《37》

1.5K 237 128
                                    

warn; sebelum membaca part ini diharapkan untuk mempersiapkan tissue yang banyak.

"Bunda dimana Ming?" Ucap Claire pertama kali seusai sadar dari pingsannya. Mingyu membantu bundanya untuk duduk, kesedihan masih terpancar jelas dimata Mingyu.

"Abang Ming, abang" Claire kembali histeris kala mengingat berita yang tadi ditontonnya.

"Bunda sabar ya, ayah lagi perjalanan kesana"

"Ayo Ming, anterin bunda kesana" tangan Mingyu ditarik oleh Claire yang kini sudah bangkit dari atas kasurnya.

"Bunda masih belum pulih, bunda istirahat nanti biar Mingyu yang susulin ayah"

"Bunda ga mau, bunda mau liat abang"

"Iya bunda, tapi kondisi bunda belum pulih, bunda masih syok"

"Bunda mau liat abang" tangis pilu kembali dicurahkan Claire. Ia terduduk sambil memegang dadanya yang sesak. Mingyu tak tega melihat bundanya menangis seperti ini ikut bergabung membawa bundanya kepelukannya, menumpahkan tangisnya dalam diam.

"Bunda bukan ibu yang baik buat abang, bunda ga bisa jaga abang ming" seluruh tubuhnya bergetar, suaranya serak menyakitkan.

**

Krystal duduk terdiam didalam kamar, menatap kosong kearah balkon kamarnya. Ia menyesal, sungguh. Ingin rasanya ia memaafkan tapi hatinya begitu berat untuk menerimanya semudah itu. Hatinya benar-benar sudah terlanjur dibuat sakit.

Krystal bangkit dari atas kasur menuju dapur untuk mengambil minum, tapi ketika ia mengambil gelas dari atas rak tangannya tiba-tiba tergelincir dan gelas itu pun jatuh hancur kelantai. Diambilnya satu persatu pecahan beling dilantai, membuangnya kedalam plastik. Pecahan terakhir diambilnya dan akan dimasukkan kedalam plastik, tapi belum sampai masuk kedalam tangannya tiba-tiba mengeluarkan cairan berwarna merah, tangannya terluka karna serpihan kaca terakhir.

Tangannya terasa perih, tapi hatinya lebih terasa tertusuk jutaan keping kaca tajam, rasa itu masih belum ada apa-apanya daripada rasa hatinya saat ini. Dilain sisi, hatinya hancur karna Kai dan juga rasa bersalah karna tidak bisa memaafkan Kai. Krystal menangis lagi, air matanya turun tak terduga. Perasaannya gelisah, tapi ia tidak tahu sebabnya. Ponselnya berdering diatas nakas, Krystal meraihnya menggunakan sebelah tangannya yang tidak terluka.

Mama Cla is calling

Kerutan Krystal tercetak jelas saat membaca siapa si pemanggil, dengan cepat ia menggeser tombol hijau pada layar.

"Halo ma"

"K-krystal"

"Mama kenapa? Mama nangis?"

"Kai, Kai Krystal"

"Iya ma ada apa?"

"Kai kecelakaan Krys" terdengar suara isakan dari seberang telfon, Krystal mematung.

"Halo kak Krys, ini Mingyu"

"Kak"

"Halo?"

"Kak Krystal"

Dunianya kini mulai berputar, tak sadar airmatanya turun mengalir dengan deras, tidak ada isakan didalam tangis itu. Ia membuka lagi kolom chat terakhir yang dikirimkan oleh Kai untuknya.

My big bear
Maaf.
Aku mencintaimu.

Krystal menangis sejadi-jadinya setelah melihat chat terakhir yang dikirim Kai 1 jam lalu. Tenggorokannya tercekat menahan tangis, dadanya bergemuruh, separuh nyawanya seperti terhempas ke udara. Ia tidak bisa diam di tempat, ia harus menemui Kai. Beberapa kali Krystal berhenti disepanjang lorong jalan, kakinya benar-benar lemas ia tidak sanggup berjalan. Dengan segenap tenaga tangannya mulai merambat ke dinding mencari pegangan untuknya berjalan. Krystal berjalan dengan terseok-seok menuju kearah mobilnya, dengan sisa tenaga ia membuka mobil dan duduk didalamnya. Ia tak langsung bergegas melajukan mobil, Krystal menangis lagi didalam mobil.

Dáisy Where stories live. Discover now