehyung. Keberadaanmu sudah cukup bagiku."

Taehyung mengangguk, menyeka satu tetes air mata dengan jempol kanan lalu membuka kue, memotong dan memakannya bersama.

Saling bersuapan, mereka begitu manis.

"Aku senang kau selamat, Hyung," kata Taehyung sambil mengunyah kue. "Pekerjaanmu benar-benar berbahaya. Sudah kubilangㅡ"

"Sudahlah," timpal Seokjin. "Yang penting sekarang kau bisa melihatku."

Taehyung meraih potongan kue, lalu disodorkan pada Seokjin, dan sang kakak melahapnya tanpa sungkan. "Seminggu lagi Hyung boleh pulang. Sebagai Dokter, aku akan mengurusmu dengan baik," ucapnya semangat. "Kau harus bersyukur karena masih mempunyaiku, Hyung. Beri aku perhatian lebih. Danㅡohㅡaku tidak akan membiarkanmu bekerja sebelum Hyung bisa mengalahkanku di lomba lari."

"Tapi, Tae, Hyung harusㅡ"

"Ssstt, aku tahu kau detektif yang hebat, Hyung. Tapi kali ini aku ingin banyak menghabiskan waktu denganmu. Jadi jangan membantah."

Seokjin mendelik, lalu berdecak. "Ternyata keras kepalamu belum sembuh, ya."

Taehyung mengibaskan tangan sambil berkata, "Keras kepala itu bukan penyakit, Hyung." Kemudian ia terbatuk-batuk karena berucap seraya menelan kue. "Sebentar," lanjutnya menahan batuk lalu melangkah meraih gelas, menuangkan air dari galon. Taehyung bernapas lega setelah meneguk segelas air dengan rakus.

Seokjin hanya menggeleng maklum melihatnya.

Lantas Taehyung membenarkan letak surai yang berantakan, menyapu tangan lalu berjalan ke pintu. "Jangan lupa minum obatmu, Hyung. Aku harus menangani pasien lain. Dah."

Taehyung melayangkan tungkai dengan santai, membungkuk salam pada orang-orang sekitar sambil sesekali menoleh pada jam di lengannya. Hingga seseorang merangkul pundak Taehyung dari arah belakang sampai terkhuyung ke depan.

Ah, manusia kelinci ini lagi, pikir Taehyung setelah melihat cengiran khas dari Jungkook. Mereka berjalan ke ruangan pasien yang letaknya lumayan jauh dari tempat Seokjin.

"Aku berkeliling mencarimu di sekitar rumah sakit ini, tahu. Darimana saja? Berani-beraninya kau mengabaikan pesanku, sialan." Jungkook menggerutu, tetapi Taehyung menjawabnya dengan santai tanpa beban, "Aku baru dari keluar dari tempat Jin-Hyung. Aku 'kan sudah bilang hari ini dia ulang tahun."

Taehyung menoleh pada jungkook yang tak jua menjawab. Wajah temannya tersebut nampak muram dan sendu.

"Taehyungㅡ"

Langkah keduanya terhenti karena mereka sudah sampai di tempat tujuanㅡralat, hanya Taehyung yang harus masuk ke ruangan pasiennya.

"Ya?" tanya Taehyung. "Katakan, kenapa berhenti? Aku harus segera masuk, Jung."

Jungkook memaksakan senyum. "Tidak, tidak jadi. Jangan lupa minum obatmu dan hubungi Dokter Park, oke? Aku juga harus pergi. Permisi."

Taehyung terheran namun ia tidak mengindahkannya. Toh, memang sudah biasa si Jeon bersikap aneh. []

_____________

an: Halooooo!!
Akhirnya kita up chap1
Komen tanggapannya ya, semoga suka 💜💜

Salam sayang,

ksxiluvu & halusinojin.

ENMESHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang