Jamet #20

736 129 147
                                    

[6 Maret. Selasa, 06.01]

"Pa, anterin Naya sekarang."

"Tukang ojekmu yang biasanya mana?" tanya Papa Arifin yang lagi santuy minum kopi sambil baca koran pagi-pagi. "Siapa? Reece?"

Jonah yang denger nama Reece disebut langsung noleh. "Ayo, gue anterin." Naya auto senyum ke abangnya yang mendadak perhatian. "Pa pinjem mobil dong."

"Motor aja kenapa sih?"

"Jonah pake kolor doang, Pa. Dingin."

"Kuncinya di atas kulkas."

"Ok. Sip." Jonah langsung berdiri ngambil kunci. "Dah salim belum lo?" tanyanya ke Naya.

"Udah, buruan."

"Jadi tiap hari lo berangkat sama pulang sekolah bareng Reece?" tanya Jonah yang nyetirin Naya ke sekolahnya.

Naya ngangguk. "Hari besoknya setelah dia bilang suka ke gue, Bang. Dia dateng ke rumah jam setengah 6. Di sidang sama Papa, terus akhirnya dibolehin. Papa percaya sama Reece," jelas Naya. "Nggak nyangka sekarang malah jadi gini."

"Lo berangkat pagi banget ngehindarin dia?" tanya Jonah lagi.

"Iya."

"Ngapain dihindarin?"

"Ngeselin dia. Ya yang kemaren itu, dia janjian sama gue terus gue ditinggal ke rumah mantannya. HAHAHAHAHA Lucu."

"Oh jadi nangis gara-gara itu," gumam Jonah. "Ya lo juga salah sih, Nay."

"GUE SALAH APA, JON, PLIS?"

"Kalo lo juga suka sama dia langsung bilang lah. Lah lo malah ngeles," jawab Jonah.

"Ya kan gue nggak yakin gue suka apa nggak!" bentak Naya. "Terus ih semalem dia marah-marah nggak jelas gara-gara gue jalan sama Blake padahal dia sendiri juga lagi sama Anais."

"Bawel ya sekarang," goda Jonah. "Turun."

"Makasih!" Naya buka pintu mobil yang udah terparkir di pinggir gerbang sekolahnya.

"Kok masuk lagi?"

"Tuh." Naya nunjuk arah ke arah Reece yang bonceng Anais mau nyebrang masuk ke gerbang.

"Babyk! Sini lo gue slepet." Jonah mau keluar mobil tapi ditahan sama Naya.

"Stress lo ah mau gebukin orang di sekolah. Dah, samlekom," pamit Naya sambil salim ke abangnya.

Naya jalan ke gerbang sambil masih liatin Reece. "Laper," gumam Naya yang emang belum sarapan.

"Nasi goreng mama kamu enak banget. Sosisnya banyak ih." Suara cewek yang lagi makan di hadapan Reece menggema di kantin, Naya yang juga di kantin cuman bisa pura-pura budek.

"Aku juga jadi mau makan lagi," balas Reece sambil ngerebut sendok yang dipegang Anais.

Aku-kamu an segala sempak, batin Naya sambil jalan ke warung bubur ayam nggak jauh dari tempat Reece.

Naya yang lewat persis di depan Reece sengaja batuk-batuk kenceng. Tapi nggak dinotis.

Invisible amat dah gue.

Dari jauh Naya liat Hana jalan ke arah kantin juga. "Hanaaaaa!" panggil Naya sambil lambai-lambai. Yang dipanggil buru-buru belok ke arah toilet. "Idih, kok kacang?"

Naya memutuskan nggak jadi beli bubur dan balik langsung ke kelas. Kedatangannya yang kayak orang nggak punya semangat hidup malah diketawain sama Tanya dan Mia.

Jamet [Reece/NHC]Where stories live. Discover now