Jamet #15

836 138 156
                                    

[3 Februari 2018. Sabtu, 16:26]

"Pa, kemarin tuh si Naya, pulang malem. Ma--" kata mamake Naya ke Papa Arifin yang lagi ngerjain desain bangunannya.

"Naya." Naya yang lagi bikin teh di dapur pura-pura nggak denger.

"Naya!" Denger nada tinggi papanya malah bikin Naya budek beneran.

"Nayara!"

"Kalo udah panggil Nayara gini panjang urusannya," gumam Naya. "Ya, Pa?" balas Naya sambil ngintip dari pintu dapur.

"Duduk sini." Naya duduk di seberang papanya sambil nunduk kayak pembokat baru. "Jawab yang jujur, kemarin pulang jam berapa?"

"Jam 7 lewat dikit, tapi hampir jam 8."

"Kirain kemarin Papa berangkat lembur kamu udah di kamar loh," kata Papa Arifin membuka sesi ngomelin Naya hari ini. "Kenapa sore Papa WA nggak balas? Buat apa HP mahal-mahal dichat nggak pernah dibalas? Mending dibuang. Kemana aja kamu?"

"M-main sama temen-temen."

"Kemana?"

Jujur kena omel bohong dosa, hadu, batin Naya. "Di rumah Hana," jawab Naya.

"Papa tanya sekali lagi, kemana?" Papa Arifin nutup laptopnya.

"Rumah Hana."

"Coba jawabnya sambil liat mata Papa."

Naya nelen ludah kayak keselek biji salak. "Ke pantai."

"Kan?! Papa tahu kamu, Naya! Kamu nggak bisa bohong ke Papa! Sama siapa aja kamu?"

"Hana, Reece, Blake, George."

"KAMU KE PANTAI SAMA COWOK TIGA PULANG MALEM?! MIKIR APA SIH KAMU, NAY?!" bentak Papa Arifin murka. "GIMANA KALO KAMU DIAPA-APAIN? NGGAK PUNYA OTAK INI ANAK YA!"

"Pa, udah biar--"

"MAMA DIEM AJA! SALAH PERGAULAN INI, NGGAK BISA--"

"MEREKA NGGAK KAYAK GITU, PA!"

Teriakan Naya bikin Papa Arifin diem. Naya lari keluar rumah, nggak peduli sama panggilan Mamake. Rada alay emang kayak sinetron indosiar tapi Naya beneran pengen nangis saat ini juga. Hal satu-satunya yang terlintas di otak Naya adalah telepon Reece.

"Ha-halo..."

/"Halo juga, Naya. Napa woy suaranya kok gitu?"/

"Re-Reece lagi ngapain?"

/"Ini telepon cuman mau nanyain gue lagi ngapain?"/ Reece ketawa. /"Nggak tau daritadi gue ngapain."/

"Main yuk."

/"SERIUS INI SEORANG NAYARA CHAVIA MENGAJAK SEORANG REECE BIBBY MAIN?!"/ teriak Reece yang beneran teriak sampe bikin Naya jauhin HP dari kupingnya. /"Kemana dong?"/

"Kemana aja serah, jemput gue di pos satpam depan komplek. Bawain helm."

/"Reece Bibby meluncur. Tuut... tuut... tuut..."/

"Stress ini bocah, gercep amat," gumam Naya. "Halah stress juga dia yang pertama gue telepon."

"Lah ngapa gue malah nelepon Reece sih?"

"Kenapa gue nggak ke rumah Hana?"

Naya jalan ke pos satpam depan komplek sambil monolog. Nggak sampe sepuluh menit berdiri, dari kejauhan sebuah motor mio j biru bermanuver dengan sangat ekstrim ke arah Naya.

"Tiin... tiin..."

"Maaf, Mas, saya nggak mesen go--REECE??"

"Ganteng-ganteng dikira abang gojek."

Jamet [Reece/NHC]Where stories live. Discover now